11

4.7K 586 16
                                    

Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

I found a love for me

Darling just dive right in

And follow my lead

Well I found a girl beautiful and sweet

I never knew you were the someone waiting for me

'Cause we were just kids when we fell in love

Alunan musik sampai hingga keruangan Yoongi berada. Ia menarik nafas lagi untuk hilangan gugup. Rasanya tremor menghampiri seluruh badan, Yoongi berdoa ia terhindar dari serangan paniknya.

Seseorang mengetuk pintu yang tak tertutup. Di sana ibunya tersenyum lembut sekali menyapanya. "Seoltang... kenapa kau tak juga keluar, nak?"

"I-ibu... aku, kok, gugup sekali, ya?" Yoongi memeluk tubuh kurus sang ibunda untuk menenangkan diri.

"Aigoo... sayang. Sudah, yuk. Ayah menunggu sedari tadi."

Dengan terpaksa ia berjalan agak terseret oleh ibunya yang berbadan mungil.

.
.
.

Perfect nya EdSheeran masih lah mengalun menyambut hari bahagia sekarang ini. Yoongi lihat ayahnya tersenyum lebar sekali, begitu bahagia dan sebagai anaknya, Yoongi merasakan sesak yang menyenangkan. Ia juga harus bahagia.

Jadi, ayahnya menggandengnya menuju tempat seharusnya Yoongi saat ini berada. Ia melihat dari pintu masuk gereja yang tak terlalu besar itu orang-orang menatapnya. Yoongi tak ambil peduli tentang itu.

Pria yang berdiri di depan altar menarik atensinya. Semena-mena air matanya menyeruak keluar begitu saja. Rasa sesak penuh syukur dan haru itu membuatnya tak dapat menahan aliran air yang meluncur dari kedua mata sipitnya.

Mereka berjalan ke depan dengan Yoongi yang terisak dan sang ayah yang mengelus punggung di bungsu. Isakan si gula membuat sang ibu yang sudah duduk di kursi barisan depan berdecak.

"Ayo, seoltang. Sebentar lagi pengantinnya mau masuk." Ibunya gemas. Menarik Yoongi yang menangis sesengukan untuk cepat duduk dibarisan keluarga mempelai.

'I-ibu... aku tidak rela. Nanti kakak tak mau masakan makanan enak untukku lagi." Ucapnya, disela isakan dengan suara parau.

Ayahnya terkekeh. Ibunya mencubit si bungsu Min sebab tak kuasa menahan kelucuan. "Kau suruh kakakmu membujang sampai kapan? Aduh, pusing juga aku lama-lama meladenimu."

Yoongi tak hiraukan. Ia justru memeluk Jimin yang baru dilihatnya hari ini. Lelaki itu rupanya baru saja datang menyusul sebab sibuk dengan jadwal magangnya. Rupanya, Yoongi kangen, sebab si gula sudah dua hari di daegu tanpa Jimin dan ia hanya sibuk merajuk.

"Sudah, sudah. Pengantin wanitanya sudah tiba." Ayahnya menengahi. Orang-orang memandang sang pengantin bergaun putih dengan penutup transparan menutupi wajahnya.

Ketika melihat kakaknya dan wanita cantik tadi berdiri di depan altar, airmatanya kembali menetes. Kekasihnya susah payah menenangkan si gula-gula yang sedang bersedih.

Bahkan setelah pengucapan ikrar dianggap sah dan orang-orang bersorak gembira. Si manis masih tenggelam di pelukan pacarnya.

Jimin kecupi kepala dengan rambut lebat itu penuh kasih. Sulit sekali membujuknya berhenti menangis. Yoongi memang akan kesulitan berhenti ketika menangis. Ia akan terus merengek sebab cegukan dan isakannya susah hilang, lalu lama-lama akan susah bernafas. Jimin sungguh tak tega.

Terbiasa dimanja oleh sang kakak, Yoongi jadi kesulitan memberi restu ketika kakaknya datang dan mengatakan ingin menikah. Si gula ngambek dan memusuhi orang-orang. Di rasanya semua orang tak sayang dirinya. Menikah artinya si kakak tak akan bisa memasakannya makanan enak lagi. Atau bermain ayunan dengannya di depan rumah mereka. Atau banyak hal lainnya yang sudah pasti akan berubah ketika kakaknya menjadi milik orang lain.

Hanya saja, melihat senyuman Yoonjae yang berbinar bahagia. Yoongi tau, ia tak berhak menghalangi kakaknya untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Maka ketika cegukan dan isakannya total berhenti, Yoongi mendongak menatap kekasihnya.

"Jiminie," panggilnya pelan.

"Hm? Apa, sayang?"

"Saranghae."

"Eh? Apa?" Jimin terbelalak. Menatap si gula yang masih menempel lucu di dadanya itu dengan wajah sembab. Jimin merona.

Memang imut, kecil, lucu, menggemaskan. Dan Jimin tak tahan untuk memeluk Yoongi lebih erat. Hatinya menghangat hingga rasanya telinga dan wajahnya memerah tak tau diri.

Dasar si gula dan pemikirannya yang random susah ditebak.

"Seoltang." Panggil ibu Yoongi. "Sudah menangisnya? Kasihan Jimin, bajunya kotor sama ingusmu."

Mereka terkekeh. Bahkan Jimin tertawa dengan matanya yang tenggelam di tekan pipi.

Saat itu Yoonjae datang dengan istrinya. Menjawil pipi gembul si adik. "Kan ada Jimin. Dia yang masak makanan enak untukmu, seoltang."

"Pendusta. Masakan Jiminie selalu hambar." Protesnya hanya di tanggapi tawa oleh si pacar.

"Sudah, jangan digoda terus. Nanti cantiknya anak ayah luntur."

"Ayah, sembarangan!" Yoongi mencebik. Malu sekali karna orang-orang ikut menggodanya. Wajahnya memerah sekali. Ia sembunyikan lagi wajahnya ke dada Park Jimin yang bergetar karna tawa. Tapi tetap memeluknya dengan lembut.

"Lihatkan? Kalau ada Jimin. Kau lupa keluargamu ada di depan sini." Seru Yoonjae.

"Berisik!"

.
.
.
.

"Sudah, ya, Yoon. Kau makan kue di sini banyak sekali."

Yoongi tetap masukan kue ke mulut kecilnya. Masih kesal karena terus digoda, setengahnya lagi karna mumpung kesempatan saja.

Jimin menarik nafas. Jika bukan tidak sedang di depan banyak keluarga si gula, sudah ia seret si gendut bebal ini dan memasungnya di kamar. Sulit sekali memintanya berhenti makan kue.

"Hah... aku harus kerja keras lagi menurunkan beratmu ketika pulang, hyung." Ratapnya nelangsa.

.
.
.


Tbc

Sori aku telat update. Aku mau ngetik kemaren-kemaren tapi kerjaanku numpul. Lol.

Karna kalian juga gak nagih jadi aku malah makin santai ikut lomba lmao

Jangan lupa vote sama komen ya. See yaaaa 💜

DIET DIET (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang