13 - FLASH BACK I - JANJI SEORANG VENUS

664 68 39
                                    

Malam kian larut.

Tapi Venus masih asik berkutat dengan lamunannya di dalam mobil yang dia parkir di tepi danau.

Dering ponselnya terus saja berbunyi tapi tak juga dia hiraukan.

Tatapannya terus tertuju lurus ke depan. Ke hamparan danau luas dihadapannya. Dia mencengkram kuat setir mobilnya dengan ke dua tangan. Menunduk dalam tangis penyesalan.

Salivanya tertelan dan rasanya sangat pahit. Sepahit nasibnya saat ini.

Satu titik air mata lelaki itu terjatuh.

Venus buru-buru menyekanya seraya meraup wajah kasar, lalu dia membuka pintu mobilnya. Hawa dingin angin malam seketika menerpa tubuhnya kala itu.

Lelaki itu berjalan ke tepi danau dan terduduk sendirian di sana. Dia duduk di atas rerumputan. Hamparan langit biru yang menggelap seolah menjadi pelindung kegelisahannya.

Bukankah seharusnya, malam ini menjadi malam paling bahagia dalam hidupnya?

Bukankah seharusnya, malam ini menjadi malam paling indah bagi dirinya bersama Suci?

Sesuatu yang bahkan telah menjadi impian Venus sejak lama.

Lebih tepatnya sejak usianya masih remaja.

*

"Heh cupu! Ngapain lo duduk di sini? Lo nggak tau ini tuh tempat duduk khusus anggota Geng Dragon?" seorang lelaki berseragam SMA menarik kerah seragam lelaki yang kini duduk di salah satu bangku kantin sekolah.

Dia Erick, pemimpin geng Dragon yang terkenal di seantero sekolah SMA 01 Jakarta. Dia datang bersama kawanannya ke kantin selepas pertandingan basket di lapangan sekolah.

"M-m-ma-ma-af Kak, saya nggak tau. Sayakan anak baru di sekolah ini," ucap lelaki itu dengan wajah ketakutan.

Salah satu teman Erick yang berdiri di belakang tampak mendekat dan membisikkan sesuatu ke telinga Erick.

Erick tersenyum miring. Dia memperhatikan lelaki cupu yang kini ada dalam cengkramannya dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Jadi, lo anak baru yang namanya Venus? Lo saudaranya Suci?" tanya Erick dengan wajah tak percaya.

Lelaki dihadapannya yang ternyata bernama Venus itu mengangguk.

Erick melepas cengkramannya di kerah seragam sekolah Venus. Dia tertawa terbahak-bahak. Tawa yang diikuti oleh tawa beberapa lelaki lain di belakang.

"Asal lo tau ya, Suci itu udah nolak gue sepuluh kali! SEPULUH KALI!" ucap Erick di sisa tawanya. Tatapannya kembali tajam dan bengis. "Tapi sayangnya, gue nggak bisa berbuat kasar sama cewek, jadi..." Erick melirik ke arah kawan-kawannya.

Hingga setelahnya, mereka menggiring Venus ke belakang sekolah dan menjadikan Venus bulan-bulanan kekesalan mereka terhadap Suci.

Suci, cewek most wanted yang menjadi idola cowok-cowok seantero sekolah SMA 01 Jakarta.

Suci, cewek yang terkenal angkuh karena kecantikannya.

Suci, satu-satunya cewek yang berani menolak Erick, cowok paling tajir, keren, ganteng sekaligus berkuasa di sekolah itu.

*

"Aduh!" Venus mengaduh saat Suci mengobati beberapa luka lebam di wajah lelaki itu. "Pelan-pelan dong, sakit," kata Venus lagi. Tatapannya tak lepas dari Suci.

Suci masih memasang tampang kesal. Dia kesal pada Erick karena sudah bersikap semena-mena lagi di sekolah.

"Lo itu kenapa sih diem aja? Lo kan lelaki Nus! Lawan dong, jangan jadi pengecut begini! Lo keluar dari sekolah lo yang lama karena lo nggak tahan jadi korban bullyan di sana. Sekarang lo udah pindah sekolah ke sekolah gue, tapi lo masih juga jadi korban bullying! Lo itu harus lebih berani jadi cowok! Katanya lo janji bakal jadi pelindung gue kalo udah besar nanti? Mana bukti janji lo itu? Masa sama Erick aja kalah?" cecar Suci menumpahkan kekesalannya.

"Erick mainnya keroyokan, Suci..." jawab Venus dengan wajah meringis.

"Ahk, dulu lawan Theo yang cuma sendirian juga lo kalah!" bantah Suci keki. Dia melempar kapas di tangannya ke dalam kotak obat. Lalu terdiam cukup lama dengan wajahnya yang menunduk.

Suci menangis.

"Kok lo nangis sih?" tanya Venus serba salah.

Suci mendongak, lalu memeluk Venus erat.

"Gue itu sayang Nus sama lo! Gue nggak mau lo itu terus-terussan kayak gini! Dari kita masih SD, lo selalu jadi korban bullyan di sekolah karena lo itu penakut! Bisa nggak sih lo itu berubah?" Suci melepas pelukannya. Lalu menyeka air matanya sebelum dia kembali melanjutkan perkataannya.

"Kalau emang lo nggak bisa berubah untuk diri lo sendiri, lo harus berusaha berubah demi gue!"

Venus tertegun.

Dipandangnya wajah Suci dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Emangnya, lo mau gue berubah jadi seperti apa?" tanya Venus pelan setelah dirinya terdiam cukup lama.

"Jadi lelaki sejati! Pemberani! Dan tunjukin sama cewek-cewek yang ngatain lo cupu kalau lo itu lelaki yang punya tampang nggak kalah cakep dari Erick! Tunjukin ke mereka kalau lo juga bisa jadi seperti Erick! Patut digilai cewek-cewek buta itu!" tegas Suci yakin.

Venus tersenyum. "Emang menurut lo gue ganteng?"

Suci memperhatikan kembali penampilan Venus yang memang terlihat cupu.

Dia mengacak sedikit rambut Venus yang di sisir klimis rapi dengan minyak rambut. Mengeluarkan sedikit seragam Venus yang dimasukkan rapi. Membuka satu bagian kancing teratasnya.

"Nah kalau beginikan, lo keliatan lebih keren," kata Suci dengan mengacungkan satu jempol ke arah Venus.

Dan Venus tersenyum.

"Mulai sekarang, gue janji, gue bakal berubah sedikit demi sedikit. Demi lo, Suci..."

Karena gue juga sayang sama lo...

Bisik Venus membatin.

Hari itu, Venus sangat bahagia.

Suci telah mengungkapkan perasaannya dengan sangat jelas dan Venus tak akan mengecewakannya.

Venus berjanji, demi Suci dia akan berubah.

Dia akan berubah menjadi lelaki sejati seperti yang Suci inginkan.

*****

Buat kalian yang suka dengan cerita ini, Yuk Vote dan koment yang banyak, supaya Author lebih semangat nulisnya...

Salam Herofah... 🙏😘😍

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang