Hari dimana kontes memasak dilaksanakan akhirnya datang juga.Suasana santainya kerasa banget soalnya seluruh siswa boleh pakai baju bebas asal sopan dan celana olah raga serta bersepatu.
Yang biasanya cewek-cewek datang kesekolah biasa ajaㅡmentok pakai liptint, kali ini pada lebih menor. Ombre lips, pakai blush on, pakai necklace, sepatu warna-warni, intinya semua memanfaatkan kesempatan ini buat gaya-gayaan di sekolah dan foto-foto demi meramaikan instastory.
Gua juga agak dandan hari ini. Karena gimanapun, gua juga remaja perempuan yang pengen sama kayak temen-temennya. Gua bahkan pakai maskara sedikit. Winter sama Giselle malah bilang dia mau pakai eyeliner juga, sayang aja gua nggak bisa makenya. Selain itu, mata gua udah lebar, jadi gua nggak perlu make up mata yang terlalu over.
Begitu memasuki area aula terbuka depan kantor guru yang kebetulan juga depan ruang UKS dan laboratorium Fisika, gua lihat ada banyak meja lengkap dengan kompor gas serta beberapa fasilitas dari sekolah untuk lomba masak.
Kelas gua kebagian meja nomor 9. Jadinya gua sekalian nyari dimana meja nomor 9. Ternyata deket kran depan UKS.
"Saaaar," Giselle manggil. Dia lagi duduk di depan perpustakaan lantai 1. Tepatnya duduk di pot pohon melingkar sama anak-anak kelasan gua lainnya. Ada Jeno sama Karina juga. Cuman mereka jauh jauhan. Gua jadi ngerasain udara udara canggung di sekitar gua karena gua tau mereka lagi perang dingin.
"Winter belum dateng?"
"Udaaah! Nggak tau tadi kemana sama Ningning. Sini duduk, Chef." Giselle nepuk tempat kosong disebelahnya sambil ketawa.
"Wiiiih, branded." Goda gua pas lihat kaos Giselle di pinggir kanan bawah ada label merk yang gua tau ini cukup mahal. Sama kayak harga HP android kelas menengah kebawah.
"Ih, jangan gitu, ini kaos biasa aja tau."
"Taro, ati-ati lo Giselle punya peliharaan sugar dady." Kata gua ke Shotaro yang lagi duduk di bawah sama Jeno. Dia pakai topi ala maling gitu, ngerti kan? Yang biasanya warna item. Tapi yang dipakai Taro warna item.
"Heh, congornya." Giselle nggak terima dan ngelitikin gua sampai gua dorong-dorong dia dan gak sengaja kena Karina.
Cewek itu duduk di sebelah Giselle juga, cuman gua ngga ngajak bicara soalnya dia lagi pakai headset.
"Eeh, maaf, Rin." Kata gua yang sebenernya agak takut.
Karina langsung lepas Headsetnya dan nyimpen benda itu ke tas. Gua kira dia mau marah, taunya enggak. Dia malah noyor kepala Giselle sambil nyanyi lagu Sugar Daddy dengan HPnya yang dia jadikan Mic "He love me, he gives me all his money. That gucci prada comfy, my sugar daddy."
Gua sama Karina tatapan beberapa saat kemudian makin gencar godain Giselle.
Pas asik-asiknya ngebully Giselle, rombongan kelasan Sungchan keliatan rame-rame lagi jalan ke arah tempat kontes memasak nanti dilaksanakan. Dia kebetulan disuruh bawa teflon sama spatula, gua lihat di sebelahnya ada cewek yang waktu itu pegang-pegangan tangan sama Sungchan di kelas.
Padahal di tempat ini rame dan berisik, tapi mungkin karena orang kadang suka merasa dan sadar kalau lagi di lihatin, Sungchan noleh ke belakang. Dia liat gua. Ralat, dia senyum lebar sambil liat gua seolah baru ketemu sama kerabatnya yang udah gak dia temui selama dua tahun. Padahal masih dua hari gua jaga jarak sama dia.
Gua langsung mencari alasan buat pergi dari hadapan dia.
"Temen-temen, gua haus ilmu, gua ke dalam dulu ya baca ensiklopedia."

KAMU SEDANG MEMBACA
True Feelings but Fake Relationships | Sungchan [✓]
FanficBener nih cuman pacaran pura-pura aja untuk mempertahankan harga diri di depan mantan pacar? Serius yakin? tapi kok Sungchan cemburuan ya?