Setelah kejadian kemarin malam tentang Hanni, seharian ini Suci terus saja diam.
Dia terus memasang wajah jutek dan tak mau diajak bicara.
Bahkan ketika makan malam berlangsung Suci masih membisu.
Hal itu membuat Mars jadi serba salah.
Meski dia tak juga menyerah untuk merayu Suci supaya berhenti ngambek.
Seperti biasa, setelah melakukan aktifitas malam sebelum tidur, cuci muka dan gosok gigi, Suci keluar dari kamar mandi dan hendak tidur.
Suci masuk ke dalam selimut di mana Mars sudah menunggunya.
Lelaki itu langsung merangsek dan memeluk tubuh Suci dari belakang.
"Ih, apaan sih? Lepas nggak!" kata Suci dengan wajah kesal. Dia berusaha melepas tangan Mars yang melingkar di perutnya.
Mars tetap bertahan. Bahkan dia semakin mempererat pelukannya. "Aku minta maaf," katanya setengah berbisik. Mars bicara dengan bibirnya yang hampir menempel di telinga Suci, membuat tengkuk Suci merinding.
"Bosen ah dengernya! Seharian ini kamu udah minta maaf puluhan kali tapi kamu tetep aja nggak mau jelasin ke aku tentang sejauh apa hubungan kamu sama Hanni selama ini, aku inikan istri kamu, Mas. Aku berhak tau," tutur Suci meluapkan emosinya.
Mars terdiam sesaat, masih mencoba berpikir hal apa yang seharusnya dia katakan pada Suci.
Jika kenyataannya Suci tahu kalau Venus dan Hanni tinggal bersama dalam satu apartemen, ada kemungkinan Suci juga tahu sejauh apa hubungan antara dua manusia itu. Mungkin Suci hanya ingin mendengar kejujuran Venus saja.
"Kalau aku bicara jujur, apa kamu akan tetap marah?" tanya Mars setelah cukup lama berpikir.
Suci tidak langsung menjawab. Perempuan itu malah berbalik badan menghadap Mars, di rabanya lembut wajah Mars. "Aku lebih suka kejujuran walau pahit, dari pada kebohongan yang manis," ungkap Suci.
"Aku emang udah pernah tidur sama Hanni," ucap Mars pada akhirnya.
Mars tidak menyesali perkataannya. Setidaknya Suci memang berhak tahu kebusukan suaminya sedikit demi sedikit.
Lelaki seperti Venus itu memang perlu diberi pelajaran supaya tidak semena-mena memperlakukan perempuan tidak berdaya macam Suci.
Suci merasa jantungnya berhenti berdetak ketika mendengar pengakuan Mars. Lelaki yang dia anggap suaminya.
Tidak salah apa yang diakui Hanni waktu itu.
Rasanya memang sangat mustahil jika dua orang manusia berlainan jenis hidup dalam satu atap yang sama tanpa melakukan apa-apa, terlebih di zaman serba modern begini.
Meski sejauh ini yang Suci ketahui tentang sosok Venus adalah, dia lelaki yang baik. Sopan, ramah, dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya.
Begitulah kiranya hal yang dikatakan oleh Adhiguna tentang sosok Venus kepada Suci.
Atau mungkin, jangan-jangan...
Tiba-tiba saja sekelebat pikiran muncul dalam benak Suci.
Mengenai alasan mengapa Venus tak pernah membalas ucapan cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)
RomansaArea Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura-pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma...