07

5K 612 26
                                    

Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

Sejak Yoongi menjadi pacar, Jimin tak pikirkan akan seperti apa hubungan mereka selanjutnya. Sebab si manis sudah jadi mahasiswa di kampus terbaik yang jadi pilihannya dan Jimin baru menginjak kelas sebelas.

Yoongi jarang balas pesan karna banyak tugas diawal semester. Bahkan mereka tidak pernah berkencan. Hanya sesekali bertemu jika Jimin memaksa menjemputnya di kampus lalu mengajak makan.

Jimin tak banyak menuntut kebersamaan mereka. Mereka masih sangat muda dan Jimin tidak mau Yoongi pergi darinya. Ia selalu mengalah. Pun begitu ia juga terus bersabar karena sudah biasa diabaikan. Ia ditolak seratus sembilan kali jika perlu diingatkan. Baginya pengorbanan semacam itu sangat wajar untuk mahluk seindah Min Yoongi.

Baginya tidak ada yang dapat mengalahkan senyum gula-gula si pacar jika menyukai sesuatu. Sepasang mata kucing yang akan berbinar lucu juga hidung yang memerah. Jimin rela berikan apapun bahkan seisi dunia jika ia mampu.

Yoongi memang manis mengalahkan gula. Tapi, Jimin juga harus menerima kekurangan lelaki itu yang bagi teman-temannya mungkin hanya buang waktu. Yoongi itu egois dan hanya memikirkan diri sendiri. Begitu yang di nasehatkan teman-temannya di sekolah.

Ia tidak ambil pusing. Baginya, bertahan disisi Yoongi entah bagaimanapun sulitnya, Jimin pasti bisa lalui.

Hingga sampai semester 3 dan hubungan mereka semakin renggang. Jimin merasa tak ada salahnya ikut teman-temannya kencan buta.

Mungkin bertemu teman baru dapat mengurangi rasa kesepiannya tanpa Yoongi. Jimin merasa jika si manis itu tengah menghindarinya atau mungkin sudah bosan mengasihani dirinya yang tukang mengemis cinta.

Seorang gadis hasil perkenalan singkat mereka membuat Jimin kembali bisa tertawa lepas. Rasanya sudah lama ia tidak tertawa bahkan dengan guyonan paling lucu sekalipun. Yang jelas, dari awal Jimin seseorang yang sederhana dan mudah akrab dengan siapapun. Ia tipe yang mudah populer di mana saja berada.

Dengan itu, intensitas pertemuan mereka semakin sering juga isi pesan Jimin lebih banyak bercakap dengan si gadis. Jimin tak ambil pusing bahkan ketika Yoongi baru membalas pesannya yang dikirim tiga hari lalu.

Si manis mengajaknya bertemu dan berkata jika sangat rindu kekasihnya yang cerewet. Katanya sangat susah mengatur waktu bertemu bahkan hanya untuk bertukar pesan. Rupanya si gula sudah menjabat menjadi ketua BEM menggantikan Kim Seokjin- alumni yang lulus satu tahun sebelum kekasihnya.

Jimin akan setuju ajakan kencan sang pacar ketika teringat janjinya pada orang lain sudah jauh hari di rencanakan. Rasanya tak tega membatalkan janji itu. Tapi juga tak tega pada Yoongi yang ternyata masih ingat pada dirinya.

Maka ia beralasan jika waktu ujian kelulusan sudah sangat dekat dan Jimin harus fokus belajar agar bisa menyusul si gula di kampus yang sama.

Balasan Yoongi kala itu membuat Jimin berbunga namun serasa dihantam palu ketika ingat ia telah berbohong. Jimin tengah merasa berdosa besar namun tak dapat mundur lagi.

From My sugar

Oke, Chim. Belajarlah yang rajin.
saranghae 💜

Sebentuk hati diakhir kalimat itu membuat Jimin mual akan rasa bersalah.

.
.
.
.
.
.
.

Itu adalah sabtu siang yang ramai di dalam pusat pembelanjaan. Yoongi dan juga kedua temannya sehabis rapat masih dengan jas almameter kampusnya, keluar dari sebuah toko buku.

Hoseok sudah heboh mengajak mereka makan di food court saja sebab sudah hampir lewat jam makan siang.

Mereka menaiki eskalator di mana food court yang terletak di lantai 3 dan toko buku di lantai 2. Di sampingnya Namjoon tengah menelpon Seokjin yang sepertinya mengajak mereka bertemu untuk makan bersama. Yoongi tersenyum tipis melihat rona samar di wajah Namjoon sebelum kepalanya mendongak ke atas lalu menemukan sesosok yang sangat di kenalnya.

Iya.

Benar.

Itu benar Park Jiminnya.

Tersenyum lalu tertawa kecil sambil berjalan menuju eskalator ke lantai bawah.

Belum sempat Yoongi mengejar, ia baru sadar jika ada sesosok gadis mungil di gandengan kekasihnya. Lalu netra mereka bertemu dan Jimin di seberang sana terbelalak.

Mungkin terintimidasi dengan keberadaannya yang tak di sangka-sangka.

Yoongi tidak tau perasaan seperti apa yang menghampirinya. Rasanya sulit dijelaskan. Yang ia tahu, itu adalah sakit yang meremas ulu hati hingga rasanya sulit barang hanya mengambil nafas.

Mereka baru menginjakan kaki di food court dengan Seokjin yang melambai di salah satu meja bundar. Yoongi tidak terlalu fokus dengan langkah kakinya dan membiarkan dua temannya berjalan lebih dulu.

Seokjin berteriak sebelum Yoongi dapat mempertahankan tubuhnya yang ambruk tanpa aba-aba sebab kesakitan yang ia sendiri tak mengerti jika rasanya semenderita ini.

Tbc

Anjir aku malah menye-menye :(((((
Enaknya di apain tuh di jimen??
udah nyeleweng ternyataaaaa :((((

DIET DIET (MinYoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang