Twelve

1.3K 175 4
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[050221]

Present...
.
.
.
.
.

🐥🐰
.
.
.
.
.

Ketika Jungkook kembali lagi ke rumah dirinya seolah-olah sudah berubah menjadi orang lain.

Hoseok yang melihat kondisi Jungkook langsung bisa menebak bahwa Jungkookpasti pergi mencari pemilik dojang dan setuju untuk melakukan pertandingan palsu. Yang penting dapat bertahan sampai ronde kelima kemudian pura-pura tumbang maka akan dapat bayaran yang tinggi. Hoseok pun terus-menerus meminta kesempatan itu pada pemilik dojang tapi pemilik dojang itu tidak pernah mengizinkannya bermain. Tapi Hoseok mengerti bahwa dirinya memang tidak berbakat di bidang tersebut. Hoseok juga mengerti bahwa sebenarnya Jungkook pun tidak ingin mendapatkan uang dengan cara begitu kalau tidak terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Mau ke rumah sakit tidak? Kalau kau begini, appa mu pasti akan terkejut" melihat sahabat baiknya yang dipukul hingga babak belur hatinya begitu cemas. Tapi ia tak tahu harus berbuat apa untuk membantu sahabatnya.

"Tidak perlu. Orang miskin tidak berhak untuk sakit" Jungkook berkata dengan nada dingin, merasa bahwa dunia ini tidak adil. Ia lalu kembali mengambil sikat, melanjutkan menyikat dinding hitam yang tidak mungkin menjadi bersih kembali itu. Mengabaikan rasa sakit yang luar biasa pada seluruh tubuhnya.

🐥

Esok harinya Jungkook menyerahkan uang kepada bibi perawat, memohon dengan tulus kepada perempuan itu agar mau menjaga ayahnya lagi. Setelah itu bari ia bisa pergi ke kampus dengan tenang.

Jungkook harus tetap pergi ke kampus karena impiannya sedang menunggu untuk direalisasikan. Ia harus segera menjadi guru olahraga. Olahraga adalah hobinya sejak dulu. Dengan menjadi guru olahraga maka penghasilannya akan stabil dan ia tak perlu lagi mengerjakan beberapa pekerjaan paruh waktu sekaligus serta masih bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan ayahnya. Ia juga tidak perlu lagi menahan harga dirinya untuk melakukan pertandingan palsu lagi.

Jungkook berjalan masuk ke kampus sembari menundukkan kepala. Mendadak pundaknya ditepuk oleh seseorang.

"Jungkook?"

Jungkook membalikkan tubuhnya. Sadar bahwa ekspresi wajah Jimin yang awalnya terlihat gembira mendadak berubah menjadi ekspresi yang penuh rasa penasaran melihat keadaannya saat ini, Jungkook pun tahu apa yang ingin Jimin tanyakan padanya. Pria itu tidak ingin menjelaskan apapun jadi ia pun berbalik dan berjalan lagi sambil menundukkan kepalanya tanpa mempedulikan Jimin.

"Hei, tunggu sebentar! Wajahmu...."

Jimin yang merasa Jungkook memperlakukannya seperti orang asing membuat hatinya menjadi resah. Jimin lalu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia hanya ingin membalas budi Jungkook saja. Sewaktu di pasar malam dulu Jungkook juga membantunya mengoleskan obat ke kakinya yang terluka. Jadi saat ini adalah gilirannya untuk membalas budi.

"Benar! Aku ini Park Jimin, pria yang tahu terima kasih! Aku bukan orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan, juga bukan orang yang selalu berpikiran buruk"

Dengan keyakinan seperti itu Jimin lalu berlari menuju ruang kesehatan. Ia menjelaskan semuanya kepada petugas disana kemudian keluar sembari membawa sekantong obat. Baru sejenak mencari Jungkook ia melihat kerumunan orang berkumpul di lapangan kampus. Dengan penuh rasa ingin tahu ia mendekat kesana. Ternyata salah satu pemeran utama penyebab orang-orang berkerumun itu adalah orang yang sedang ia cari.

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang