Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.
Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
."Lho, ndut? Kok, sudah bangun?"
Yoongi memutar bola matanya jengah, "aku 'kan yang harusnya ngomong gitu ke kamu, Chim."
"Ya... habisnya aku mau jadi suami yang baik. Jadi harus melayani istrinya yang endut, bulat, lucu, gemesin." Jimin ketawa hingga kedua mata sipit itu menghilang.
Ada rona merah nakal menghinggapi pipi mulus nan kenyal si gula-gula. "Ngomong apa kamu ini. Belum juga nikah!" Ujarnya merengut.
Kekasihnya tergelak. "Ya, tapi sudah paten, kok." Katanya, sembari menyodorkan setangkup roti bakar dengan selai kacang. "Hari ini sepulang aku kuliah, kita ke gym, ya."
Yoongi mendengus. Tak mendengar ada nada tanya dari ucapan si pacar. "memang sudah habis tempat kencan lain di kota ini, Jim?"
"Oh... chagiya, Kamu ngajakin kencan, nih?"
"Ya.. maksudku-"
"Ya sudah. Pulang kuliah kita kencan, jadi kamu dandan yang manis, oke?"
"Nggak. Aku ada janji sama Hoseok. Ini soal project webnovel dia."
Melihat Jimin menyernyit dahinya, Yoongi menjelaskan lagi. "Hoseok memintaku-- tidak, lebih tepatnya studio yang mau menerbitkan webnovel itu memintaku menjadi ilustratornya. Aku senang-senang saja, sih. Jadi aku akan sering bertemu Hoseok untuk membahas plot dan sebagainya. Aku malas menjelaskannya, tapi intinya seperti itu."
Si pacar tak bergeming. Dalam hati Yoongi mencari akal agar Jiminnya tak merajuk atau hal merepotkan lain. Ia hanya bekerja dan mendapat uang dari apa yang nanti dikerjakannya. Terlepas siapapun yang menjadi klient atau partnernya.
Jimin mencubit pipi tembem itu dengan senyum tipis pertanda dia ikhlas. Tapi tetap tak rela. Hoseok suka memonopoli pacarnya sampai tahap tak sadar diri. Pria itu pernah menghajarnya sebab membuat Yoongi menangis tahunan lalu. Jimin tak lupa apa yang diucapkan Jung Hoseok kala itu.
Pria itu tampan dan senyumnya cerah dengan pribadi yang hangat. Lalu mengaku mencintai Min Yoongi di depan muka Jimin. Kesal sekali jika mengingatnya. Tapi mengingat itu juga adalah kesalahan dirinya, Jimin diam saja.
"Kalau begitu, akan aku jemput nanti jika sudah selesai. Katakan pada kak Hoseok aku kangen."
Yoongi otomatis merengut jijik. "Ew, Jim. Kalian menjijikan." Ujarnya. Tak habis pikir dengan hubungan pacarnya dengan Hoseok. Kelihatan penuh permusuhan tapi kadang malah saling lempar rayuan tak jelas.
Dagu berlemak Yoongi ditoel, lalu kecupan pipi Jimin berikan sebelum berangkat ke kampus.
.
.
.
.
.Meeting dengan Hoseok tidak ada canggungnya. Teman seangkatannya itu menyapanya ceria dan Yoongi hanya mengangguk datar. Pertemuan di kantor penerbit tadi seperti sebuah reuni saja bagi keduanya sehingga pihak staf tak perlu memperkenalkan mereka secara detail masing-masing.
Pembicaraan mereka berlanjut di sebuah cafe tengah kota. Hoseok tak lepas senyum sedari bertemu Yoongi. Kapan lagi dapat mendominasi waktu bertemu dengan si gula ketika project ini dihadapkan padanya. Hoseok awalnya hanya ingin jadi penulis buku. Namun ketika naskahnya di terima sebuah studio penerbit webnovel, Hoseok pikir tak ada masalah dengan itu. Sampai pada pembahasan untuk mencari ilustrator dan rekomendasi di sana mencantumkan nama Min Yoongi, ia tak perlu panjang pikir untuk memilih nama itu.
Jimin si sialan bagi Hoseok adalah pacar posesif biadab. Pria asal busan itu hanya ijinkan si gula-gula bekerja di rumah, menjadi webtoonist. Yang sialannya lagi, beberapa lama tak bertemu, Yoongi tambah imut dan gemuk dengan pipi gembil sekenyal marshmallow.
Hoseok ingin gigit.
Tapi takut dihajar Yoongi.
Jadi hanya tersenyum saja layaknya idiot ganteng yang kelewat seksi. Definisinya memang benar begitu. Susah disangkal.
"Jiminie bilang dia kangen kau." Yoongi menyeletuk keluar topik ketika pembicaraan mereka tentang jalan cerita itu telah disepakati.
"Kamu tidak kangen aku?"
"Dih... ngapain."
"Ya sudah, bilang juga aku kangen."
Wajah Hoseok dilempar tissu bekas. "Pacaran saja kalian." Seru si gula sinis.
"Memang kamu rela, Yoon?"
Ada kekehan geli Yoongi sebelum menjawab. "Aku membayangkan akan menembaki kalian dengan revolver jika kalian menikah. Pasti keren sekali."
"Heh! Jangan asal merubah genre fanfic ini, ya!" Seru Hoseok. Sebelum mereka berdua tertawa. Seru sekali rasanya setelah lama tak bertemu lelaki manis taksirannya ini. Hoseok hampir mengusak rambut Yoongi sebelum sebuah tangan lain menggeplak tangannya.
"Kak Hoseok, Jimin kangen!" Jimin datang dengan memeluk lelaki kurus itu. Wajahnya dibenamkan dileher Hoseok.
Hoseok menyumpah, "YAK. PARK JIMIN BANGSAT! LEPAS GOBLOK!?"
Jimin buru-buru melepas pelukan dengan tawa puas. Buru-buru juga ia tarik Yoongi keluar dari cafe masih dengan tawa senangnya. Mengabaikan gerutuan si pacar dan Hoseok yang shock di tempatnya.
Hoseok menggigil ngeri sebab sesaat tadi Jimin berbisik memberikan ancaman jangan coba sentuh pacarnya.
Iya. Hoseok tak lupa, ia pernah memukul wajah tampan Jimin beberapa tahun lalu. Itu di bantu Namjoon juga Seokjin.
Jika tidak, mana bisa menang dirinya melawan Jimin yang dilihat dari otot saja sudah menang banyak.
Sementara di mobil sepasang sejoli tertawa dengan yang satunya melempar rayuan-rayuan receh.
"Sudahlah, Jim. Jalan saja dengan benar. Dasar perayu."
"Aku 'kan hanya lagi usaha minta jatah saja."
"Pokoknya ditolak."
"Sayang tega!"
"Bodo amat."
Tbc
Hello... im back bitj
Ingin mengumpat sebab akhir bulan kerjaanku kayak lagi pengakuan dosa di padang mahsyar. Jadi segini dulu lagi aja ya sayang. UwU
Jgn pelit vote dan komen demi keuwuan Yungi kita semuaaaaaa 💜💜 dadah babaaayy
Liat sope gini aku goyah masaaa 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
DIET DIET (MinYoon)
General FictionPark Jimin dibuat mati akal sebab Min Yoongi yang nakal selalu menyimpan permen coklat diberbagai tempat. Jimin mau Yoongi berhenti memakan gula-gula dan berdiet dengan menu makanan sehat yang dibuatnya. Jimin bisa sabar tidak, ya? MinYoon Ini cuma...