♥️SEDIKIT HARAPAN✓

662 51 4
                                    

40. Sedikit Harapan

 Sedikit Harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuhan memang tak mengizinkan kita bersama, maaf jika akhir cinta kita tidak seperti apa yang kamu bayangkan."
-Atnasya Kejora Kim-

♥️♥️♥️

Setelah sampai di bandara, Kirana langsung menuju ke rumah sakit. Kirana berlari menelusuri lorong-lorong rumah sakit dan menabrak beberapa pasien dan suster yang tengah berjalan, ia melihat anak sulungnya serta menantunya tengah duduk di depan ruangan.

Setetes air mata turun dari kedua mata Kirana saat melihat anak bungsunya yang tidak berdaya dari kaca pintu. "Angel!" lirih Kirana.

Vano berhenti mengacak-acak rambutnya dan berdiri. "Bunda dari mana aja? Anak sakit malah pergi gitu aja?!" ucap Vano dengan nada sedikit meninggi.

Fani mengelus pundak suaminya. "Udah mas jangan marah-marah, ini bunda yang udah, lahirin kamu!"

"Tapi bunda udah keterlaluan," ucap Vano yang sudah tersulut amarah.

"Bunda juga punya urusan."

Seperti tuli, Kirana tidak mendengarkan percakapan dan bentakan dari Vano dan Fani. "Angel udah sadar?!" tanya Kirana.

"Dari kemarin Angel belum sadar," ucap Fani yang masih menenangkan Vano.

Kirana membuka pintu, ia mendekat pada Angel yang tak berdaya di atas ranjang rumah sakit. "Angel, maafin bunda," lirih Kirana.

"Maaf." Kirana menggenggam tangan dingin itu dan mencium tangan putrinya berkali-kali.

"Anak cantik, bangun dong. Bunda udah ada disini, nggak kasihan lihat bunda kayak gini?" Kirana mengusap pipi mulus Angel, tangan Angel kini menjadi basah karena air mata Kirana. Ibu mana yang tak sedih saat melihat anaknya tak berdaya.

Pintu terbuka menampakkan Fani yang tengah berjalan mendekati Kirana dan membawa sekotak makanan. "Bunda makan dulu, dari tadi bunda nggak makan loh," ucap Fani yang berusaha membujuk Kirana agar segera makan.

"Bunda mau jagain Angel," jawab Kirana dengan tatapan lurus dan kosong.

"Bunda jagain Angel sambil makan ya, Fani udah beliin makanan." Fani memberikan kotak makanan pada Kirana.

"Makasih." Kirana tersenyum, ia langsung memakannya dengan perlahan dan memandangi wajah anaknya yang sangat pucat.

Malam hari yang dingin, bulan dan bintang tak mau menampakkan dirinya. Disinilah Kirana sekarang, masih senantiasa menjaga putri satu-satunya. Ia merasa telah gagal menjadi seorang ibu karena menelantarkan anaknya yang sedang sakit, matanya kini menjadi bengkak karena seharian menangis merutuki kesalahannya.

Tiba-tiba jari jemari Angel bergerak perlahan, bibir pucat itu tak henti-hentinya memanggil orang-orang yang dirindukannya. "Bunda, ayah, Angel kangen."

Ugly GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang