54.

56 12 12
                                    

"Benarkah!?" Ryubi sempat terlonjak dari duduknya ketika ia mendapatkan chat dari adik perempuannya yang hanya terpaut satu tahun.

"Apanya?" tanya Koki yang duduk tak jauh darinya.

"Aku mendapat chat dari adikku. Dia bilang kalau keluarga kita semua baik-baik saja." Beberapa kali Ryubi mengucek matanya. Memastikan pesan itu bukanlah halusinasinya.

"Benarkah!?"  Sougo yang kebetulan lewat dibelakang mereka refleks mendekat.

"Dia bilang mereka semua sedang ada di Okinawa. Ternyata gadis-gadis itu sengaja membawa mereka kesana agar orang yang menyuruhnya mengira bahwa mereka benar-benar sudah dibunuh," jelas Ryubi.

"Kabar baik! Aku akan memberitahu Raku!" Sougo dengan mata berbinar bersiap untuk menyusul Raku.

"Memang Raku dimana?" tanya Koki.

"Menurutmu, siapa yang merawat peliharaan kalian selama ada disini kalau bukan Raku?"

"Heh! Aku merawat Ham dan Bacon sendiri tahu!" kesal Koki.

(Eh, hamsternya Koki namanya Ham
sama Bacon kn? Tlg koreksi klo slh)

"Bodoamat, aku permisi."

Lalu dering ponsel Koki membuatnya tidak lagi menyahuti Sougo. Ia menatap layar ponselnya yang tertera nama Tomoya sedang menelpon.

"Bagaimana?"

"Setidaknya aku, Jean-kun, Shunta, dan Yewon aman. Kalian yang dirumah bagaimana? Rumah Hayate-kun masih utuh, kan?"

Koki mendengus kesal. Tapi kemudian Ryubi menyenggol lengannya, menyuruh Koki memberitahu kabar tentang keluarga mereka.

"Oh ya, aku ada kabar baik."

"Kabar baik apa?"

"Keluarga kita semua baik-baik saja. Tolong sampaikan pada yang lainnya."

.

Yerin menghela napas panjang. Ia sudah menggeledah Eunha, memastikannya tidak memiliki senjata lagi. Lalu ia mengeratkan simpul yang mengikat gadis itu.

Yang ia lihat sekarang Eunha belum membuka matanya lagi. Ia sudah melihat Umji dibawa keluar oleh Jean dan yang lainnya. Sekarang ia harus memastikan Jinto dan yang lain berhasil mengeluarkan Sinb.

Ia mengedarkan pandangannya lalu perlahan berjalan meninggalkan Eunha yang terduduk bersandar.

Sejauh ini suasana sangat sepi. Belum ada lagi tanda bahwa ada musuh yang mengintainya. Gadis itu akhirnya kembali berhenti.

Beberapa langkah didepannya ada kerumunan orang yang ia kenali. Sedang kompak menatap pada satu objek yang belum dapat Yerin lihat. Perlahan gadis itu kembali mendekat.

"Kenapa, Haruki?" Suara Jinto terdengar sedikit bergetar ketika mengucapkan itu.

Raut sedih dan kecewa juga tidak Jinto sembunyikan dari wajahnya. Ia benar-benar kecewa pada orang yang sekarang sudah menurunkan pistolnya bersamaan dengan kepalanya yang menunduk.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang