Tiga Puluh

352 52 7
                                    

Part terakhir, semoga tidak mengecewakan 😌😌
Selamat membaca 😊

***

Sebuah tembakan di udara terdengar, menghentikan pergulatan itu.

"Andreas." Rangga terperangah melihat orang lain yang juga temannya berada di sana, berdiri dengan jarak sekitar tiga meter. Namun, salah besar jika Rangga mengira Andreas akan membelanya. Rangga harusnya ingat jika lelaki berwajah sinis itu adalah anak buah Freddy.

"Apa aku harus melakukannya, Rangga?" tanya Andreas sambil mengarahkan moncong pistol pada Rangga.

Dor!

Andreas kembali melesatkan tembakan yang kali ini tertuju pada Rangga.

Sejujurnya, Rangga sudah pasrah dengan nasibnya bahkan sejak dia nekat untuk mencari Cattleya tadi. Namun, sepertinya nasib baik masih berpihak pada ayah satu anak itu. Peluru Andres tidak tepat sasaran.

Tembakannya berbelok karena tepat sekian detik sebelum Andreas melepaskan tembakan, tembakan lain justru mengenai lengan lelaki itu hingga pistol Andreas terjatuh.

Dor!

Kali ini kaki Andreas jadi sasaran. Lelaki sinis itu tersungkur.

"Saya suruhan General Joan, Pak," ucap si penembak Andreas yang merupakan seorang wanita berlencana ESS.

"Terima kasih, kamu bisa ke lantai bawah dan pastikan putri Pak Ical selamat."

Perempuan itu mengangguk lalu pergi bersamaan dengan suara sirine polisi yang meraung, terdengar mendekati kantor ini.

Freddy menatap kepergian perempuan itu dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka jika ada orang Joan di dalam organisasinya.

"Polisi menunggumu di bawah, Fred. Lima tahun lalu, Cattleya masih di bawah umur. Kamu tahu, tuntutan hukum untuk kasus itu tidak akan main-main." Rangga tersenyum menang sambil menegakkan tubuhnya.

"Aku nggak akan pernah mau hidup di balik jeruji, Rangga!" Freddy menerjang Rangga, mendorongnya dengan keras ke belakang hingga memecah jendela kaca.

***

Alex jadi kurir, antar barang Freddy dan Cattleya. Datang hampir bersamaan dengan Herjuno yang mau meminta pengawalan VVIP. Kalian berdua buat sibuk orang-orang yang berjaga di depan. Rangga yang  familiar dengan kantor ESS, menyusup. Tama tetap di belakang layar sama saya. Ical, gue nggak rekomendasikan lo terjun ke lokasi karena emosi lo nggak stabil. Ingat, meskipun back up selalu ada, bahkan polisi mungkin juga akan saya mintai bantuan, tapi yang bisa menjaga diri kalian adalah diri kalian sendiri."

Begitulah instruksi dari General Joan sekitar satu jam yang lalu sebelum misi ini benar-benar di jalankan. Saat ini, Juno berusaha duduk tenang, menunggu kehadiran Freddy di ruang tamu kantor, dekat lobi. Namun, tentu saja usaha Juno untuk tenang itu gagal. Karena sedari tadi, kakinya tak berhenti bergerak-gerak gelisah. Bahkan tangganya terus mengetuk-ngetuk lututnya sendiri.

Mata Juno menyipit saat melihat sosok perempuan yang keluar dari arah tangga darurat, berjalan menunduk dengan rambut tergerai berusaha menutupi bagian. Juno seketika berdiri saat yakin siapa sosok dengan wajah memar di beberapa bagian itu.

"Ehem." Juno berdehem agak dikeraskan, memberi kode pada Alex yang masih di sana, berpura-pura mengajak penjaga pintu depan.

Alex mengangguk sambil melirik sekilas ke arah Juno. Mata Alex berpindah ke arah seorang perempuan yang berdiri di pintu menuju tangga darurat. Perempuan itu mengangguk sambil mengangkat ibu jari.

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang