Twenty Nine

1.2K 163 5
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[220421]

Present...
.
.
.
.
.

🐯🐥🐰
.
.
.
.
.

Dengan penuh perjuangan Jimin berusaha menahan sakit sampai presentasi berakhir. Usai presentasi dengan gelisah pemuda mungil itu berjalan duluan, ingin cepat kembali ke kantor dan mengobati kakinya. Sialnya ia malah tidak sengaja membuat kakinya yang satu lagi ikut terkilir. Jimin tidak tahan lagi dan akhirnya memekik kesakitan. Pemuda mungil itu berjalan sambil bertopang pada dinding. Wajah cantiknya pucat pasi dan keringat dingin mengucur deras di dahinya.

Jungkook yang baru saja berpamitan dengan perwakilan perusahaan sponsor menyadari sikap aneh Jimin. Hatinya luluh. Pria itu berjalan di belakang Jimin dan tanpa pikir panjang ia langsung meggendongnya ala bridal style.

"Apa yang kau lakukan?" Jimin tak menyangka Jungkook ada di belakangnya dan menggendongnya. Tapi di lubuk hatinya ia merasa sangat lega. Keduanya sama-sama teringat saat mereka pertama kali bertemu. Saat itu Jimin yang kakinya terluka juga langsung digendong oleh Jungkook.

"Diam" Jungkook masih saja bersikap dingin. Ia tidak ingin Jimin mengetahui perasaannya yang sebenarnya. Pria itu takut kalau Jimin sadar bahwa ia mengkhawatirkan pemuda mungil itu.

"Sore nanti kau pulang ke rumah dan istirahat. Perusahaanku tidak memerlukan karyawan yang sakit. Tunggu sampai kakimu sembuh baru masuk kerja" Jungkook hanya mengatakan itu saat berada di mobil. Jungkook sengaja membuat suasana tak menyenangkan di antara keduanya berharap Jimin bisa lebih membencinya lagi.

"Tolong antar aku ke rumah sakit tempat Taehyung bekerja bisa?" Jimin yang kesakitan menggigigit bibirnya sendiri. Ia ingin pergi ke rumah sakit dimana ada dokter yang dikenalnya di sana. Ia tidak peduli lagi dengan perkataan tajam apapun yang dilontarkan Jungkook. Pemuda mungil itu berusaha mengalihkan perhatiannya pada kedua kakinya yang terkilir. Dengan begitu hatinya tidak akan terasa sakit lagi.

"Taehyung, huh!"

Jungkook merasa gusar. Ia tidak menjawab Jimin tapi ia tetap mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit tempat Taehyung berada. Hati Jungkook sedikit tidak senang. Dari dulu sampai sekarang Jungkook sangat kesal pada Jimin yang masih saja begitu mengandalkan Taehyung yang menjengkelkan itu.

"Jimin....sudah bukan Jimin yang kumiliki"

Tanpa sadar terbesit senyuman pahit di sudut bibir Jungkook yang tidak disadari oleh Jimin.

🐥

Hari ini kemanapun Taehyung pergi ia selalu mendengar para perawat bergosip ria dengan suara pelan. Tapi mereka tetap saja tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan mereka. Awalnya Taehyung tidak memahami situasinya. Tapi setelah beberapa kali mendengar jeritan pria tan itu memutuskan untuk mencari tahu.

"Hei.....apa dokter Kim benar-benar tidak tahu? Padahal Anda penerus pemilik rumah sakit ini....ah tapi saya tidak bermaksud apa-apa!" seorang perawat bertubuh mungil yang dipanggil oleh Taehyung bertanya dengan nada heran. Wajah perawat itu penuh dengan tanda tanya tak mengerti kenapa Taehyung bisa tidak mengetahui kejadian di dalam rumah sakit miliknya sendiri.

Setelah melihat raut wajah Taehyung yang sudah tidak sabaran barulah perawat itu memberitahunya, "Ada aktris ternama datang kesini. Lee Jieun. Hari ini dia datang untuk melakukan pemotretan sebagai duta besar rumah sakit ini!" itu adalah hal yang telah diketahui seluruh karyawan di rumah sakit itu.

"Dokter Kim, apa Anda benar-benar tidak mengetahui kejadian besar ini?"

"Lee Jieun? Aktris yang mencium Jungkook di depan umum?"

Taehyung mengibaskan tangannya menyuruh perawat tadi melanjutkan pekerjaannya. Hatinya begitu gelisah. Entah kenapa hatinya bagai dibakar api yang membara begitu mengingat Jungkook.

Dalam benak Taehyung, terlintas segala kesulitan yang dihadapi Jimin selama lima tahun terakhir. Pria itu sangat ingin menghajar Jungkook. Ia bingung harus melakukan apa agar Jimin bisa kembali bahagia seperti dahulu......ia akan menghajar Jungkook yang bajingan itu agar Jimin tidak menangis lagi.

Taehyung berjalan sambil melamun. Tiba-tiba ia mendengar suara orang marah dari sebuah kamar pasien yang seharusnya kosong. Penasaran Taehyung membuka pintu kamar tersebut. Ia melihat seorang wanita paruh baya yang sedang menampar wajah seorang gadis cantik sembari meneriakinya, "AKU MENYURUHMU PERGI BERARTI KAU HARUS PERGI! INI ADALAH KENCAN YANG SUDAH SUSAH PAYAH KURANCANG UNTUKMU! AWAS SAJA KALAU KAU BERANI MENGHANCURKAN KENCAN KALI INI!"

"Aku ingin menikah dengan Jungkook! Eomma, aku tidak ingin menikah dengan orang lain....." Jieun memegang pipi kirinya. Tampak bekas telapak tangan di wajahnya yang memerah itu akibat tamparan ibunya.

"Dasar anak tidak tahu diri! Aku tidak akan membiarkanmu bersama dengan anak yatimm piatu itu! Banyak uang yang kukeluarkan untuk membesarkanmu bukan untuk melihatmu menempel pada pria yang tidak jelas asal usulnya itu!" sambil mengatakan hal itu Soo Hyang kembali menampar wajah Jieun.

Jieun yang ketakutan lalu memejamkan kedua matanya. Meski ia telah sangat terbiasa dengan sikap ibunya itu tapi rasa sakit adalah hal yang sulit untuk dibiasakan oleh tubuhnya.

"Nyonya, sepertinya sangat tidak elegan menampar orang seperti itu" entah sejak kapan Taehyung sudah membuka pintu kamar, berjalan masuk lalu langsung memegang pergelangan tangan Soo Hyang yang hendak menampar Jieun lagi. Senyum yang menggoda terbesit di wajah Taehyung tapi matanya menatap Soo Hyang dengan begitu dingin membuat wanita itu merasa tertekan.

"Ini adalah masalah keluarga kami, tidak ada urusannya denganmu!" Soo Hyang menarik tangan yang dipegang oleh Taehyung lalu menjawab tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Ini rumah sakit saya. Kalau Anda memukul orang di dalam rumah sakit ini berarti itu juga merupakan urusan saya" Taehyung berkata sembari tetap tersenyum dengan sopan tapi ia juga menggertak Soo Hyang hingga wanita itu pun tak berani membantah lagi.

"Malam ini jam delapan. Kau rasakan akibatnya kalau tidak datang!" Soo Hyang berkata dengan gusar pada putrinya lalu bergegas pergi.

🐥

"Kau baik-baik saja? Aku akan membawakan kompres untukmu"

Jieun memegangi pipinya lalu menatap Taehyung yang untuk sementara membuatnya terbebas dari ibunya. Emosinya agak sulit diredakan. Gadis itu menatap Taehyung dengan wajah memelas, "Apa kau bisa membawaku ke tempat yang sepi? Aku ingin melakukan sesuatu....."

Air matanya hampir menetes. Hal itu membuat Taehyung teringat Jimin waktu kecil yang jika melakukan kesalahan akan lari melapor padanya sambil menangis. Gayanya terlihat begitu menggemaskan. Tanpa ragu Taehyung langsung mengajak Jieun ke ruang kerja pribadinya.







To Be Continue.....

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang