DIET DIET (MinYoon)

01

Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

"Tuh kan! Hyung, makan coklat terlalu banyak tidak baik." Jimin memekik nyaring ketika mendapati kekasih gempalnya asik mengunyah es krim vanila bertabur parutan coklat melimpah di atasnya. Setoples bola-bola coklat sudah kandas separuhnya. Jimin menghela nafas, mati akal menghadapi si gula-gula.

"Kau makan ini semua?" Jimin geram ketika kepala bersurai keemasan itu mengangguk polos dengan wajah datar. "Kau bilang akan diet?!"

"Maaf, Jiminie, aku rasanya mau mati saja jika tidak makan ini dalam sehari."

Jimin melotot ngeri. "Kau gila! Bagaimana bisa kau main mau mati cuma karna makanan manis?! Kalau mau bunuh saja aku sekalian!"

Brak!

Jimin membanting pintu nyaris menghancurkannya. Yoongi yang menatap miris pada daun pintu malah kembali melanjutkan makan eskrim yang hampir mencair seluruhnya.

Pada sendokan keduanya, Jimin kembali keluar dari balik kamar dan merampas segala makanan manis dihadapan si gempal lalu membuangnya tanpa perasaan kedalam sampah.

Kekasihnya mencebik lalu menghentak kaki tanda ngambek. Di bawanya tubuh penuh lemak itu memunguti ceceran coklat di lantai lalu menyuapkan ke mulut tanpa pikir panjang.

Jimin sudah mati akal menghadapi tingkah Yoongi, maka dilemparinya si gendut itu dengan balon-balon kecil berisi air. Sengaja dibuat banyak memang untuk mengerjai Yoongi yang malas bergerak.

"Jiminie!" Pekikan itu hanya ditanggapi kekehan oleh Jimin yang sudah dibuat jengkel setengah hidup.

"Kau jorok. Jangan makan makanan dari lantai. Memang kau anjing?"

"Yang anjing itu kamu!"

"Oh, benar. Kau 'kan, kucing." Gumamnya pada diri sendiri, Yoongi memutar mata. "Kemari, hyung. Aku punya makanan yang lebih enak dari gula-gula kamu itu." Jimin memanggil layaknya menghadapi kucing kecil

"Kau mau buatkan aku ramen?"

"Tidak akan," Jimin tertawa mendengar kekasihnya mengumpat segala jenis hewani padanya. Bilang tidak mau tapi tetap saja pantat sintal itu diangkat juga menuju dapur.

Jimin tau, Yoongi memperhatikannya dari belakang. Ia tersenyum kecil sembari menempelkan beberapa kertas bertuliskan menu sarapan, makan siang dan makan malam yang sehat untuk membantu diet Yoongi.

Bukannya tidak suka kekasih gulanya tambah gemuk. Yoongi dengan badan berlemak montok seperti itu hampir selalu membuatnya horny. Hanya saja si manis terlalu banyak makan makanan manis padahal dirinya saja sudah luar biasa manis. Tolong. Jimin mau hidup panjang umur dan tidak mau overdosis gula dan mati akibat diabetes.

Makanan manis di kulkas diganti salad buah yang bertumpuk-tumpuk dalam tupperware. Jimin membagikan semua coklat, cake, kukis dan permen ke tetangga apartemen.

Yoongi merengek meminta semua kehidupannya yang dibagikan ke tetangga itu di kembalikan padanya. Iya. Makanan manis itu kehidupannya. Tidak usah protes. Cukup Jimin saja yang selalu menceramahi dirinya.

Si gula bahkan begitu sumringah ketika bibi tetangga lantai bawah diam-diam memberinya bola-bola coklat isi blueberry, oleh-oleh kata si bibi. Baru memakan dua, Jimin sudah merebut makanan itu paksa.

Meski serumah, Jimin sangat pintar menyembunyikan stok cemilan milik Yoongi. Membuat si bungsu Min bertingkah di luar karakter lalu bermanja dengan sang pacar. Hanya untuk sebiji permen coklat.

Semurah itu. Tapi, Yoongi suka.

"Kau dengar aku, hyung? Hanya boleh makan apa yang aku tulis di menu. Kalau nakal, kubikin tidak bisa klimaks sampai sekarat." Ultimatum itu buat Yoongi berjengit kaget sekaligus ngeri.

Jimin dengan seringai culasnya itu, rasanya ingin Yoongi lemparkan saja ke ciliwung.

"Manyun terus. Kucium nih!"

"Ew,"

Yah, berdoa saja Yoongi kuat mengurangi makan makanan manis dan hidup sehat persis seperti yang selalu Jimin terapkan. Syukur-syukur dapat bonus numbuh roti sobek di perut mirip Jimin.

Amin.

Tbc

Hallooo... moga suka sama ini deh ya. Jangan lupa tinggalin bintangnya ehe