5.

103 16 3
                                    

^Sinb.

_________________________________

"Menurut kabar yang kudengar. Silver Kimi sedang mencari tahu siapa pembunuh bosnya yang lama," ujar Yuju sambil mengambil yoghurt dari dalam lemari es.

Walau begitu, ia yakin bahwa teman-temannya yang sedang duduk di sofa ruang tv itu dapat mendengarnya.

"Aku tahu," ujar Yerin.

"Oh ya. Aku dapat info kalau pemimpin baru mereka itu masih bocah," sambung Yuju sambil ikut duduk dengan mereka.

"Bocah itu berarti dia masih sekolah," sahut Sinb.

"Pim pom! Dia memang masih sekolah," ujar Yuju.

"Jangan bilang kalau dia satu sekolahan dengan kita," tebak Umji.

"Pim pom lagi! Kau benar."

Sontak ketiga orang itu menatap Yuju dengan tatapan tidak percaya.

"Kau tahu siapa orangnya?" Tanya Yerin mewakili Sinb dan Umji yang hanya mengangguk.

"Sayangnya tidak. Yang jelas kita harus hati-hati. Bisa jadi mereka juga sudah tahu kalau kita berada satu sekolah dengan pimpinan baru mereka."

.

"Ah, jadi para pembunuh itu sekolah juga ya," ujar seorang laki-laki dengan ponsel di telinganya.

"Benar. Masih belum dapat dipastikan berapa jumlah mereka, Silver," sahut suara dari telepon.

Para anggota mafia tersebut memang memanggil pimpinan mereka dengan panggilan Silver untuk menghindari menyebut namanya.

"Merepotkan. Coba cari tahu lebih dalam lagi. Lakukan apapun untuk menembus pertahanan mereka," ujarnya sambil memutuskan sambungan telepon sepihak.

"Aku jadi penasaran bagaimana wajah mereka. Mereka berani datang ke Jepang, itu berarti mereka berani menantang Silver. Atau jangan-jangan mereka belum tahu tentang kelompok mafia ini?" Ujarnya bermonolog sambil mengambil sebuah pigura foto yang ia gantungkan di dekat tempat tidurnya.

"Kalian tenang saja. Pembunuh itu mungkin memang bisa membunuh pemimpin kelompok mafia ini. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka menyentuh kalian dan keluargaku," ia mengusap sekilas pigura foto itu lalu kembali menggantungkannya di tempat semula.

"Aku harus lebih dulu menemukan mereka sebelum mereka menghancurkan Jepang. Orang bodoh mana yang berpikir kalau kedatangan mereka hanya karena iseng?"

✂️✂️✂️

Pagi ini terlalu cerah untuk diawali dengan wajah masam milik laki-laki yang sedang duduk di kelas sendirian karena datang terlalu pagi.

"Sialan. Harusnya aku tidak mempercayai jam dindingku yang habis baterai itu," keluhnya sambil mengantukkan dahinya ke meja.

"Eh? Sudah ada yang datang?" Ujar suara dari pintu dan membuat laki-laki itu menoleh.

"Ah kau! Eunbi-san! Pagi sekali datangmu," sambutnya.

Sinb hanya mengangguk sambil meletakkan tasnya, "aku lupa namamu, tapi kau juga datang terlalu pagi."

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang