Selamat membaca 😊
***
"Wake up, sleepyhead! Ikut Ayah ke masjid yuk!" Rangga mengusap pelan puncak kepala Kenzie yang masih terlelap sambil memeluk guling.
Kenzie terlihat mengeram. Tanpa membuka mata, bocah kecil itu justru memindah posisi tidurnya menjadi miring membelakangi ayahnya yang duduk di tepi ranjang.
Rangga tersenyum, kemudian mengusap puncak kepala Kenzie lagi. "Ya udah, Ayah ke masjid dulu."
Sebelum beranjak, Rangga menyempatkan diri untuk mengecek ponselnya. Dia kembali tersenyum saat mendapati wallpaper yang memperlihatkan foto Diana dan dirinya.
Bagi Rangga, tempat Diana di hatinya tidak akan pernah terganti. Kembali jatuh hati kepada sosok baru, bukan berarti menghilangkan yang dulu sepenuhnya.
Aah ... Rangga jadi ingat Cattleya. Lelaki itupun meletakkan ponselnya kembali di atas meja. Sembari berjalan ke luar rumah dan menuju masjid, pikiran Rangga terus tertuju pada gadis itu.
Rasanya gamang. Haruskah Rangga jujur mengenai siapa dirinya dan kejadian lima tahun lalu? Sungguh, jatuh cinta pada Cattleya hanyalah sebuah dampak yang tak terduga dan di luar rencana Rangga. Lebih daripada itu, Rangga hanya ingin bertanggung jawab.
Selesai sholat subuh di masjid, seperti biasa, Rangga menyapa beberapa orang yang dia kenal karena memang masjid itu adalah masjid kompleks perumahan jadi jamaahnya, juga tetangganya sendiri.
Rangga mengangguk sebagai respons atas tetangganya yang pamit untuk masuk rumah karena dia sudah sampai. Selanjutnya, Rangga kembali berjalan sendiri, rumahnya memang terletak paling ujung.
Sekitar lima meter dari rumah tetangganya tadi, sesuatu yang aneh Rangga rasakan. Tepatnya di dekat kavling tanah kosong, suara langkah kaki terdengar sanar. Rangga merasa seseorang seperti sedang mengikutinya.
Rangga mempercepat langkah. Dengan sedikit tergesa, dia membuka pagar rumahnya. Namun, saat kakinya baru saja hendak melangkah masuk, bahu Rangga justru ditarik kebelakang. Seseorang mengunci pergerakannya.
Rangga meronta. Dia berusaha menyikut lawannya agar kuncian itu terlepas tetapi gagal. Sial! Ini akibat dari Rangga yang sudah lama tidak melatih kemampuan bela dirinya.
Detik berikutnya, kesadaran Rangga perlahan menghilang setelah selembar tisu tertempel di hidungnya. Samar-samar dia merasakan, tubuhnya diseret masuk ke dalam mobil beriring dengan gelap yang kemudian menyergap penglihatannya.
***
Juno akhirnya membuka mata dengan berat hati saat getar ponselnya di dekatnya tidak juga mau berhenti. Rasanya dia ingin libur untuk waktu yang lama dan menikmati hari-hari yang malas bersama Cattleya tanpa harus memikirkan jadwal manggung.
"Cattleya." Mata Juno langsung terbuka sempurna. Rasa kantuknya pun menghilang seketika saat dia tidak mendapati gadis yang dini hari tadi tidur di sofa tepat di atasnya.
Ya, setelah kejadian Cattleya ditemukan di persimpangan jalan dini hari tadi bersama Rizal, Juno membawa Cattleya ke apartemen. Mereka berbincang beberapa hal hingga Cattleya tertidur di atas sofa. Sementara Juno, merelakan diri tidur di atas karpet tepat di bawah sofa. Rasa khawatir membuat Juno jadi posesif dan tidak ingin jauh dari gadis itu.
Juno segera beranjak. Dia mengabaikan ponselnya yang terus bergetar. Atensinya tetap pada Cattleya. Dia pun membuka semua ruangan di apartemennya sambil memanggil nama gadis itu. Namun, tidak ada sahutan. Tidak ada juga sosok Cattleya yang dia cari.
Juno mengacak rambutnya sendiri, frustasi. Seharusnya Juno tidak tertidur. Dia harusnya tetap terjaga untuk memastikan Cattleya tidak lagi pergi dengan kondisinya yang kacau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)
General FictionTersedia dalam bentuk PDF dan novel cetak dengan ekstra part lengkap. Herjuno Pramudya Adi-- posisinya sebagai putra dari pasangan artis senior tidak serta-merta membuat kehidupannya menjadi mudah. Tekanan untuk menjaga ketenaran dan nama baik, memb...