BAGIAN 2 || 3A

86 18 6
                                    

Menjelang sore, Angel yang sudah tau watak Aqila kalau lama-lama di mall dan membuang waktu belajarnya pasti akan marah. Dengan gerakan cepat Angel keluar dari mall saat turun dari eskalator. Aksel dan Aqila memandang cewek childish yang berlari kecil itu, sambil menggelengkan kepala.

"Gue sama lo kayak laki-bini aja, ngurusin Angel yang rewel minta ke sini," ucap Aksel. Berjalan dengan cool di sebelah Aqila.

"Halu lo, agama kita beda."

Aksel terdiam, begitu pula dengan Aqila selepas mengucapkan hal itu tadi. Aksel dan Aqila itu dua orang yang tidak kekanakan seperti Angel. Mereka selalu saja canggung kalau Angel berlari meninggalkan keduanya. Aksel dan Aqila, sama-sama wajah jutek.

Bedanya, Aqila itu cewek yang tertutup. Perihal perasaan, maupun masalah.

"Lama banget!" gerutu Angel yang berdiri di parkiran mobil, tepat sebelah mobil hitam mewah milik Aksel.

"Ke mana sih, Aksel sama Aqila? Kok, gak sampe-sampe?" monolog Angel. Dengan barang belanjaan di kedua tangan kanan dan kirinya. Sisanya, dibawa oleh Aksel.

"Ngel, gak mau makan dulu apa?" suara kencang dari lelaki yang berdiri tak jauh dari Angel, membuat Angel memicingkan matanya.

"Aksel, udah sore. Aqila 'kan mau belajar. Nanti marah, Angel yang disalahin," peringat Angel.

Iya, itu Aksel. Tak lama Aksel berdiri di situ, Aqila pun datang menghampiri Aksel. "Kenapa lo?" tanya Aqila.

"Lo gak mau makan dulu? Angel kayaknya laper, cuma tau kalo gak pulang sekarang pasti lo nyalahin dia lagi," tutur Aksel.

Aqila menghela napas berat. "Umi masak di rumah. Jadi, lebih baik makan di rumah gue," balas Aqila.

Angel cewek boros, beda dengan Aqila. Jadi, kalau pergi ke mall harus ingat dengan jadwal belajar Aqila si cewek kutu buku.

Angel terkadang rewel, ingin ke sini, ke sana. Beli itu, beli ini. Membuat Aqila sebal dan akhirnya marah kepada Angel, dan nyalahin Angel yang sudah membuang waktu.

Ada yang pernah berkata. Jangan sampai kehilangan waktu yang berharga demi sesuatu yang tak bermanfaat. Bagi Aqila, belajar itu nomor satu. Tetapi, bagi Angel shopping-lah yang nomor satu. Katanya, enjoy life.

Berbeda dengan Aksel, belajar tetapi tidak menekan diri seperti Aqila. Menikmati hidup, bukan membuang uang dengan cepat seperti Angel.

"Aqila mau duduk di depan?" tawar Angel, saat Aksel membukakan pintu tengah untuk Aqila.

Aqila menoleh. "Emang boleh?" Angel mengangguk, menggeser tubuh Aqila lalu masuk duluan ke dalam mobil.

"Dia kenapa?" tanya Aqila kepada Aksel.

Lagi-lagi Aksel tak menjawab, ia bergerak membukakan pintu depan untuk Aqila. Lalu memutari mobil dari depan, segera bersiap mengendara.

Di dalam mobil, Angel sibuk memainkan ponsel Aksel. Sesekali Aqila menoleh ke belakang, betapa sibuknya Angel dengan memotret belanjaannya yang begitu banyak. Lalu ia beralih akun ke akun Instagram miliknya, segera memposting foto tersebut.

Angel berdeham. "Aqila," panggil Angel membuat Aqila menoleh ke belakang.

Aksel fokus pada jalanan, sambil mendengar lagu menggunakan earphone putih miliknya.

"Kenapa, Ngel?"

"Biasanya Aqila belajar jam lima sore, ini udah hampir setengah enam. Gak papa?" tanya Angel.

Aqila melihat jam tangan putih yang berkilau di pergelangan tangan kiri Aksel. Cewek itu menghembuskan napas gusar. Menatap ke arah depan, lalu menjawab pertanyaan Angel.

3A (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang