Lima

484 77 25
                                    

Selamat membaca 😊❤️
Tekan bintang dulu dong hehee

***

Seorang wanita cantik terlihat sedang serius menatap layar televisi. Dia tampak menikmati tampilan wajahnya sendiri pada layar datar empat puluh inci itu.

"Cantiknya mamaku," gumaman seorang laki-laki itu membuat si wanita menoleh. Dia mendapati anak laki-lakinya baru saja selesai lari pagi. Paduan celana training hitam dan kaos oblong tanpa lengan putih, membalut tubuh berkeringat itu.

"Mama diburu wartawan?" Tanyanya  sambil menyeka keringat dengan handuk kecil.

"Iya. Sejak kamu klarifikasi online kemarin, Mama juga di chat teman-teman Mama. Semua nanyain kenapa kamu bisa nerima semuanya dengan positif." Wanita itu tersenyum sumringah. "Kamu selalu bikin Mama bangga, Juno," ucapnya sambil mengulas senyum mengembang penuh rasa bangga.

Juno hanya mengangguk sekilas kemudian tersenyum tipis menanggapinya. Seandainya sang mama tahu apa yang dia rasakan sesungguhnya.

"Papa mana?" Tanyanya sambil berjalan ke arah kulkas di dapur untuk mencari air minum kemudian kembali berjalan ke ruang keluarga dan ikut duduk di sofa bersama sang mama.

"Masih tidur. Semalam bikin aransemen beberapa lagu buat konser amal sampai larut malam. "

Juno mengangguk setelah meneguk hampir setengah botol air.

"Pagi Tante Sekar." Suara nyaring Metta membuat Juno mengeluh. Jika Metta datang, berarti menjadi pertanda kalau waktu istirahat dan bersantainya habis.

"Rajin amat! Masih jam sepuluh kan acaranya?" Tanya Juno.

"Iya, kita masih ada waktu kok. Ojek pribadi aku emang agak kepagian," ucap Metta.

"Ciee pacar .... Jadi sama manajernya Tara Hadi itu?" Ejek Juno.

"Tara Hadi yang host talk show itu?" Sambung mama Juno.

"Iya, Ma. Si Tara yang jodohin." Wajah Metta langsung memerah.

"Udah ah! Mandi sana!" Metta mencoba berkelit.

"Iya bentar, masih kringetan."

"Eh, Cattleya belum ke sini?"

"Dia nanti langsung ke lokasi," jawab Juno santai. "Masih ada urusan."

"Siapa Cattleya?" Pertanyaan mama Juno sontak membuat Metta mengigit bibir. Betapa bodohnya dia dan Juno sampai keceplosan soal Cattleya. Padahal mereka berdua sepakat untuk menyimpan sementara identitas bodyguard Juno.

Melihat Metta gelagapan, Juno mengerling pada Metta seolah memberi isyarat untuk tenang saja.
"Itu, Ma. Bodyguard Juno."

"Perempuan?"

Juno mengangguk. "Nggak masalah kan? Yang penting dia bisa jagain Juno."

"Kalau perempuan bukan dia yang jagain kamu, tapi kamu yang jagain dia. Yang benar saja, Herjuno! Mama nggak mau kamu dalam bahaya lagi. Banyak hal yang harus kamu lakuin."

"Mama, dia pemegang dua kali medali emas silat provinsi, dan medali perak nasional. Juno bukan apa-apa dibanding dia. Ekskul karate pas SMA aja, Juno dulu sering bolos."

"Kalau dia naksir kamu gimana?" Metta terkikik mendengar ucapan Tante Sekar. Dalam hati dia mencibir Tante Sekar yang belum tahu saja bagaimana Cattleya pada Juno.

"Mama kebanyakan nonton sama main sinetron sih. Jadi kemakan judul bodyguard jatuh cinta sama bosnya."

"Ya tapi itu mungkin, sayang. Apalagi anak Mama ganteng begini, dompet tebal, terkenal juga, siapa perempuan yang nggak naksir?"

Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang