24

1.7K 216 10
                                    

Siang itu cukup cerah setelah beberapa hari kota diguyur hujan tanpa henti. Cafe seokjin tengah ramai pengunjung sehingga para pekerja nampak sibuk kesana-sini.

Yoongi duduk di depan meja kasir dengan wajah cemberut yang membuat siapa saja meliriknya dengan bermacam ekspresi.

Penyebabnya tentu saja karena seokjin tengah sibuk melayani pembeli, dan ia merasa diasingkan. Si gula memasang wajah murungnya yang terus terang sangat menggemaskan. Seokjin berkali-kali hampir salah menghitung total pesanan sebab fokusnya banyak dikacaukan min yoongi.

"Kau sudah makan siang? Mau hyung buatkan sesuatu?" Seokjin mengusap lembut kepala si gula yang tertunduk lesu dengan kedua bahu terturun lemas. Lelaki tinggi itu dilanda iba teramat sangat terlebih jawaban yoongi hanya berupa gelengan lemah.

Seokjin ingin sekali mendekap tubuh kecil berisi itu. Rasanya pasti sangat menyenangkan hanya dengan membayangkan saja. "Tunggulah sebentar lagi. Jimin tidak mungkin terlalu lama mengabaikanmu, kan?"

Kepala bersurai coklat keemasan itu terangkat dan menatap seokjin dengan mata berkaca-kaca. "Jiminie... Mungkin sudah dijodohkan... Makanya tak mau kembali. Hiks."

Dan mulailah terdengar isakan tangis menyayat hati. Bahkan seisi cafe yang memandang mahluk mungil itu seperti merasa turut terluka oleh tangisnya. Seokjin tak punya ide untuk menghentikan drama ini. Satu-satunya manusia yang bisa menghentikan tangisan beracun min yoongi hanyalah park jimin––si setan yang sudah dua hari tak ada kabar.

'Lihat saja. Akan aku buat park jimin membayar untuk ini."  Seokjin membatin penuh kesumat.

.
.
.

Yoongi masih sesengukan kecil meski sudah dibujuk oleh hyueningkai—salah satu karyawan cafe, dengan sekantung permen gummy. Seokjin dengan suka rela memeluk si mungil dengan usapan yang begitu lembut.

"Ohoo.. Seokjin hyung bikin nangis yoongiku? Jahatnyaaa," Serta merta saja pelukan terlepas dan seokjin menemukan mahluk menyebalkan lainnya tengah memeluk min yoongi posesif.

"Yak! Kim taehyung!"

"Apa? Hyung mau apa?"

Perdebatan tak penting itu diinterupsi dering handphone. Yoongi melepas pelukan, melirik ponselnya dan buru-buru menghapus airmata tak berartinya, ketika nama 'jiminie❤' menghiasi layar handphone miliknya.

[Gendut? Kenapa apartemen kosong? Kau dimana? Aku cari-cari dikolong kasur sampai dalam toples kau gak ada.]

Yoongi tidak jadi senang. "Mau apa kamu? Ngapain cari-cari, hah?"

[Sayang, jangan gitu, dong? Aku lagi kangen banget. Cepet bilang dimana, mau aku bawa balik kamunya.]

"Gak dulu, deh."

Dimatikannya panggilan tersebut.

Sekarang, Yoongi membayangkan wajah panik jimin. Enak saja kutu tungau itu tak memberitahunya bahwa sudah pulang. Pokoknya Yoongi mau merajuk dan menginap dirumah seokjin hyung. Seokjin hyung tak mungkin pelit bagi coklat dan permen gummy 🥰

Fin

Lol aku lupa publish ini duluan harusnya 🤣 maaaapppp

DIET DIET (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang