17 - SESUATU YANG DISEMBUNYIKAN

465 62 20
                                    

Seharian ini kegiatan Mars dan Suci cukup padat.

Mereka puas menikmati suasana pantai berhias pasir putih yang membentang dari ujung ke ujung.

Berselfie ria dengan berbagai spot menarik.

Hampir semua aktivitas di Maldives terasa menyenangkan jika dilakukan bersama sang pasangan tercinta.

Itulah yang dirasakan Suci saat ini. Perhatian Mars dengan segala keromantisan lelaki itu membuat hati Suci kian meleleh.

Meski pun kegiatan mereka hanya berlayar di perairan biru dengan perahu atau sekedar berjalan-jalan santai di pantai, namun bagi Suci tak ada pengalaman yang lebih indah dari hari ini. Suci sangat menikmati kebersamaannya dengan sang Suami.

Ada sejumlah pulau cantik di Maldives, seperti Pulau Male, Pulau Hulhumale, Pulau Biyadhoo, Pulau Finalhohi, Pulau Maafushi, dan masih banyak lagi. Setiap pulau memiliki daya tarik tersendiri. Seperti halnya pulau yang sesorean tadi berhasil di eksplor oleh Mars dan Suci.

Menjelang waktu maghrib, perahu layar mereka pun beranjak dari tepi pantai untuk kembali ke penginapan.

Roger selesai dengan tugasnya memandu sang pasangan, lelaki berusia 42 tahun itu pun kembali ke resort miliknya. Membiarkan Mars dan Suci melanjutkan kegiatan mereka di dalam ruangan tertutup. Seketika, pikiran Roger mulai melayang ke arah yang tak wajar.

Lelaki itu tersenyum mesum. Tak henti dia mengagumi keberuntungan Mars. Pasti lelaki itu sudah sangat puas menikmati tubuh aduhai sang bidadari cantik macam Suci.

Ah, membuat iri saja!

Sepertinya, gue juga harus menyewa wanita malam di Maldives, supaya malam ini gue juga bisa bersenang-senang.

Gumam Roger dalam hati.

Setelah seharian tadi Mars terus menghubungi Venus melalui pesan yang dikirimnya, akhirnya pada malam hari Venus baru membalas pesan-pesan itu.

Dari sekian banyak pesan yang dikirim Mars, Venus hanya membalasnya dengan satu kalimat pendek.

Venus

Itu bukan urusan Anda!

Mars berdecak kesal masih dengan tatapan yang tertuju ke layar ponselnya.

Saat itu Mars baru selesai mandi, dia duduk di tepi kolam renang kecil yang berada di dalam penginapannya.

Sesekali kepala Mars menoleh ke arah pintu kamarnya, takut-takut Suci tiba-tiba muncul.

Dengan cekatan, Mars mengirim pesan balasan. Dia benar-benar dibuat jengkel oleh tingkah Venus.

Mars

Saya mau bicara, bisa telepon balik?

Tak lama, Venus membalasnya.

Venus

Aku sibuk!

Mars semakin kesal.

Mars

Seharian ini saya kayak orang bego di depan Suci. Obrolan saya sama dia jadi banyak nggak nyambungnya, gara-gara saya nggak tau apa-apa tentang masa lalu Anda sama Suci. Ya, saya sih nggak akan masalah kalo memang Anda nggak mau kasih tau, tapi jangan salahin saya kalau tiba-tiba saya asal bicara, terus Suci curiga. Bukan urusan saya kan? Oke fine!

Mars mengirim pesan itu dengan hati diliputi emosi.

Bisa-bisanya Venus bilang kalau Mars harus berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat Suci curiga tapi dia sendiri tidak mau terbuka pada Mars. Egois betul laki-laki bernama Venus itu! Umpat Mars dalam hati.

Mars hendak bangkit dari duduknya ketika tiba-tiba ponselnya berdering.

Sebelah alis tebal Mars naik saat dia mendapati nama Venus tertera di sana.

Venus calling...

Mars berjalan keluar penginapan untuk menjawab telepon Venus setelah memastikan keberadaan Suci di kamar.

"Ya Halo?" ucap Mars membuka percakapan saat dirinya kini sudah berada di luar penginapan. Dia berjalan menapaki jembatan kayu yang divbawahnya adalah lautan.

Luaran kemeja hitam yang dipakainya terlihat berayun tertiup angin malam yang cukup kencang.

"Apa yang mau Anda tahu dariku?" tanya Venus langsung to the point. Venus bukan tipikal laki-laki yang suka berbasa-basi dengan orang asing.

"Semuanya," jawab Mars singkat. Dia bisa mendengar tawa Venus di sana.

"Sebenarnya apa sih yang menjadi masalah Anda, Mars? Tugas Anda di sana itu cuma tidur sama Suci, buat Suci hamil, jadi buat apa sekarang Anda perlu tahu tentang hubungan masa laluku sama Suci? Kalau pun Suci membahas itu pada Anda, Anda kan bisa mengalihkan pembicaraan. Atau Anda nggak perlu tanggapin omongan Suci. Semua hal itu mudah kalau Anda pintar mengakalinya," jelas Venus panjang lebar.

Mars tersenyum kecut. "Kalo begitu, saya hanya ingin bertanya, Anda cuma perlu menjawab."

Tak terdengar suara Venus di sana.

Mars menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia pun bertanya.

"Tadi Suci membahas tentang masalah kecelakaan. Kecelakaan yang mengakibatkan dia buta, lalu kedua orang tuanya meninggal waktu dia berumur lima tahun. Selain itu, dia juga bilang kalau dia itu hilang ingatan. Kenapa Suci bisa sampai hilang ingatan?" tanya Mars.

Cukup lama Mars menunggu Venus membuka suara. Mars sampai berjalan mundar-mandir di tempatnya berdiri.

"Tiga tahun yang lalu, aku dan Suci mengalami kecelakaan. Itulah sebabnya ingatan Suci hilang, karena kecelakaan itu," cerita Venus, singkat, padat dan jelas.

Mars mengerutkan kening.

Tiga tahun lalu?

Pikiran Mars pun melayang tak tentu arah. Hingga dia berhasil mengambil sebuah kesimpulan yang diyakininya benar.

"Jadi, maksud Anda, Suci pernah mengalami dua kali kecelakaan sebelumnya? Kecelakaan pertama, menyebabkan dia buta lalu orang tuanya meninggal dan kecelakaan kedua, menyebabkan dia hilang ingatan? Begitu?" tanya Mars kemudian, tapi sialnya belum selesai Mars bicara, Venus sudah lebih dulu memutus sambungan teleponnya.

Mars tersenyum kecut sambil menatap layar ponselnya.

Dia menangkap adanya sesuatu yang janggal di sini.

Sepertinya ada sesuatu yang sedang Venus dan keluarganya sembunyikan dari Suci.

Mars harus mencari tahu, apa sesuatu itu.

*****

Penasarankah???

Kuy di vote dan koment yg banyak...

Salam Herofah...

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang