Warning!
Contain sexual harassment scene.Jadi pembaca yang bijak yaa...
Segala bentuk tindakan tidak terpuji dalam cerita ini, mohon untuk tidak ditiru.Selamat membaca 😊
***
Gadis dengan seragam SMA itu menatap jalanan sepi yang tiga hari lalu merenggut nyawa ayahnya. Kepergian sang ayah untuk selamanya, tentu saja membuat penderitanya dan adiknya semakin lengkap karena jadi yatim piatu di usia belia. Sungguh tragis.
Menurut berita dan keterangan polisi, kecelakaan yang terjadi melibatkan sang ayah yang mengendarai motor dan satu mobil yang dikendarai wanita hamil. Keduanya sama-sama tidak selamat. Sehingga kasus kecelakaan ini tidak dilanjutkan proses hukumnya.
Sejujurnya ada rasa tidak terima dalam hati gadis itu. Setidaknya jika kasus dilanjutkan, dia bisa meminta ganti rugi pada keluarga pengendara mobil. Lumayan, uang ganti rugi bisa untuk menyambung hidupnya dan adiknya. Apalagi menurut warga, jelas sekali jika kesalahan dilakukan si pengendara mobil yang mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Tapi, apa mau dikata. Dia hanya gadis kelas satu SMA. Dia tidak tahu mengenai hukum, barang bukti, saksi, pengadilan, atau apa pun itu.
"Ayah, besok, aku sama Kaira makan apa? Kita sekolahnya bagaimana?" Gadis itu bergumam pelan sambil mencorat-coret tanah berdebu di bawahnya dengan patahan ranting pohon yang tadi tergeletak.
Gadis itu merogoh saku baju seragamnya. Sebuah kartu nama bertuliskan nama seseorang yang tidak dia ketahui siapa, beserta alamat dan tempat kerja orang itu. Kartu nama itu, adalah benda yang diberikan ayahnya di saat terakhir.
"Jika terjadi sesuatu pada Ayah, Leya temui orang ini. Bilang saja, kalau namamu Cattleya Jelita, anak Ayah dan Ibu." Kurang lebih begitulah ucapan sang ayah dengan suara terbata.
Cattleya menyimpan kembali kartu nama itu di sakunya. Besok, dia akan mencoba menemui orang itu sepulang sekolah.
Hari semakin gelap. Cattleya harus pulang karena Kaira pasti sudah menunggunya. Semoga ada tetangga yang berbelas kasihan memberi Kaira makan untuk malam ini. Sehingga sisa telur di kulkas bisa untuk makan besok.
Langkah Cattleya menuju jalan pulang tiba-tiba terhenti saat dua orang bertubuh besar turun dari sebuah mobil dan menghadangnya. Dua orang itu terlihat berbisik-bisik kemudian menyeringai. Mereka kemudian dengan cepat mendekati Cattleya dan membekapnya.
Cattleya meronta sekuat tenaga. Dia menendang ke sembarang arah, melakukan gerakan pertahanan diri yang dia bisa, namun sepertinya tenaganya tetap saja tidak sebanding dengan dua laki-laki kekar ini. Apalagi dia diserang secara tiba-tiba.
Cattleya tidak tahu lagi apa yang terjadi karena seseorang tiba-tiba menutup matanya dengan sebuah kain yang dia duga adalah dasi. Orang itu kemudian membawanya masuk ke mobil. Sementara kedua orang yang menghadang Cattleya tadi entah ke mana.
Di dalam mobil, Cattleya masih berusaha meronta untuk melepaskan diri namun sia-sia. Orang yang kini bersamanya justru tertawa.
Entah apa yang sebenarnya terjadi, Cattleya tidak mengerti. Tidak ada tanda-tanda mobil yang dinaikinya akan bergerak. Sepertinya mesin mobil dinyalakan hanya untuk membuat pendingin tetap menyala.
Selanjutnya, Cattleya merasakan sentuhan tak biasa dari seseorang. Sentuhan gila yang membuatnya semakin meronta.
"Semakin kamu meronta, semakin membuat hasratku meledak, sayang," ucapnya menjijikkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Deal with Mr. Celebrity (Tersedia dalam Bentuk Buku dan PDF)
General FictionTersedia dalam bentuk PDF dan novel cetak dengan ekstra part lengkap. Herjuno Pramudya Adi-- posisinya sebagai putra dari pasangan artis senior tidak serta-merta membuat kehidupannya menjadi mudah. Tekanan untuk menjaga ketenaran dan nama baik, memb...