Thirty Seven

1.7K 186 17
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[040521]

Present...
.
.
.
.
.

🐥🐰
.
.
.
.
.

"Maafkan aku!" Jungkook berdiri di hadapan Hoseok, menahan air mata yang nyaris tak terbendung lagi. Tapi Jungkook berusaha tidak menangis demi meminta maaf pada sahabatnya itu.

Lima tahun lalu......sampai sekarang ini Jungkook sadar kalau ia sudah mengucapkan banyak sekali perkataan menyakitkan pada sahabatnya itu. Selain Jimin orang yang sering dilukainya adalah Hoseok. Tapi itu semua ia lakukan karena ia memiliki alasan tersendiri.....

Sekarang ini Jungkook baru mengakui satu per satu alasannya bersikap dingin selama ini. Ia bercerita tentang mengapa dirinya meninggalkan tanah kelahirannya, ayah Jimin yang ternyata adalah orang yang menabrak mati ibunya, ayahnya yang ternyata disembunyikan oleh ayah Jimin ke sebuah panti jompo di Seoul pada hari pernikahannya, juga tentang kehidupan seperti apa yang dijalaninya selama lima tahun di Jepang.

"Memangnya kau pikir satu kata maaf saja sudah bisa menyembuhkan luka yang kau buat pada hatiku yang lemah lembut ini? Paling tidak kau harus mentraktir aku makan selama lima tahun ditambah pukulan dariku satu hari tiga kali! Aku akan menguras habis kekayaanmu tuan Jeon!" malah Hoseok yang akhirnya menangis tersedu-sedu. Tak mempedulikan air matanya yang sudah bercampur ingus Hoseok pun memeluk Jungkook dengan erat.

"Mentraktirmu makan selamanya juga tak masalah. Silahkan habiskan kekayaanku jika bisa" di depan Hoseok akhirnya Jungkook bisa tertawa lebar tanpa perlu menutupi perasaannya lagi. Meski tubuhnya sedang sakit karena pukulan sahabatnya yang tak main-main itu tapi tidak seberapa dibanding dengan hari-hari dimana dirinya tak bisa bersikap jujur pada Hoseok.

"Kau serius akan menjual perusahaanmu yang ada di Jepang? Bukankah disana pusatnya?"

Hoseok merasa sayang jika Jungkook benar-benar berniat menjual perusahaannya yang berada di Jepang. Awalnya Hoseok masih menganggap Jungkook sebagai musuhnya. Tapi setelah tahu semua alasan dibalik kejadian selama lima tahun terakhir Hoseok pun bisa bersikap seperti dulu lagi. Tanpa ada dinding yang seakan membatas mereka berdua. Seolah-olah permusuhan mereka selama lima tahun terakhir itu tak pernah terjadi.

"Hmm, lagipula aku sudah memindahkan pusat perusahaanku ke Seoul jadi perusahaanku yang di Jepang sekarang menjadi cabang perusahaan. Aku juga sudah pergi untuk menengok appa. Lingkungan disana sangat baik. Jadi aku juga ingin pindah kesini untuk menemaninya"

Jungkook bersedia melepaskan perusahaan besarnya yang ada di Jepang –yang diberikan oleh Caesar patron padanya– demi ayahnya yang masih hidup. Sekarang yang terpenting dan tak ingin lagi ia lepaskan adalah ayahnya! Selain Jimin juga.....

"Lalu bagaimana dengan Jimin? Dia sudah menunggumu selama lima tahun! Sekarang ajeossi juga sudah hidup kembali....eh maksudku sekarang ajeossi juga baik-baik saja. Apa kau rela melepaskan Jimin? Dia itu orang yang sangat baik dan juga sangat cantik. Jika kau tidak ingin bersama Jimin biar aku yang mengambilnya" Hoseok berusaha menasihati Jungkook. Ia sangat tahu semua penderitaan Jimin selama lima tahun terakhir dan ia merasa sangat kasihan pada pemuda mungil itu.

Tapi mendengar Hoseok berkata akan mengambil Jimin dari Jungkook membuat Jungkook mendelik dan menatap Hoseok dengan tajam, jangan lupakan aura membunuh yang menguar di tubuhnya. Melihat itu Hoseok menelan salivanya kasar. Sepertinya ia salah bicara.

"Sekarang ini aku hanya bisa bekerja dan menjaga ayahku seorang.....jadi untuk sementara waktu aku tak bisa mengurusi masalah lain....." Jungkook menundukkan kepala menghindari tatapan Hoseok. Jungkook belum tahu bagaimana ia harus bersikap pada Jimin walaupun Jimin berada begitu dekat dengan dirinya.

"Jangan-jangan karena kau tak bisa melepaskan si aktris Lee Jieun itu makanya tak bisa bersama dengan Jimin? Jadi kau lebih memilihnya daripada memilih Jimin, begitu Jeon?" Hoseok yang mengira kalau ada orang lain dalam hidup Jungkook berteriak keras tepat di dekat telinga Jungkook.

Walaupun Jieun berparas cantik dan bentuk tubuhnya juga indah tapi Hoseok bukanlah sahabat yang hanya memandang seseorang dari fisiknya saja. Bagaimanapun juga ia akan tetap mendukung Jimin!

Jungkook tertawa. Ia sudah bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran Hoseok.

"Memang benar kalau Lee Jieun memerlukan perlindunganku. Tapi aku tak mungkin bisa melindunginya seumur hidupku. Aku sudah jelaskan padanya kalau aku tak bisa mencintainya. Tapi dia masih bisa mencariku kalau ada masalah"

Walaupun sebenarnya Jungkook pun cukup khawatir dengan keadaan Jieun takut kalau gadis itu tak bisa menghadapi ibunya sendirian tapi pria itu juga tak setuju jika Jieun merengek ingin mundur dari dunia hiburan dan pergi ke Seoul bersama dengannya. Jungkook tak bisa menang beragumen dengan Jieun. Akhirnya pria itu terpaksa menceritakan semua kisahnya dengan Jimin. Ia memberitahu Jieun bahwa dirinya hanya bisa mencintai Jimin dan Jieun hanyalah seorang kakak perempuan yang akan selalu dilindunginya tapi ia tak bisa mencintainya seperti seorang kekasih.

Meski Jieun tak henti menangis di balik selimutnya karena tak bisa menerima semua kenyataan tersebut tapi hanya itu yang bisa Jungkook lakukan. Ia berusaha menjelaskan dengan sejelas jelasnya pada Jieun lalu tetap akan menetap di Seoul, menjalani hidup berdua dengan ayahnya.

Baginya yang terpenting sekarang adalah ayahnya. Masalah lain sudah tak begitu penting lagi.....

"Baik! Sudah kuputuskan! Kau tak boleh meninggalkanku lagi. Tak peduli kau ingin kemana aku akan terus bersamamu!" Hoseok berkata pada sahabatnya itu kalau tekadnya sudah bulat.

Jungkook tak bisa menahan tawa melihat sikap sahabatnya itu.
















To be continue.....



Baca wall aku bagi yang pengen tau beritanya ʘ‿ʘ

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang