25.

51 7 4
                                    

^si bungsu Raku Shibazaki (SuperDragon)
DoB : 28th April 2004.

____________________________________

Pintu rumah dibanting keras dan membuat gadis yang sedang duduk di ruang tengah itu menoleh.

Dengan cepat Yuju menarik paksa lengan Sinb agar ia berdiri, "apa maksudmu?!"

"Hah?"

"Ini ulahmu, kan?! Kenapa sekarang kau membawa-bawa kami juga?!"

"Tunggu!" Sinb melepaskan cengkeraman Yuju pada lengannya, "aku tidak paham maksudmu."

"Pengkhianat," lirih Umji, "apa sebenarnya maumu?"

"Hah? Kalian bicara apa?"

Yuju membuka galeri ponselnya dan menunjukkan sesuatu, "kami menemukannya, tahu."

Sinb mengamati foto di ponsel Yuju, "itu bukan tulisanku!"

"Lalu siapa pengkhianat yang bisa menulis hangeul disini?" Sinis Yuju.

"What theー baiklah, aku pengkhianat, kan? Kalau begitu aku akan pergi dari sini," Sinb sedikit berlari ke kamarnya dan mengemasi barangnya.

Beruntung ia punya banyak tabungan hasil 'pekerjaannya' selama ini, jadi ia tidak perlu bekerja lagi.

"Halo, kau sibuk? Bisa carikan aku apartemen kecil?" Sinb mengangguk setelah mendapat jawaban dari seberang telepon.

Satu koper ternyata cukup untuk menyimpan semua pakaiannya yang ada di lemari. Ia lalu mengambil ransel besar dan memasukkan sisa boneka pandanya ke dalam.

"Sinb, kau yakin?" entah sejak kapan, Yerin sudah bersandar di pintu kamarnya.

"Aku yakin. Satu apartemen kecil cukup untuk kutempati sendirian.

Sinb lalu berdiri dan mulai menyeret kopernya.

Ia tidak perlu mengatakannya, tapi ia tahu kalau di sekolah besok, mereka tidak akan menyapanya. Jadi itu bukan masalah.

Yuju mengamatinya berjalan sampai ia membantin pintu rumah itu cukup keras.

"Kalian tahu, dia itu juga partner kita," ujar Yerin sambil menuruni tangga.

"Aku tahu. Tapi kalau sampai mengancam kita, aku tidak mau," balas Yuju.

"Ya sudahlah. Terserah kalian," Yerin berbalik kembali keatas menuju kamarnya.

"Yuju, apa dia benar-bebar pembunuhnya?" lirih Umji.

"Kita lihat saja pembuktiannya nanti."

.

Disini dia akan tinggal mulai saat ini. Untung saja dia memiliki rekan yang dengan senang hati meminjamkan apartemennya untuk Sinb tinggali.

Meminjamkan? Ya, itu karena memang apartemen itu sudah tidak ditempati.

Sinb meletakkan kopernya disamping ranjang dan mulai mengeluarkan isinya.

Diam-diam salah satu sudut bibirnya tertarik keatas, membuatnya tersenyum miring.

"Akhirnya aku bebas," gumamnya.

Apartemen ini bisa dibilang cukup luas dan tidak berada di lingkungan yang kotor.

Sinb berjalan pelan menuju balkonnya dan dibawahnya langsung terlihat sebuah taman bermain untuk anak-anak.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang