Felix : jadi nebeng kan?Aru : iyaaa jadiii
Felix : aku samperin ya, kamu tunggu depan kelas
Aru : iyaa gue udah di depan.
Aku refleks melayangkan senyum saat kedua mataku menangkap Felix sedang menuju ke arahku.
Ia tersenyum lalu sedikit mengangkat kepalanya sebagai kode agar aku mengikutinya.
"Tunggu disana saja ya?" tawar Felix padaku.
"Dekatnya ruang rapat?"
Pandanganku menangkap beberapa pemuda lain yang juga terlihat sedang menunggu disana.
Felix mengangguk,
Aku mengeluarkan ponsel dari dalam saku, dan mulai mengotak atik benda pipih panjang itu untuk menghilangkan rasa bosanku berada disana.
Kepalaku mendongak dan melihat beberapa orang lainnya keluar dari ruang osis.
Tubuhku terdiam dan mengingat sesuatu, sebelum melangkah menuju kerumunan yang baru saja keluar dari ruang osis, aku berbalik.
"Lix, bentar ya gue ke sana bentar." ujarku sambil berjalan mendekat.
"Kanara, " ucapku pelan, yang berhasil mengalihkan perhatiannya.
Ia menatapku seakan akan berkata 'ada apa?'
"Gue minta maaf buat yang tadi, eum, Candra tadi juga jadi salah paham sama lo." ucapku dengan tulus karena aku benar-benar merasa bersalah pada gadis didepanku ini.
"Hm? Lupain."
Aku ternganga, secepat itu?
"Tapi, gue bener-bener gaenak sama lo." ucapku lagi.
"Udah selesai lagian. Waktu nggak bisa diputar ulang. Biarin."
Kedua mataku mengerjap lalu mengangguki ucapannya, Kanara ada benarnya. Namun, tetap saja aku sungguh merasa tidak enak.
"Sekali lagi, gue minta maaf."
"Iya, duluan ya."
Gadis itu berbalik menyusul langkah Segara, dan aku hanya memandangi punggungnya dari belakang sambil menghela nafas.
Kemudian aku merasakan sebuah tangan yang menyentuh pundakku pelan.
"Kalian berdua ada masalah?" tanya Felix padaku yang kujawab dengan senyum tipis.
"Tadi, ada sedikit kesalahpahaman, sama Candra juga," Aku menjeda lalu mengalihkan pandangan "pulang sekarang?"
"Kita langsung ke basecamp?" tanyaku sambil memakai sabuk pengaman.
"Iyap." pemuda itu mulai mengidikan mobilnya meninggalkan parkiran sekolah "biarkan yang lain pergi ke mart."
Aku mengernyitkan dahi karena menyadari mereka semua seperti akan menyelenggarakan sesuatu "Mereka mau nyiapin apa?"
"Ulang tahun Haidar."
"Aahhh, itu hari ini?"
Aku mengangguk kecil lalu mencoba mengingat sesuatu "Kalau hari ini ulang tahun Haidar . . . berati besok ulang tahun Felix." gumamku.
Bodohnya, ternyata pemuda ini masih dapat menedengar ucapanku tentang ulang tahunnya tadi dan dapat kulihat ia sedikit terkejut.
"Huh? Kamu tau?"
Kutepuk dahiku pelan, lalu menoleh ke arahnya dengan sedikit canggung "Ah, ehm iya, pernah dikasih tau sama Candra."
Aku menghela nafas lega saat Felix hanya mengangguk dan kembali fokus ke jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara
Teen FictionEksistensi Bagaskara adalah milik Arunika. Namun, dalam tugasnya Bagaskara tidak hanya berporos kepada Arunika. Apa yang akan terjadi pada semesta jika Arunika memilih egois untuk dirinya sendiri? Cover by : ekuivalent