Selamat membaca 😊❤️
***
"Woi, Herjunjun!!!" Metta berteriak sambil menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Juno.
Asisten pribadi yang masih bersepupu dengan Juno itu gemas dengan kelakuan artisnya. Bisa-bisanya dia tidur tanpa beban di apartemen, sementara Metta dan pihak manajemen sibuk menata ulang jadwalnya.
"Metta, apaan sih? Berisik!" Juno mengubah posisi tidurnya, mencoba membelakangi Metta.
"Semua orang nyariin kamu, Jun! Dion, mama kamu, bahkan papa kamu."
"Biarin! Biar tahu rasa. Dikira aku bakal terus jadi anak itik penurut?" Ucap Juno dengan mata tetap terpejam.
"Terus mau sampai kapan kamu kabur dan sembunyi di sini? Kamu nggak pulang malam ini? Ini udah hampir jam sepuluh, anyway."
"Males. Mau tidur di sini sekalian aja."
"Gitu ya kalau merajuk? Kayak bocah banget lo!" Cibir Metta.
"Terserah! Bodo amat, kamu mau ngomong apa." Juno menutup mata dan telinganya dengan bantal.
"Eh, ngomong-ngomong, Cattleya mana, Jun? Kamu tadi kabur sama dia kan?"
"Ke laut," jawab Juno dengan nada malas. Suaranya tertahan bantal yang masih dia pakai untuk menutupi wajah dan telinganya.
"Yeee... Serius, Junaedi! Mana Cattleya?" Metta memukul Juno dengan guling.
Juno menghela napas setelah kembali membuka wajahnya. Dia pun terpaksa menegakkan tubuhnya, dan duduk. Sekilas dia melihat Metta yang masih siap mencecarnya dengan segala pertanyaan. Astaga, Juno benar-benar malas. Dia mengusap-usap wajahnya beberapa kali dengan kasar.
"Nggak tahu lah! Capek aku seharian dibikin frustasi sama dia," kata Juno diiringi helaan napas lelah.
"Kamu suka sama Cattleya."
"Enggak tuh." Juno berusaha mengelak.
"Itu tadi statement, bukan question. Aku kasih tahu kamu kalau-kalau kamu nggak bisa baca perasaan kamu sendiri."
"Halah, sok tahu. Padahal kamu tempe." Juno mengibaskan tangannya kemudian bangkit menuju dapur. Tenggorokannya terasa kering karena meladeni Metta.
"Juno, aku serius." Metta mengejar langkah Juno. Laki-laki itu hanya mengendikkan bahu sambil membuka kulkas dan mengambil air mineral.
"Kamu nggak pernah menentang apa pun yang Mama kamu mau."
Juno tersenyum tipis. Dia meneguk air dari botol kemudian menanggapi, "Aku cuma ngerasa Mama udah keterlaluan ikut campur urusan perasaan orang."
"Bilang aja perasaan kamu sama Cattleya. Pakai bilang perasaan orang segala."
"Sok tahu lagi kan." Juno menunjuk hidung Metta yang sedari tadi kembang kempis, dengan telunjuknya.
"Ya udah, terserah soal perasaan kamu dan hubungan kamu sama Cattleya. Tapi, kamu harus lihat ini!" Metta menyodorkan ponselnya yang sudah terhubung dengan aplikasi Instagram.
"Skandal asmara kamu, makin menjadi, Junaedi! Muka Cattleya separuh kelihatan di situ."
Juno terhenyak. Dia hanya diam melihat foto yang ditunjukkan oleh Metta. Foto itu sudah menjadi unggahan akun gosip dan dikomentari ribuan warga net.
"Itu foto tadi pagi. Di basemen apartemen ini. Cattleya udah hampir ngejar itu paparazi tapi aku bilang, biarin aja." Juno bercerita.
"Begonya, Herjuno, ya Tuhan! Terus akibatnya begini karena kamu biarin." Metta makin kembang kempis.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)
General FictionTersedia dalam bentuk PDF dan novel cetak dengan ekstra part lengkap. Herjuno Pramudya Adi-- posisinya sebagai putra dari pasangan artis senior tidak serta-merta membuat kehidupannya menjadi mudah. Tekanan untuk menjaga ketenaran dan nama baik, memb...