Banyak aktifitas seru nan romantis yang dilakukan Mars dan Suci hari ini di Maldives.
Antara lain, berjalan kaki melintasi hutan tropis. Menikmati petualangan laut dengan mencoba berbagai macam olahraga air, seperti snorkeling, kayak mau pun diving.
Makan siang romantis di tepi samudra sambil menikmati sejuk angin sepoi-sepoi di tengah nuansa indah alam Maldives.
Dan terakhir, Mars mengajak Suci untuk melakukan perjalanan dengan perahu. Menelusuri perairan laut biru yang tenang sambil menikmati nuansa jingga langit Maldives di waktu senja.
Rona keemasan yang terpancar dari sang raja langit, begitu memanjakan mata. Menentramkan jiwa.
Saat itu, Mars dan Suci duduk bersisian saling merangkul menghadap ke arah matahari terbenam. Kepala Suci bersandar nyaman di bahu Mars.
"Pemandangan alam di sini memang luar biasa indah, Suci," puji Mars yang kagum akan pesona alam Maldives yang menakjubkan.
Bibir mungil Suci mengerucut, tangannya meraba ke belakang dan menarik tengkuk Mars, membuat kepala lelaki itu tertunduk.
"Indah mana sama aku?" tanya Suci diiringi tawa kecil.
Mars tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi-gigi putihnya yang rapi. "Coba sini, aku lihat dulu," ucap lelaki itu seraya menegakkan posisi tubuh Suci dan membalik ke arahnya, sehingga posisi Suci kini berubah menghadap Mars dan duduk di pangkuan lelaki itu.
"Nahkan, kalau begini, aku bisa bandingin lebih indah pemandangan Maldives apa wajah kamu," lanjut Mars lagi seraya mencuil ujung hidung Suci yang mancung.
"Terus, apa dong jawabannya?" tanya Suci menunggu dengan tidak sabar.
"Kiss dulu," balas Mars menggoda.
Bibir Suci mencebik, tangannya memukul bahu sang suami sambil berseru, "mesum!"
Mars tertawa melihat wajah polos dan merona Suci. Digenggamnya kedua tangan Suci dengan penuh kelembutan. Ditatapnya wajah Suci yang cantik.
"Kamu dan semua pemandangan indah yang mengelilingi kita itu semua ciptaan Tuhan. Kalian indah dengan porsinya masing-masing. Bedanya, keindahan langit Maldives bisa dinikmati semua orang, tapi kamu," Mars menjeda kalimatnya. Ditariknya pinggul Suci agar tubuh wanita yang duduk di atas tubuhnya itu lebih membungkuk, "cuma bisa dinikmati sama aku aja, nggak boleh selain aku!" tambahnya setengah berbisik.
Suci meraba wajah Mars yang memang terasa begitu dekat. Dia mengecup kening Mars satu kali.
"Dulu, satu permintaan aku jikalau Tuhan memberikan kesempatan padaku bisa melihat lagi, aku ingin sekali melihat kedua wajah orang tua angkatku sebagai orang pertama yang kulihat, tapi sekarang, semenjak ada dirimu, aku bahkan tak hentinya berdoa agar Tuhan memberikan aku kesempatan untuk melihat kembali. Aku ingin melihat wajahmu, Mas. Ingin sekali," ucap Suci mengungkapkan perasaannya.
"Kalau wajahku ternyata jelek bagaimana? Bola mataku juling, bibirku sumbing, kulitku hitam dan telingaku lebar? Apa kamu masih mau denganku?" tanya Mars bergurau.
"Mau, yang penting milikmu di bawah sini, masih bisa bekerja dengan baik," bisik Suci yang membuat tawa Mars kali ini pecah.
"Kalau soal itu nggak perlu diragukan lagi. Mau coba berapa ronde semalam? Aku sanggup," celoteh Mars meladeni gurauan Suci.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)
Любовные романыArea Dewasa 21+ Harap Bijak dalam memilih Bacaan ***** Sebuah iklan di internet, akhirnya membawa seorang Mars terlibat sebuah perjanjian dengan Venus. Yakni perjanjian untuk berpura-pura menyamar menjadi Venus dalam kurun waktu tiga bulan. "Lo cuma...