73. Wise Giselle

172 23 2
                                    

"Sar, Eunsok mundur dari proyek itu." Itu kata pertama yang diucapin Sungchan begitu dia pulang dari kantornya.

"Terus firma kamu udah pasti menang gitu kalau dia mundur?" Jawab gua yang mungkin kayanya nggak excited banget sama berita dari dia tapi sebenernya gua kepo kok. Cuman ketutup harus lebih konsentrasi ke hal lain aja.

"Ya enggak, tapi kalaupun kalah aku nggak merasa malu malu banget karena dia udah mundur sebelum perang. Dianya juga nggak bisa yang songong banget."

"Kalo feeling kamu sendiri gimana?"

"Aku dapet banyak banget inspirasi buat kembangin proposal kita pas kita kerumah Nenek kamu. Aku perbarui beberapa detail di presentasi yang aku ajuin dan kayaknya mereka suka. Mungkin peluangku sekarang sekitar enam puluh persen."

"Enam puluh persen itu banyak tau, sama aja kamu udah yakin bakalan lolos kalo gitu."

"Semoga aja. Kamu kepo nggak kenapa Eunsok mengundurkan diri?"

"Kenapa?"

"Pacarnya hamil."

Gua shock sampai kecipratan minyak karena ayam yang dengan hati-hati mau gua masukin ke penggorengan malah jatuh duluan dari capit stainless yang gua pegang. "Somi?"

"Iya. Cepet banget jadinya, kita aja belum. Mungkin mereka rutin."

Setelah diem benerapa saat untuk mencerna semua yang terjadi, gua meneruskan topik awal kita. "Kalo kamu diposisi itu gimana?"

"Kalau kamu hamil tiba-tiba?"

"Iya."

"Apa kata kamu sih, tapi aku yakin kamu tetep suruh aku berangkat. Jadi ya tetep berangkat." Jawabnya sambil nyemgir.

"Emang kalo udah menikah, beda gitu ya, coba kalo dulu pasti kamu bahkan mempelajari caranya melahirkan biar kamu siap membantu kapan aja."

Sungchan ketawa. "Kalau emang beneran gitu ya kamu aku ajak aja. Kan orang hamil bisa cuti kerja. Kalau aku nggak bisa. Kamu nanya nanya gitu kenapa? jadi curiga."

"Gapapa. Cuman tanya aja kok. Tapi Eunsok gentle banget ya. Padahal belum istri tapi udah begitu pengorbanannya. Heran kenapa nggak menikah aja." Gua berpendapat sendiri karena Sungchan kayak nggak tertarik buat lanjut ngomongin masalah ini. Dia udah buka HPnya buat liat video video pendek dari aplikasi yang sekarang lagi banyak digemari orang-orang di negara kita. "Mandi dulu apa makan dulu?"

"Makan aja, laper. Nanti cuciannya biar aku yang cuci aja. Habis masak dan makan kamu nonton gih, langganan Netflixnya udah aku bayar."

"Aku mau lanjut kelarin kerjaan dulu nanti. Aku nggak sesantai itu."

"Kamu gimana by the way, sayang? Udah merasa lebih baik atau masih bingung mau ngelakuin apa lagi?"

"Aku bener-bener nggak tau. Aku bingung apa aku lanjutin pekerjaan yang sekarang atau nyari hal baru. Yang jelas yang aku kerjakan ini udah nggak bikin aku merasa bahagia lagi sebenernya."

"Gapapa, pelan-pelan aja coba kamu cari tau. Apa kita pindah rumah aja? Siapa tau lingkungan kita udah terlalu bikin kamu bosen. Kadang tuh sebenernya kita cuman butuh menghirup udara di tempat baru, cuman butuh lihat pemandangan hujan baru dibandingkan memulai hidup lain yang bener-bener baru."

"Jangan buang buang uang. Belie gedung itu mahal banget disini Sungchan."

"Atau, kamu bosen sama aku? Semenjak kita menikah kamu udah nggak sering kumpul sama orang-orang. Jarang keluar main juga."

"Bukan. Bukan itu, kalaupun aku keluar juga mainnya sama siapa? Semua orang sibuk sama dunianya sendiri-sendiri. Sama keluarganya dan sama orang yang mereka sayangi."

True Feelings but Fake Relationships | Sungchan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang