Setelah beberapa menit berkendara, kami berdua sampai di sebuah tempat makan cepat saji. Aku menarik paksa tangan Candra untuk duduk dibangku paling pojok.Kenapa paling pojok? YA KARENA SEPI LAH!
Jangan berpikir yang tidak-tidak dulu. Aku hanya tidak suka kalau berada ditempat umum. Apalagi berdampingan dengan orang-orang yang tidak aku kenal. Rasanya, eumm.
Aneh.
Dan sangat tidak nyaman.
"Elo masih pucet Ru! Lagian napa dipaksa sekolah sih?! Kan bisa istirahat sono dirumah" Candra menaruh nampan berisi makanan didepanku dan memandangku khawatir. Mungkin karena wajahku kembali kelihatan pucat.
Aku tersenyum kecut "Gue bisa dihukum lagi kalo bolos" Tangan Candra terkepal. Aku tahu dia menahan emosi. Aku hanya tersenyum "Gausah ngomel-ngomel lagi"
Ia melengos "Gue pinjem powerbank, handphone gue lowbat !" Tanganku merogoh tas dan mengeluarkan powerbank berwarna abu-abu dan memberikannya dihadapan Candra.
"Lo makan dulu! Gue mau tidur sebentar."
Anak ini. Memang benar-benar ajaib.
Baru kali ini aku makan ditemani dengan orang yang tertidur pulas di sampingku. Aku mulai menghabiskan makananku. Sampai suapan terakhir kulihat Candra masih setia memejamkan matanya.
Aku menggoyangkan badannya, "Cann~ ayo pulang"
Namun nihil, matanya tetap terpejam.
Kepalaku pusing lagi, harusnya tadi aku tidak memesan soda dulu. Ah, kepalaku pusing. Tanganku menepuk pipinya. Namun dia tetap tidak berkutik.
Keseimbanganku hampir hilang. Aku tidak bisa berteriak. Kurasa aku hampir terjatuh dari kursi kalau saja tidak ada tangan yang menopangku dari belakang.
"Lo gapapa kan?"
Aku mengerjap, sepertinya aku mengenal laki-laki ini. Tapi dimana?
"Lah ini Candra?" tanyanya. Aku mengangguk lemas. Ah benar, dia salah satu teman Candra. Tapi siapa namanya?
"Kok dia tidur?! WOI CAN BANGUN!" laki-laki ini meneriaki Candra berulang kali namun ia tetap memejamkan mata. Akhirnya ia menyerah, sama sepertiku. "Lo mau pulang? Gue anterin aja ya? Soalnya muka lo udah pucet banget"
Aku tak menjawab. Namun ia segera menggendongku keluar meninggalkan Candra yang masih tetap setia pada posisinya. Aku curiga Candra pura-pura tidak mendengar atau malah beneran kebablasan?
Entahlah, aku tidak terlalu peduli karena aku hanya ingin segera beristirahat.
Laki-laki yang tidak kuketahui namanya tadi menggendongku sampai masuk kedalam rumah. Untungnya keadaan rumah masih sepi saat aku pulang. Mereka tidak ada di rumah.
Tapi siapa laki-laki ini?
Dia sepertinya mengirim pesan kepada seseorang. Dan berkata padaku "Lo istirahat aja nanti Candra bisa pulang sendiri kok" Aku hanya terdiam. Lalu tanpa sadar aku sudah terlelap.
Sampai pukul 7 malam, aku terbangun karena ponselku terus menerus berbunyi.
17.43
Candra : WOI ANJIMM!
Candra : LO KEMANA ANYING?!
Candra : TEGA BANGET YA ELO NINGGALIN GUE!
Candra : GUE DIBANGUNIN MAS" MCD ANJIMM!
Candra : KOK TINGGAL GUE DOANG DISINI?

KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara
Teen FictionEksistensi Bagaskara adalah milik Arunika. Namun, dalam tugasnya Bagaskara tidak hanya berporos kepada Arunika. Apa yang akan terjadi pada semesta jika Arunika memilih egois untuk dirinya sendiri? Cover by : ekuivalent