24.

62 8 5
                                    

^Tomoya Matsumura.
DoB : 15th April 2004.

__________________________________

Mereka benar-benar berusaha melupakan kejadian malam itu dan kembali bersikap biasa di sekolah.

Hari Senin ini, mereka berharap tidak ada lagi kejadian yang akan menimpa mereka, setidaknya selama seminggu atau sebulan.

Tapi sayangnya harapan mereka tidak menjadi nyata.

Teriakan seorang gadis dari dalam kamar mandi membuat siswa yang mendengarnya mendekat.

"Ada apa?!"

Gadis itu menunjuk cermin besar didepannya dan terlihat sebuah tulisan berwarna merah seperti darah kering.

Siswa-siswi lain berusaha melihat apa yang tertulis pada cermin tersebut.

"Buka toilet yang berada di pojok. Tapi pastikan orang yang membukanya bukan orang yang penakut."

Tapi belum ada yang berani membuka toilet yang berada di pojok itu.

Guru datang ketika ada siswa yang melaporkan hal tersebut dan segera menyuruh semua siswa untuk keluar.

"Sagi-sensei, apa menurut Anda, ada sesuatu di dalam sana?" tanya Kepala Sekolah setelah menutup pintu.

"Saya tidak tahu, pak. Tapi lebih baik kita menunggu polisi dulu."

"Tunggu, ini apa?" Kepala Sekolah mendekat ke salah satu pintu toilet yang juga dicoret.

"Eh? Super Dragon dan M!LK? Apa ada hubungannya dengan mereka, pak?"

Kepala Sekolah menghela napasnya berat, kita coba saja panggil mereka dulu.

Kepala Sekolah dan Sagi-sensei keluar dari kamar mandi dan langsung.

"Pak Kepala Sekolah," panggil seseorang sambil berjalan mendekat.

"Ya?"

"Apa ada yang terjadi di dalam? Kalau ada, saya juga memiliki sebuah informasi penting yang terjadi malam Minggu kemarin."

.

Setelah pihak kepolisian datang, seluruh siswa memang disuruh untuk pulang karena memang ditemukan sebuah mayat laki-laki di dalam toilet perempuan tadi.

Ditakutkan kalau mereka akan berbahaya jika tetap berada di sekolahan.

Lalu disini mereka akhirnya dikumpulkan. Di ruang auditorium.

Hanya ada member SuperDragon, M!LK, dan tiga gadis yang 'diundang' malam itu.

"Jadi? Apakah ini ada kaitannya dengan kalian?" tanya Kepala Sekolah.

Belum ada yang menjawab, karena jujur mereka juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Saya rasa," Tsuyoshi membuka suara, "ini memang mereka lakukan untuk menggertak kami."

"Maksudmu?"

"Bukan hanya sekali, akhir-akhir ini memang ada yang mencoba mengusik kami," tambah Jinto.

"Siapa?"

Semuanya menggeleng, kecuali Tsuyoshi. Walau ia tahu, tidak mungkin ia bisa mengatakannya.

"Kalau kau berani membuka identitasku, maka Ebidan mungkin tidak lagi bisa kau selamatkan."

Ucapan orang itu terus saja terputar otomatis di kepala Tsuyoshi ketika ada yang membahas masalah itu.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang