23.

86 6 55
                                    

^Ryubi Miyase (ex. M!LK)
DoB : 22nd January 2004.

___________________________________

Minggu pagi ini terlihat kurang cerah untuk seorang pemuda bermarga Yamanaka itu.

Sejak sampai dirumah tadi dini hari, kedua matanya sama sekali belum terpejam.

Ia menimang dua boneka panda kecil yang ada di masing-masing tangannya.

Dua boneka itu memiliki bentuk yang berbeda walau sama-sama boneka panda.

Boneka pertama yang ia temukan terlihat memiliki garis hitam di perpotongan antara kepala dan tubuhnya, sedangkan boneka yang ia temukan semalam tidak memiliki itu.

Ia tahu bahwa dengan menyimpan boneka itu akan menghambat tugas polisi dalam menemukan pelaku pembunuhan itu.

Tapi ia merasa dua boneka di tangannya itu berasal dari orang yang berbeda.

"Kenapa aku malah memikirkan ini?"

Ia menghela napas panjang sebelum meletakkan dua boneka itu di meja belajarnya.

Jam dinding menunjukkan pukul lima pagi, jadi ia memutuskan untuk sekedar lari pagi sebentar di sekitar rumah.

Ia keluar dari rumahnya setelah mengenakan jaket dan memasang earphone yang tersambung dengan ponselnya ke telinganya.

Kepalanya terasa berat karena memang malam kemarin ia juga tidak mendapat waktu tidur yang cukup karena harus menyelesaikan sebuah lirik lagu, tapi ia tetap mengawali langkahnya dengan berlari kecil.

Belum sampai limabelas menit ia berada di luar rumah, ia melihat seseorang yang sedang terduduk di sebuah kursi di taman dekat rumahnya.

"Loh? Tumben."

Jyutaro memutuskan untuk menghampirinya dan duduk disampingnya.

"Mizuki-kun, tumben," sapa Jyutaro.

Mizuki menoleh, "tumben apanya? Rumahku 'kan juga didekat sini."

"Memang. Tapi kau jarang lari pagi, kan? Kau lebih sering lari sore."

"Mataharinya memaksaku untuk keluar. Gara-gara masalah semalam, aku jadi tidak bisa tidur," jawab Mizuki.

"Matahari apanya? Dia belum sepenuhnya keluar, tahu."

Mizuki terdiam. Mana pernah ia berpikir untuk duduk berdua di kursi taman bersama Jyutaro sebelumnya?

"Semalam itu kerjaannya siapa, ya?" Mizuki kembali membuka obrolan.

"Entahlah. Dunia kita semakin tidak aman."

"Kalau misalnya, setelah ini aku yang menjadi korban, bagaimana?"

"Mana mungkin," balas Jyutaro santai, "orang sepertimu tidak mungkin jadi korban."

Mizuki menengadah melihat langit yang mulai cerah, "begitu, ya? Lalu aku pantasnya jadi apa? Pelaku?"

"Jadi makhluk yang tidak tahu apa-apa," jawab Jyutaro.

Mizuki menepuk pelan pundak Jyutaro sebelum berdiri, "anggap saja tidak ada yang terjadi. Kalau hal semacam itu terjadi lagi, tak akan kubiarkan orang-orang sok polos itu tetap hidup."

Setelah berbicara seperti itu, Mizuki berjalan meninggalkan Jyutaro yang justru semakin merenungi sesuatu.

Orang-orang sok polos? Mizuki-kun tahu pelakunya? Kenapa dia pakai kata jamak?

Jyutaro menyenderkan pundaknya di sandaran bangku dan membentangkan kedua tangannya.

"Dia salah," ujar seseorang yang membuat Jyutaro menoleh.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang