30.

77 9 15
                                    

Umji meletakkan tasnya sebentar sebelum turun dan ikut sarapan bersama Yuju dan Yerin.

Ia ingin mengetahui apa yang Mr. Gold lakukan sekarang. Jujur ia cemas karena akhir-akhir ini perasaannya semakin memburuk.

Umji memejamkan matanya dan mencoba mengingat wajah Mr. Gold.

Tidak ada yang mencurigakan. Mr. Gold juga sedang sarapan sekarang. Jadi Umji kembali membuka matanya.

Ia harus segera menyelamatkan Mr. Gold. Umji menyambar tasnya dan berjalan cukup cepat ke meja makan.

"Kita harus menyelamatkan Mr. Gold!" seru Umji saat sampai di meja makan.

"Maksudmu?"

"Ayolah, Mr. Gold pasti dalam bahaya."

Yerin meminum air di gelasnya sebelum berbicara, "bagaimana caranya? Kau tahu dimana Mr. Gold?"

Umji sedikit gelagapan mendengar pertanyaan Yerin, "eh, itu ... nanti coba kucari tahu dimana dia."

"Memangnya kenapa?" sahut Yuju, "kenapa kita harus repot-repot menyelamatkannya?"

Umji refleks menendang kaki kursi Yuju, "selama ini kita bisa hidup karena ada dia, tahu."

"Dia hanya menyuruh kita membunuh lalu memberi kita uang," Yuju berdiri dari kursinya, "sama saja yang bekerja keras itu kita sendiri, kan?"

"Tetap saja, kalau tidak ada dia, kita ini mungkin sudah mati, tahu."

"Sudahlah, Umji, Yuju. Ini masih pagi loh," lerai Yerin.

"Aku tidak peduli masih hidup atau sudah mati," ujar Yuju sambil mendahului mereka pergi ke sekolah.

"Dia menyebalkan," sungut Umji.

"Sudahlah. Jangan memperpanjang masalah."

Umji berpaling pada Yerin, "oh ya, kau mau 'kan membantuku menyelamatkan Mr. Gold?"

"Eh?" Yerin terdiam. Semalam ia sudah mengiyakan ajakan Sinb. Mana mungkin sekarang ia juga mau membantu Umji?

"Yerin?"

"Umm, kurasa aku tidak bisa."

"Kenapa?" tanya Umji sedikit kecewa.

"Mungkin ... sekarang kita harus berangkat sekolah. Daripada terlambat."

✂✂✂

Shunta mengangguk mendengar penjelasan Jinto baru saja.

Saat ini mereka bersama Jean, Jyutaro, dan Ryubi sedang berada di belakang gedung sekolah untuk kembali membahas Kousaku.

"Kenapa kau hanya memberitahu kami?" tanya Jyutaro.

"Karena kurasa, tidak perlu banyak orang yang tahu. Apa ada yang keberatan?" ujar Jinto.

Keempatnya menggeleng, "tapi kenapa kau malah mengajak Jean-kun? Bukannya lebih baik kalau kita mengajak Tsuyoshi-kun?" protes Ryubi.

"Heh! Memangnya apa salahku? Kenapa kau kelihatan keberatan kalau Jinto mengajakku?" sahut Jean.

Sedangkan Jinto menepuk dahinya pelan, "Tsuyoshi terlalu serius kalau masalah seperti ini. Jadi, orang konyol seperti Jean ini kubutuhkan agar--"

"Tunggu!" sela Jean, "konyol?"

"Bukannya itu dalam artian baik? Maksudku, Jean-kun 'kan orangnya bisa mencairkan suasana," sahut Jyutaro.

Dark Psycho Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang