09

4.9K 660 25
                                    

Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

"Terus lagi, hyung. Kau sudah mirip garfield saja, dasar gendut!"

"Berhenti mengatai aku gendut! Jelek!"

Jimin bersiul mirip om-om yang biasa cat calling pada gadis-gadis. Yoongi kesal sekali, nafasnya sudah terengah-engah.

"Angkat pantat besarmu itu dengan benar, jangan terlalu jongkok!"

"Haah... ini sudah 30 kali. Kaki ku lemas sekali rasanya... haah," Yoongi tidak sanggup squad jump lagi. Ia akan berbaring sebelum pantatnya dipukul dengan sabuk dan Yoongi teriak-teriak mengamuk.

Jimin di kejarnya dengan tubuh gembul hingga lelaki Park itu semakin tertawa senang. Yoongi hanya mampu menarik ujung baju kaos pacar kurang ajarnya dengan mulut terbuka, terengah mengais udara.

"Jimin, capek." Keluhnya. Menarik ujung kaus kekasihnya semakin kencang lalu berbaring telungkup di atas lantai semen taman samping apartemen mereka.

"Lha, gendut! Jangan begitu... malu, hyung!" Jimin membuka katup mulutnya kehabisan kata. Sementara Yoongi memberinya jari tengah.

"Sekarang perutku kram, Chim. Perih sekali rasanya. Aku mau pulang ke daegu saja." Rajuknya. Jimin semakin berwajah panik memikirkan si gula pulang kembali ke daegu.

Jika Yoongi pulang ke daegu, itu adalah petaka bagi Jimin. Ia akan dianggap tak becus mengurus si gula. Lalu si sulung Min akan menyiksanya. Tidak! Jimin tidak mau! Lebih tidak mau lagi jika tidur tanpa Yoongi yang suka mengusel lucu tiap malam padanya.

Kejadian berulang ketika Jimin akhirnya menyerah dan menggendong si gula dengan berat hati. Bisepnya bisa dipastikan bertambah besar menyaingi Jeon Jungkook jika terus menggedong kucing gendut menyebal yang sialan imut.

Di balik kesusahan Jimin, Yoongi menahan senyuman dengan mata tertutup dan peluh membasahi seluruh wajahnya. Memang tidak pernah mudah membuat si kucing nakal itu untuk menurut.

.
.
.
.
.

Kegiatan mandi dan bersih setelah olahraga pagi sudah jadi rutinitas mereka semingguan ini. Jimin akan memaksa Yoongi menaiki timbangan untuk mengetahui perkembangan diet kekasihnya.

Begitu angka yang diharapkan tidak sesuai. Jimin melotot dan Yoongi nyengir dengan gigi kecilnya yang menggemaskan.

Jimin menepuk keningnya, pusing tujuh keliling pokoknya. "Kau hanya turun enam ons." Ujarnya. Mencubit pipi gembil itu hingga si gula memekik sakit. Ia tak peduli. Ceramah paginya akan dimulai lagi sekarang, "apa kau tidak capek tiap hari olahraga, tapi selalu diam-diam makan entah apa itu lalu merusak kadar kalori yang sudah aku atur untukmu tiap hari?"

Yoongi merengut. "Kau sudah seperti instruktur kesehatan saja." Ucap si bungsu Min, sebal.

"Aku bisa jadi apa saja jika itu untukmu."

"Halah. Eek!"

"Ayolah, hyung. Kau mau gula darahmu naik lagi?" Ada rengekan putus asa Jimin mengatasi kekasihnya yang bebal.

"Bodo-"

Ucapan Yoongi tertahan ketika Jimin sudah membantingnya keatas sofa. Menggelitik si gula tanpa ampun.

"Akh.. ha ha ha.. hen, ha ha.. hentikan, idiot... bha ha ha,"

Kaus kebesaran Yoongi tersingkap. Kepala Park Jimin di atas perut berlemak itu, dengan wajah mengusel perut layaknya bermain dengan bayi enam bulan. Si gembul tertawa geli dengan sumpah serapah. Kesusahan menyingkirkan Jimin dari atasnya yang terus saja menggelitik titik sensitifnya.

Ketiak, perut, punggungnya habis di gerayangi untuk menciptakan sensasi geli hingga Yoongi kepayahan. Nafasnya putus-putus dan perutnya makin kram sebab terus saja tertawa.

"Jim... stoph... capek hueeee," Ia merengek dengan tangisan bayi dibuat-buat.

Jimin berdecak namun menghentikan aksinya. Ia tidak ingin berhenti sebab Yoongi jarang tertawa geli dan itu sumpah lucu banget! Jimin jadi ketagihan. Ia terkekeh melihat wajah si pacar yang merah dan nafasnya yang cepat. "Kau akan kehilangan selera makan jika di gelitik, dasar bayi gendut."

Yoongi ingin menyumpahi, tapi tenaganya sudah menguap diambil Park Jimin.

"Mulai sekarang jika masih bandel, kau akan aku gelitik sampai sekarat."

"Dasar jahat!"

"Biar aku jahat. Toh, yang mau kawinin kamu cuma aku." Ujarnya sombong.

"Aku bilangin-"

"Apa? Mau ngadu? Dih,"

Yoongi merengut dengan mata berkaca-kaca.

Damn it! Seret saja Jimin ke neraka setelah ini. Sebab yang ia lakukan setelah adalah menggigit dagu si gembul.

"Kok, tidak teriak?"

"Capek. Mau tidur." Dan beneran tidur dalam hitungan detik itu juga.

Jimin terkekeh. Sialan memang Min Yoongi.

Tbc

.
.
.
.
.
.

Hai... jumpa saya lagi. Ehe

Ini yang baca mayan banyak juga, ya? Saya seneng banget aja ternyata banyak yang suka uwu

Btw karna pembacanya udah banyak gini saya minta 50 bintang di chap gimana? 50 bintang buat chap selanjutnya. Saya senang kalian jg seneng bacanya. Saya gak suka aja udah kasi hiburan tapi kalian masih pelit vote uwu👌

 Saya gak suka aja udah kasi hiburan tapi kalian masih pelit vote uwu👌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mau gigit 😭😭😭

DIET DIET (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang