Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.
Selamat membaca
.
.
.
.
.
."Jimin... Jimin... Jimin...",
Jimin mendengus geli. Tak hiraukan rengekan si pacar yang ingin dipeluk cium dengan manja di atas kasur mereka. Biar saja, pikirnya. Itu hukuman sebab rupanya tadi siang di dapatnya si gula tengah makan donat selusin, kiriman dari Seokjin. Jimin geram.
"Jiminie, sini..."
Tetap dihiraukan. Jimin fokus saja pada tugas kuliahnya yang sudah mencapai akhir semester. Ia ingin cepat lulus lalu dapat kerja dan bisa menafkahi Yoongi. Mulia sekali niatnya.
Di belakangnya, Jimin yakin kesayangannya itu tengah berguling-guling dengan wajah merengut mendengar suara kasur yang ribut. Ia juga mendengar ada benda ringan yang jatuh, terlempar padanya namun tak sampai mengenai.
Benda kedua mengenai tepat kepalanya, Jimin tepis begitu saja kain satin tersebut. Ia mendengar si manis berdecak, Jimin menahan tawa.
Lemparan ketiga mengenai kening kanannya. Jimin menoleh pada akhirnya. Di bawah kakinya ada sebentuk kain segitiga, ia tau pasti benda itu.
"Dalam hitungan tiga tidak kesini kau mati, Park Jimin. Satu, dua, tiga,"
Jimin melompat bar-bar kearah kasur, namun Yoongi bicara mengalahi rapper handal. Si gula menggulung dirinya di balik selimut layaknya kempompong. Belum sempat Jimin menggapai si pacar yang imutnya tiada dua, wajahnya ditendang tak manusiawi.
"Mati sana kau, Park Jimin!" Ucap Yoongi, sadis. Semakin menggulung tubuhnya yang telanjang dengan selimut.
Jimin memutar matanya malas. Berdiri ia dari cara terjungkalnya yang tidak perlu dijelaskan semenyedihkan apa. "Yakin, mau aku mati saja?" Park muda itu menyeringai. Reaksi Yoongi selalu lucu jika merengut, menggoda si gula bisa membuat hidup bahagia dan panjang umur baginya.
"Tidak yakin. Tapi aku benci padamu!" Ujarnya, plinplan sekali.
"Benar, nih? Benci padaku?" Jimin membuka kaos putih polosnya, melempar serat kain itu sembarang arah.
"KENAPA BUKA BAJU?!"
"Yang buka-buka duluan siapa?"
"AKU! MEMANG AKU, SIH! PERGI SANA! UDAH GAK NAFSU!"
"Biasa aja, dong, sayang. Nanti juga nafsu, kok!" Jimin nyengir. Jemarinya pelan menurunkan karet celana boxernya.
Di atas ranjang, Yoongi telan ludah sambil bergumam, "dasar sinting." Pada pacarnya yang mudah horny.
Jimin jalan mendekat begitu melihat Yoonginya terlihat tak mengeluarkan protes berlebih lagi. Boxer sudah menggantung dipinggul, mata Yoongi sepertinya sangat ingin benda itu hilang. Jimin sudah naik ke atas Yoongi dan mereka tatap-tatapan.
Ting Tong
Belum saja kecupan di sarangkan ke bibir semerah delima kekasihnya. Jimin berdecak, mengutuk tamu tak tau diri di jam sepuluh malam. Di kecupnya seluruh wajah tembem Yoongi hingga bel semakin berbunyi membuat kesal penghuninya.
Yoongi mendorong Jimin. "Buka pintu sana." Titahnya. Namun Jimin justru menurunkan kecupan ke rahang lalu lehernya. Yoongi mengerang suka.
Ting Tong
Sumpah kesal.
Akhirnya Jimin meraih bajunya yang teronggok di lantai lalu berjalan ke pintu keluar apartemen mereka. Ia akan membuat tamu siapapun itu menyesal jika datang untuk hal tak penting. Sebab di bawah sana sudah tegak begitu saja minta tersalurkan.
Cklek
"Oh, Jimin-ah. Kalian sudah tidur ya? Hyung menganggu pasti." Pria itu tersenyum.
Jimin mematung menatap fitur di depannya. Detik selanjutnya ia sadar dan membuka pintu lebih lebar. "Jay-hyung, kenapa datang tidak bilang-bilang?" Ucapnya. Mengikuti langkah pria tinggi itu memasuki apartemennya.
"Aku sudah bilang Yoongi. Tapi dia sepertinya tak buka chat dariku." Jay berbalik menatapnya. Jimin kikuk berusaha menutupi bagian bawahnya agar tak terlihat tengah tegang. Di tambah perkataan calon iparnya itu yang membuat Jimin ingin berubah jadi slaim saja. "Aku akan menginap di sini. Kalian masih punya kamar, 'kan?"
Jimin hanya angguk patah-patah.
"Jimin, siapa yang datang?" Yoongi keluar dengan pakaian lengkap.
Melihat kakak tersayangnya datang, si gembul buru-buru berlari, melompat kepelukan Yoonjay. Mengucapkan rindu yang ditanggapi sulung Min dengan serangan kecupan gemas.
"Kakak tidur denganku saja malam ini." Final Yoongi pada malam itu. Mengajak sang kakak memasuki kamarnya.
Dan Jimin yang meratapi burungnya, masih setengah tegang sudah begitu harus tidur sendiri di kamar tamu. Bermain sabun pula.
Tbc
.
.
.
.
.Gimanaaaa? Aku nunggu lama buat 50 vote tapi kayaknya susah banget ya buat kasih vote. Masih ada yg pelit gitu pdhal baca gratisan juga. Huh!
Kelamaan aku update aja karna aku baik /nggak
Ini aku minta 50 vote lagi aja buat chap selanjutnya oke?
Liat ughtea yungi yang udah kayak orang abis maternity shower gtu kan? Hamil anaknya siapa sih?? Gemes
KAMU SEDANG MEMBACA
DIET DIET (MinYoon)
Fiction généralePark Jimin dibuat mati akal sebab Min Yoongi yang nakal selalu menyimpan permen coklat diberbagai tempat. Jimin mau Yoongi berhenti memakan gula-gula dan berdiet dengan menu makanan sehat yang dibuatnya. Jimin bisa sabar tidak, ya? MinYoon Ini cuma...