BAGIAN 24 || 3A

34 3 0
                                    

Lelaki itu sedari tadi memperhatikan keduanya, rasa sesak di dada datang lagi. Namun, ia terus menampakkan ekspresi biasa. Hati kuat untuk menahan rasa sakit itu. Senyum kecut ia lontarkan untuk kedua sepasang kekasih yang baru saja membuat tanggal keindahan.

Dialah Aksel, dengan nama lengkap Jonathan Aksel Giorgio. Sahabat semati Aqila dan Angel. Dia sayang dengan Aqila, lebih dari sahabat. Sedangkan Angel? Si cewek yang selalu ada untuknya, hanya ia anggap sebagai adik.

Terkadang, seseorang hanya memperjuangkan orang yang ada di depan. Tanpa menoleh ke belakang, bahwa di belakang itulah ada yang menaruh benih cinta dalam benaknya.

Aksel lemah terhadap perasaannya sendiri, dia tidak bisa menahan apalagi memendam. Sudah mendapatkan satu tempat untuk bercerita. Entah sekarang, nanti ataupun hari yang akan datang. Aksel akan menceritakannya kepada Bayu.

"Aksel, mereka jadian, ya?" tanya Angel, mendongak menatap Aksel yang lebih tinggi darinya.

"Iya."

Sesekali Aksel mengumpat, seakan tidak terima jika Aqila dimiliki lelaki lain, termasuk Dirga. Padahal, awalnya Aksel sudah mengiyakan, dan dengan bodohnya membantu Dirga untuk mendapatkan apa yang ingin ia dapatkan juga.

Angel meraih jemari tangannya, membuat Aksel menunduk. Menatap Angel dengan wajah datar.

"Aksel patah hati?" tebak Angel.

Benar, Aksel patah hati. Lalu cowok itu tidak mengakui, Aksel menggelengkan kepala. Tersenyum dan mengelus punggung tangan Angel.

"Gue gak patah hati."

Cuma, sakit hati. Itulah yang ingin Aksel lontarkan, namun tak jadi saat Angel tiba-tiba memeluknya. Tubuh tinggi Aksel sempat terhuyung ke belakang, untungnya Aksel sigap dan cepat mengatur posisi semula. Kedua tangannya tidak membalas pelukan itu.

"Kenapa lo?" tanya Aksel dengan nada ketus.

"Mau nangis," balas Angel. Cewek itu memeluk erat tubuh Aksel, mendongak menatap Aksel, lalu menyengir khas seperti biasa.

Aksel membalas tatapannya. "Kenapa mau nangis? Ngabisin air mata aja," sungut Aksel. Tangannya masih berada di sisi kanan dan kiri, tidak akan berpindah untuk membalas pelukan manja dari Angel.

"Sekarang, banyak banget yang pacaran. Masa, Angel sendiri yang jomblo? Gak enakkk!" rengek Angel, menyembunyikan wajahnya di bawah ketiak Aksel. Wangi, aroma khas parfum Aksel sangat membuat Angel nyaman.

"Terserah lo," balas Aksel.

Hening, Angel menangis di dadanya. Membuat Dirga dan Aqila menoleh. Aksel menghela napas kasar, ia ingin melepaskan kedua tangan Angel dari pinggangnya. Namun, Angel tak mau melepaskannya.

Angel memeluk begitu erat, Aksel mengacak-acak rambutnya. Kesal, sangat kesal dengan tingkah Angel yang seperti ini. Aksel menunduk, mendapatkan Angel yang masih menyembunyikan wajahnya di bawah ketiak Aksel.

"Lepas," tekan Aksel.

Angel menggerakkan kepalanya, menggeleng-geleng sebagai jawaban, tidak akan.

"Lepas, Ngel. Ini masih di panti asuhan, banyak anak-anak yang liat. Gak baik," sambung Aksel.

"Mereka juga bakal peluk Aksel kalo berada di posisi Angel," tutur Angel.

"Lepas," desak Aksel. Cowok itu menatap langit kelabu, akan turun hujan sebentar lagi.

"Nggak! Angel nyaman di sini," racau Angel. Posisi masih sama, di bawah ketiak Aksel.

"Jangan buat gue marah, Ngel. Ini tempat orang," ujar Aksel.

3A (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang