Dua Puluh Satu

300 54 22
                                    

Akhirnya update setelah satu bulan!!!

Selamat membaca, Readers 😊❤️

***

Setelah mengisi acara musik di sebuah hotel, Cattleya menghilang. Kata Isabella, dia harus ke minimarket. Gadis itu kembali saat Juno sudah di parkiran hendak bersiap menuju kafe ini yang menjadi lokasi syuting iklan salah satu minuman kopi kemasan bersama Isabella.

Saat ini, para kru dan yang lain sedang sibuk mondar-mandir melakukan persiapan. Suasana cukup riuh karena mereka juga saling mengobrol melempar candaan. Bahkan terdengar tawa nyaring Metta yang sedang asyik mengobrol dengan seorang kameraman bersama asisten Isabella dan Dion.

Namun, keriuhan lain justru melingkupi pikiran Juno yang sedang duduk, menunggu persiapan usai. Pikirannya berkelana pada apa yang dipandangnya saat ini. Mata Juno tak lepas dari dua orang yang sedang mengobrol serius tak jauh dari tempatnya duduk saat ini. Dua orang itu bahkan membuat Juno mengabaikan Isabella yang berada di hadapannya.

Cattleya. Dia seharusnya di sini menemani Juno. Setidaknya Juno butuh penjelasan ke mana dia menghilang tadi meskipun Isabella sudah memberi tahu. Namun, entah apa tujuannya, Rangga justru tiba-tiba datang menemui Cattleya sehingga dia lebih memilih duduk bersama lelaki itu. Mereka bahkan bercakap-cakap serius.

"Jun," panggil Isabella.

"Ya?" responnya tanpa menoleh.

Isabella tersenyum kemudian ikut melihat ke arah yang Juno perhatikan. "You like her?"

Pertanyaan itu membuat Juno tersadar. Dia pun segera beralih pandangan, menatap Isabella.

"Siapa?" tanya Juno salah tingkah.

"Cattleya."

"Aku ... Aku ...."

Kalimat Juno yang terbata tidak jadi berlanjut karena suara tawa Isabella. Gadis itu menutup mulutnya agar tawanya teredam.

"Aku nggak nyangka, laki-laki sepopuler kamu, dengan semua yang kamu miliki, bisa terlihat sangat polos dengan percintaan."

Juno terdiam. Bibirnya terkatup rapat, berusaha untuk tetap menyimpan apa yang dia rasakan sendiri. Sekalipun dia hampir keceplosan pada Isabella. Perempuan ini pintar sekali melakukan approaching.

"Diam berarti mengiyakan."

Juno mendesah. "Aku nggak tahu."

Lagi-lagi Isabella melempar senyum lebar. "Terlepas iya atau tidak, aku hanya ingin memberi tahu jika perempuan menginginkan kepastian. Perempuan itu suka jika diperjuangkan."

Juno membasahi bibirnya. Kakinya terus bergerak-gerak gelisah di bawah meja. Dia melirik ke arah Cattleya sejenak, mendapati gadis itu masih begitu serius dengan Rangga. Bahkan, tatapan Rangga begitu intens pada Cattleya.

"Believe or not, this is my first time to feel and act like an idiot. She makes me worry every day." Juno kembali berbicara. Dia tidak tahan ingin berdiri dan menghampiri Cattleya, menarik perempuan itu menjauh dari duda sok kecakepan itu. Namun, apa daya, posisinya tidak mungkin untuk bersikap demikian.

"Worry? About what?" tanya Isabella.

"Everything."

Isabella terkikik lagi. Bahkan lebih lebar hingga dia sampai menutup wajahnya yang benar-benar memerah karena tertawa.

"Kalau aku jadi kamu, aku udah pacarin model, artis, semua selebriti perempuan yang cantik di negara ini, anak pengusaha, semua perempuan yang aku inginkan. Tapi lihat kamu, justru  sangat polos dan terjebak perasaan sama bodyguard kamu sendiri," kata Isabella

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang