2 - IKLAN DI INTERNET

1.3K 99 40
                                    

Marcello Antariksa

Marcello Antariksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

MASA SEBELUM PROLOG...

Kriiinggg...

Bunyi weker tua itu berdering memekik telinga.

Mentari pagi terlihat berpendar dari balik gorden usang biru tua di dalam petak kontrakan sederhana itu. Cahayanya mengena tepat ke arah sesosok tubuh lelaki yang saat itu sedang terlelap dalam tidurnya.

Selimut tipis yang tadinya menutupi tubuh lelaki di atas kasur busa itu tersingkap. Sebuah tangan merayap mencari asal muasal bunyi berisik di dalam ruangan itu. Di tekannya tombol off untuk mematikan alarmnya.

Sayup-sayup kedua mata bening milik sang lelaki pun terbuka. Dia meraup wajahnya dengan sebelah tangan lalu perlahan bangkit dari kasurnya.

Tubuhnya masih terasa linu setelah semalam tadi dia habiskan untuk bekerja secara part time di sebuah club malam sebagai seorang cleaning service.

Marcello Antariksa, biasa dipanggil Mars.

Dia seorang lelaki dewasa berusia dua puluh lima tahun yang masih melajang.

Kesibukannya bekerja membuat Mars tak memiliki waktu untuk sekadar mencari pacar atau PDKT dengan lawan jenis. Semua pekerjaan disabetnya tanpa berpikir dua kali. Full time dalam waktu satu minggu dia bekerja dari pagi sampai malam, bahkan terkadang sampai pagi lagi, tanpa ada libur.

Dan semua itu dia lakukan bukan tanpa alasan.

Nugrahita Dwi Sari, adik semata wayangnya, sekaligus satu-satunya sanak saudara yang dimilikinya kini sedang sakit parah dan harus segera di operasi.

Hita mengalami gagal jantung sehingga harus menjalani perawatan di ICU sejak satu bulan yang lalu. Sementara Mars yang seorang yatim piatu dan hanya lulusan SMA tak mempunyai pilihan lain selain mencari pekerjaan tambahan agar bisa melunasi seluruh biaya perawatan medis adiknya.

Belum lagi untuk biaya operasi nanti yang di gadang-gadang bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Jika sudah memikirkan hal itu, Mars hanya bisa tersenyum getir. Tapi demi adiknya, Mars tidak akan menyerah. Tak perduli selelah apa pun dia bekerja, Mars akan terus berusaha keras demi terkumpulnya uang itu dan berharap akan kesembuhan Hita.

Pagi ini seperti biasa Mars selalu menyempatkan diri mengunjungi rumah sakit untuk sekadar tahu kondisi kesehatan sang adik. Dan lagi, kebetulan juga pagi ini dia ada janji untuk bertemu dengan dokter Jihan yang selama ini menangani Hita di rumah sakit.

Setelah merasa nyawanya sudah terkumpul, lelaki berperawakan jangkung itu pun beranjak dari atas kasurnya untuk segera mempersiapkan diri.

Sebab, selepas dari rumah sakit nanti, pekerjaannya di warnet, di cafe dan di Club malam sudah menanti.

WANITA BUTA DAN SUAMI BAYARAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang