BAGIAN 5 || 3A

42 7 0
                                    

Suara bel pulang berbunyi, semua siswa-siswi berbondong-bondong keluar dari kelas menuju gerbang sekolah dan parkiran. Ramainya suara ketukan sepatu yang berlari menyusuri koridor sekolah. Suara bariton beserta tawa itu sangat menggelegar terdengar di telinga. Sangat riuh setiap pulang sekolah, adu suara akan perdebatan eskul dan ada pula yang kesal karena menunggu jemputan.

Tiga remaja berjalan di koridor menuju parkiran, lelaki di tengah dengan menggendong tas di bahu kanan. Wanita yang berjalan di sebelahnya, menampakkan wajah tak suka dengan suara bising di sini. Sedangkan wanita yang satunya lagi, berjalan bagaikan anak TK.

"Main ke rumah Angel dulu, dong," ajak Angel sembari menoleh ke arah Aqila dan Aksel secara bergantian.

"Gak." sangat jelas sekali Aqila menjawab dingin, karena ia ada les hari ini.

"Gue sibuk, Ngel," jawab Aksel.

Tampak bahu Angel turun drastis, ia menghentikan langkah. Membenarkan rambut panjang tergerai dengan bando polka-dot biru. Aqila dan Aksel menoleh ke belakang, tepat berdirinya Angel.

"Kenapa?" tanya Aqila. "Buruan jalan lagi," sambungnya.

"Angel mau nangis," imbuh Angel dengan wajah cemberut.

Aksel menghela napas kasar. Kepalanya masih terasa pusing, apa sahabatnya ini tidak mengerti keadaan Aksel sekarang?

Aqila menatap Angel begitu datar. "Silakan," kata Aqila. Lalu cewek itu menoleh kembali ke arah depan, berjalan pelan dengan tangan membawa gitar putih kesayangannya.

"Aksel," panggil Angel merengek.

Aksel pun sama, ia juga butuh istirahat saat ini. Hampir setiap hari bermain ke sana dan kemari, semua karena Angel memaksa. Aksel memutar bola matanya malas, menoleh ke arah depan, punggung belakang Aqila hampir tak terlihat lagi.

Aksel mengejar Aqila sedikit cepat, membuat rambut cowok itu beberapa kali menutupi matanya.

Angel melongo melihat kepergian kedua sahabatnya. Pikir Angel, apa mereka tidak peduli dengan mau-nya Angel hari ini?

"Qil, lo ada les?" tanya Aksel berbasa-basi lebih dulu saat langkahnya sudah sama dengan Aqila.

"Iya, gue ada les. Kenapa?" sekilas Aqila menoleh ke arah Aksel seraya mengangkat satu alisnya.

"Boleh gue antar?" tanya Aksel sekali lagi. Cowok itu memang tidak memasang senyumannya kepada Aqila saat ini, wajah datar tetap tampan itu membuat Aqila terkekeh pelan.

"Lucu?" Aksel bertanya.

"Iya, tumben banget lo mau nganterin gue. Ada apa, nih? Lo mulai suka sama gue, iya 'kan?" goda Aqila.

Aksel tersenyum tipis mendengarnya. Apa ini? Aqila, dia memancing perasaan itu untuk datang.

Di belakang mereka berdiri, Angel menatap keduanya dari belakang. Cewek manja itu memegang tali tas di samping pinggang, mulutnya berkomat-kamit mengoceh akan menyaksikan kedekatan Aksel dan Aqila.

"Apaan, sih," celetuk Angel tak suka.

Mungkin saja, Angel cemburu.

"Aksel!" panggil Angel membuat si empu menoleh ke belakang.

"Angel dengar tadi Aksel mau anterin Aqila les? Kalo gitu caranya, Angel pulang naik apa?" tanya Angel.

"Telepon bodyguard Papa Agra, apa susahnya?" balas Aksel.

Aqila menoyorkan kepala Aksel, membuat Aksel meringis. Kepala masih pusing seperti ini, ditambah diperlakukan seperti itu. Apa dua cewek tersebut taunya Aksel telah pulih kembali?

3A (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang