Aru : woi njing
Candra : MASIH PAGI DILARANG MENGUMPAT YA ASU
Aru : EITS LO JUGA MENGUMPAT YAA
Candra : OH GITU??!
Aru : sekolah , jemputtttt
Candra : males banget , pengen skip gue .
Aru : ih ayoo sekolahh . jangan males - males jadi manusia .
Candra : pengen jadi kukang aja gue
Aru : untung - untungan masih dikasih napas , ngeluh mulu idup lo:)
Candra : YA ALLAH EMANG PALING ENAK TUH NGELUH KE HARRIS BUKAN KE ELO:)
Candra : GUE OTW ANJING .
Disinilah kami sekarang, aku sedang fokus mengerjakan tugas. Candra disampingku masih mengomel menyalahkanku, ia masih kekeuh berpendapat kalau sebab dirikulah kami hampir terlambat tadi pagi.
Padahal faktanya aku sudah menghubungi pemuda ini sedari jam 6 pagi.
"Untung aja tadi masih dibolehin masuk, gue beneran males banget kalo dihukum telat lagi." aku memutar bola mata malas "Gue dari pagi udah ngajak berangkat ya nyet! Elo yang banyak alesan, pengen skip lah, pengen jadi kukang lah, terus gue nungguin elo boker lama banget sekarang lo nyalahin gue?"
Candra melengkungkan bibirnya kebawah setelah mendengarkan celotehan panjang kali lebar dariku.
"Deketan dong sini." aku menghela nafas pelan, memang harus ekstra sabar menghadapi spesies langka semacam Candra ini "Kagak usah mewek, apaan?"
"Peluk."
Tanganku mendorong tubuhnya yang ingin merengkuhku "Kita lagi di sekolah anjim! Maen peluk-peluk aja." pemuda itu tersenyum miring "Oh, jadi kalo di rumah boleh?" aku mencubit lengannya dengan cukup kuat "B-bukan gitu juga anjim!"
Ia membalasku dengan mencubit kedua pipiku, yang sekarang terasa panas "LAH?! MALAH BLUSHING." kulepaskan tangan Candra dari kedua pipiku dan aku mengalihkan pandangan darinya, "Ahahahaha, sini dong Ru."
Aku menoleh sebentar dan mendongakkan kepala, mengisyaratkan 'kenapa?' padanya. Namun ia mengerjap ke arahku lalu mengarahkan pandanganku ke depan "Gak, gajadi udah fokus aja belajar."
....
"AYO BALIK WOI KEBO BANTET."
Kedua mataku mengerjap dan menatap pemuda di depanku yang menggoyangkan kedua pundakku agar aku terbangun " Udah balik?" tanyaku sambil mengucek kedua indra pengelihatanku secara bergantian.
"YA ALLAH PUNYA DOSA APA GUE DIKASIH TEMEN KAYAK ELO. INI UDAH JAM SETENGAH TIGA ANJIM YAKALI ELO MAU NETES DISINI?"
Aku melihat jam pada pergelangan tanganku. Ah, ia benar. "Bentar, gue pusing banget."
"Ini nih, kan gue bilang juga apa? Makan yang banyak, ini enggak. Lo cuma makan sedikit tadi dikantin kemaren juga kalo gak gue suapin lo nggak bakalan makan kan? Gue juga yakin lo enggak makan lagi di rumah. Makanya kalo gue bilangin itu nurut jangan bandel mulu. Rasain tuh."
Kepalaku semakin pusing mendengar kata-kata indah yang keluar dari mulut Candra "Udah ngomelnya? Gue pengen pulang."
"LO KATA GUE NGGAK PENGEN PULANG APA?!"
![](https://img.wattpad.com/cover/238627213-288-k453563.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bagaskara
Teen FictionEksistensi Bagaskara adalah milik Arunika. Namun, dalam tugasnya Bagaskara tidak hanya berporos kepada Arunika. Apa yang akan terjadi pada semesta jika Arunika memilih egois untuk dirinya sendiri? Cover by : ekuivalent