55. Distraction

2.6K 1K 317
                                    

"Yang, dompet aku udah di tas kamu kan?"

"Iya. Ini ada kok."

"Yaudah aku ke kamar mandi kamu bayar, bentar ya, Chan, Sar."

Sebenernya nyempil di dinner orang yang lagi pacaran kayak gini tuh nggak enak. Sungkan. Apalagi mereka udah pesen restaurant dan menunya hanya untuk dua orang aja. Tapi kalau di tolak juga nggak enak, nanti dikira nggak menghargai lagi. Toh mereka juga enjoy kok, bukannya yang ngajak buat basa basi aja gitu.

Pas Giselle dan Shotaro pergi buat selesein urusan mereka, gua masi di meja ini sama Sungchan. Kita duduk berhadapan. Tapi gua ngga begitu merhatiin dia karena makan gua belum abis.

Udah sejak lama gua selalu kayak gini kalau makan. Sampai gua jadi punya penyakit lambung karena sering berantakan jam makannya. Bukannya sibuk banget sih sampai telat telat makan gitu, tapi emang sering gak selera makan. Seenak apapun makanannya, ada rasa masakan seseorang yang bener-bener gua kangenin. Efeknya, semua makanan jadi terasa hambar.

Hn.

"Lo nggak suka makanannya?" Tanya Sungchan sambil mainin pisau dan garpu nya.

"Suka kok." Jawab gua sambil nyuap satu sendok lagi makanan ke mulut. Gua ngunyah cepet dan langsung nelen makanan itu seolah gua menikmati rasanya banget.

"Hm, lo kapan ada waktu luang?"

"Kenapa emangnya?"

"Engga, gua mau bales budi aja. Sebagai temennya adek lo yang udah lo tolong dan lo biarin nginep di apart lo, gua mau traktir lo kapan-kapan. Gua orangnya ga bisa utang budi."

"Oh, ga perlu kok. santai aja."

"Kenapa?"

"Gapapa. Gausah aja."

"Kalo gua nraktirnya sebagai Sungchan boleh? Sungchan yang lo kenal dari kecil dulu."

Ucapan dia bikin gua meletakkan pisau dan menatap ke arahnya. Kali ini di wajahnya nggak ada raut bercanda atau main-main. Kayaknya dia emang butuh waktu untuk kita bicara berdua. Emangnya apa lagi sih yang mau di bicarain?

"Mau bicarain apa si?ㅡ" ucapan gua terpotong karena ada panggilan masuk.  Dari Soobin.

Udah beberapa waktu dia nggak ngehubungi gua, sekarang dia kenapa? Gua jadi khawatir.

Sungchan kayaknya ngeliat nama yang muncul di layar HP gua deh, dia emang memalingkan muka, tapi gua bisa liat ada perubahan di raut wajahnya. Tapi bukan itu yang harus gua peduliin saat ini.

Gua angkat telfon dari Soobin sambil jalan menjauh. Mencari tempat sepi.

"Halo? Kenapa Bin?"

"Sar kamu dua hari lagi ada waktu nggak?"

"Kenapa?"

"Ibu aku kan lusa ulang tahun. Aku rencananya mau pulang. Kamu mau nemenin?"

"Eh?? Tapi kan kita..."

"Iya. Tau. Cuman aku belum bilang ke Ibu aku. Bisa nggak kalau kamu ikut aku dulu? Aku janji setelah rayain ulang tahun Ibu, aku bakalan bilang kalo kita udah putus."

"Oh gitu. Iya bisa kok. Kita ketemuan dimana?"

"Aku jemput kamu aja ya?! Kamu di kantor penerbitan utama Papa kamu kan?"

"Iya. Aku tunggu di depan toko bukunya ya?"

"Oke, sip. Makasih, ya, Sar."

"Santaii. Ngomong-ngomong kamu apa kabar?"

True Feelings but Fake Relationships | Sungchan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang