28.

57 6 9
                                    

"Kousaku diculik!" lapor Ryubi ketika ia tiba-tiba saja datang ke tempat latihan M!LK.

"Hah? Darimana kau tahu?" sambar Shunta.

"Mamanya tadi menghubungiku," jawab Ryubi yang lalu menyambar sebotol air minum yang ia yakini milik Hayato.

"Benarkah? Bagaimana katanya?"

"Katanya, ternyata Kousaku juga mendapat sebuah surat ancaman. Tadi aku dikirimi foto surat itu," ujar Ryubi lalu menyodorkan ponselnya yang sedang menunjukkan sebuah foto berisi beberapa lembar kertas yang sudah diremas.

"Kenapa harus Kousaku?" lirih Ryubi.

Jinto dengan cepat merangkul pundak Ryubi, "kita akan coba mencarinya. Berita ini belum tersebar, kan?"

Ryubi menggeleng pelan.

Ingatan Hayato langsung terlempar ke tempat yang digunakan menyekap mereka dulu, "Jinto, apa kau tahu waktu itu kita disekap dimana?"

Jinto sontak melotot kearah Hayato.

"Sudahlah. Jawab saja," kali ini Hayato sedang malas berdebat.

"Jinto-kun?"

"A-aku tidak tahu. Tapi aku akan mencari tahu."

Semua orang langsung menatap Jinto heran dan penasaran, "maksudmu?"

"Tentang ini, akan kuselesaikan sendiri. Yang jelas sekarang--" aku harus mencari gadis itu, lanjut Jinto dalam hati.

"Sekarang ..?"

"Sekarang kita tenang dulu. Jangan buat orang itu senang karena kita panik," tandas Jinto.

Ya. Gadis itu harus segera Jinto temukan. Setidaknya kalau memang Kousaku diculik dan ditempatkan disana, setidaknya Jinto bisa membantu.

.

"Begitu, ya?"

Jinto mengangguk. Untuk saat seperti ini, lebih baik menjelaskan dan bekerjasama dengan Tsuyoshi daripada harus memendamnya sendirian.

"Andai kita bisa menemukan gadis itu, apa kau yakin dia mau membantu kita lagi?"

"Kurasa iya," Jinto yakin gadis itu sebenarnya gadis yang baik.

Tsuyoshi tampak kembali menimbang hal yang akan dikatakan. Tapi lagi-lagi ia memutuskan untuk tidak mengatakannya.

"Jadi bagaimana?"

Tsuyoshi menghela napas panjang sebelum menjawab, "meski aku masih ragu, tapi aku akan membantu sebisaku."

Jinto mengangguk pelan, "terimakasih. Aku jujur tidak suka melihat wajah Ryubi yang sedih seperti tadi. Anak itu tidak seharusnya menjadi korban terus."

"Aku mengerti. Dia masih terlalu muda."

"Aku berharap setelah ini, semuanya selesai. Tidak ada lagi hal seperti ini," Jinto berdiri dan mengambil tasnya, "kalau begitu aku pulang. Maaf sudah mengganggumu malam-malam begini."

Tsuyoshi mengangguk, "tidak masalah. Kau bisa datang padaku kapanpun kau butuh bantuan."

✂✂✂

Yerin baru saja menutup teleponnya lalu melempar ponselnya ke kasur.

"Apa maksudnya?" gumamnya.

Baru saja sebuah telepon masuk ke ponselnya. Dan ucapan orang itu membuatnya berpikir.

Sebenarnya hanya dua kalimat.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang