Sebelas

391 65 15
                                    

Selamat membaca 😊

***

Rangga termangu di dalam mobilnya. Dia berharap, bisa bertemu Cattleya hari ini dengan datang langsung ke tempat Juno manggung, dengan dalih menemui Dion untuk membahas serangkaian event lain yang memang bekerjasama dengan manajemen Dion. Tapi sayang, kata Dion, Juno membatalkan jadwalnya, jadi, sudah bisa dipastikan, Cattleya tidak ada juga.

Cattleya, lama-lama Rangga kecanduan melihat wajah perempuan itu, dengan sikap defensif dan juteknya. Sebenarnya, Rangga bisa saja tahu di mana Cattleya sekarang dan langsung menemuinya karena orang suruhan Rangga hampir setiap hari mengekori ke mana pun Cattleya pergi. Namun, Rangga tidak ingin apa yang dia lakukan itu terbongkar jika terus menerus menemui Cattleya dengan dalih kebetulan.

Rangga ingin semua rencananya tetap berjalan dengan baik. Tetap seperti ini seperti tahun-tahun sebelumnya. Meskipun akhir-akhir ini, Rangga juga mulai berpikir bagaimana jika dia keluar track yang menjadi tujuan awalnya. Mengingat, Cattleya semakin membuatnya tertarik. Rangga buru-buru mengenyahkan pikiran itu karena dia sudah mematri hatinya hanya pada satu nama, Diana. Karena Diana, dia bertemu Cattleya. Karena Diana juga dia harus melakukan semuanya.

Rangga membuka dashboard. Sebuah foto berbingkai artistik berbahan kerang yang ditata rapi, menampakkan Rangga yang sedang memeluk mesra seorang perempuan dengan senyum sumringah. Foto itu sepertinya diambil di gunung karena sekeliling mereka seperti hamparan hijau yang langsung berpadu dengan langit biru. Keduanya pun juga sedang memakai pakaian tebal ala pendaki.

"Semakin dewasa, dia terlihat semakin mirip denganmu, Di. Cantik natural tanpa banyak gaya." Rangga mengusap foto itu. "Aku akan bertanggung jawab. Aku janji sama kamu. Aku akan perbaiki semuanya dan meminta maaf atas semua yang terjadi," lanjutnya kembali bermonolog.

"Ngga!" Suara teriakan yang teredam diikuti dengan ketukan pada kaca mobil membuat Rangga buru-buru menyimpan foto itu kembali pada tempatnya.

Rangga membuka pintu mobil yang terkunci. "Eh, gimana?" Tanyanya.

"Udah beres! Gila, muter otak gue gara-gara Herjuno. Nggak biasanya dia kayak gini, minta cancel jadwal tiba-tiba," jawab Dion sambil menaiki mobil Rangga. Dia baru saja bernegosiasi dengan penyelenggara acara agar tidak memberikan pinalti berat karena Juno membatalkan kehadiran mendadak. "Ini udah acara kedua yang gue batalin. Yang tadi siang sih oke, acara nyanyi sama obrolan macam talk show siang gitu. Gampang negonya. Gue ajuin penyanyi lain terus mereka bisa pakai kasus Juno aja buat dibahas. Udah kelar masalah. Lha yang ini syuting iklan. Marah-marah dong kru-nya."

"Emang dia kenapa?"

"Nggak tahu. Katanya masih perlu istirahat setelah kejadian kemarin. Padahal tadi pas di kantor polisi, baik-baik aja."

"Emang kemarin gimana sih kejadiannya?" Tanya Rangga. Dia juga ingin tahu secara detail, apa yang terjadi antara Juno dan Cattleya. "Bukan settingan kan?"

Dion melotot. "Bukanlah! Gila! Gue kalau nyetting skandal ya kira-kira, bro! Nggak mainin nyawa. Paling kayak sekarang, nyetting kisah asmara."

"Nyetting kisah asmara? Siapa?"

"Herjuno sama bodyguard nya."

"Apa?" Rangga langsung terenyak. "Ngg-- maksud gue, kok bisa sama bodyguard nya? Kan biasanya sama pasangan duet biar penjualan lagu naik." Rangga buru-buru meralat ekspresi terkejutnya sebelum Dion curiga.

"Sebenarnya nggak langsung terang-terangan nyebutin bodyguard nya sih. Media cuma nyorot perempuan yang di tenda sama Juno pas kejadian. Ya, itu bodyguard dia. Gila banget itu cewek. Ngelepas tembakan tepat waktu. Kalau enggak, si Juno udah kena tusuk." Dion menghela napas. "Kalau Juno ketusuk, habis sudah ladang emasku."

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang