Thirty Five

1.4K 182 10
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[300421]

Present...
.
.
.
.
.

🐯🐥🐰
.
.
.
.
.

Jungkook duduk tak berdaya di kursi yang ada di depan kamar pasien lalu memegangi kepalanya. Hatinya terasa sangat sakit. Ia berpikir apa dirinya sudah bertindak terlalu jahat pada Jimin dan menyebabkan kondisi tubuhnya memburuk? Bahkan sampai harus disterilkan di ruang ICU. Jungkook tak bisa kehilangan Jimin. Ia sudah kehilangan ayahnya jadi tinggal Jimin lah orang yang ia miliki. Ia tak boleh kehilangan Jimin.....

Jungkook mengira dirinya sangat kuat, mengira bahwa ia mampu hidup sendiri tak memerlukan bantuan dari siapapun. Saat ini ia baru menyadari bahwa ternyata ia bisa dengan kejam meninggalkan Jimin selama lima tahun karena ia tahu pasti kalau Jimin akan tetap menunggunya di tempat yang sama. Pemuda mungil itu akan menunggunya pulang sembari tersenyum. Maka dari itu ia bisa begitu percaya diri meninggalkan Korea Selatan.....

Akhirnya hatinya yang dingin dan keras kepala itu pun luluh juga. Jungkook takut Jimin meninggalkannya. Ia sudah tak mampu lagi bertahan jika pemuda mungil itu meninggalkannya selamanya. Asalkan Jimin bisa kembali ia tak akan menyakiti Jimin lagi. Ia akan menyayangi, menjaga dan mencintainya sepenuh hati meski kedua orangtuanya akan menyalahkannya dari atas langit sana. Kini ia hanya bisa berdoa, memohon agar Jimin mau mengampuni semua kesalahannya, memohon agar Jimin tak meninggalkannya seorang diri.

🐥

"Tae, apa sakitku sangat parah? Kenapa aku ada di ruang ICU?" tangan Jimin dipasangi infus, wajahnya yang pucat seperti mayat hidup terlihat lesu dan tak bertenaga.

"Iya. Kau sakit parah sudah tak ada obat yang bisa menolongmu lagi!" Taehyung berkata dengan gusar. Pria tan itu kesal karena Jimin tak bisa menjaga diri dengan baik.

Melihatnya jatuh sakit seperti ini bukan hanya tubuh Jimin yang sakit tapi hati Taehyung pun terasa pedih.

"Apa benar-benar sangat parah?" Jimin sangat ketakutan mendengar ucapan Taehyung.

"Kau terjangkit penyakit hati yang sangat parah. Nama virusnya adalah Jeon Jungkook!" Taehyung tak lagi menakut nakuti Jimin tapi malah gusar dengan kebodohan dan kepolosan Jimin yang masih sangat mencintai Jungkook dengan sepenuh hati.

"Tae....." Jimin baru sadar kalau Taehyung hanya menakut nakutinya saja. Pemuda mungil itu ingin tertawa tapi ia tak memiliki cukup tenaga.

Mendengar suara pintu yang dibuka perlahan kemudian ditutup kembali Jimin pun menoleh.

"Appa...."

Jimin melihat ayahnya yang datang dengan wajah yang sangat dingin. Jimin berusaha duduk tapi malah dipaksa berbaring kembali oleh Taehyung.

"Sudah baikan?" Chanyeol menyuruh Jimin untuk tetap berbaring. Lama ia menatap putranya sampai akhirnya ia berkata, "Apa kau merasa pantas diperlakukan begini? Hanya demi seseorang yang meninggalkanmu begitu saja?"

Chanyeol melihat putranya yang begitu menderita demi cinta. Jimin meninggalkan rumah begitu Jungkook meninggalkan Korea. Sudah lima tahun lamanya Jimin tak pulang ke rumah juga tak menggunakan uang yang dikirimkan Chanyeol kepadanya. Setiap kali melihat Jimin yang sedang memakan sandwich sambil melukis di pinggir sungai sering kali Chanyeol merasa tak berdaya dan merasa sangat bersalah pada mendiang istrinya. Ia pun mulai berpikir apa ia sudah melakukan terlalu banyak kesalahan selama hidupnya, membuat putra tunggal manisnya mengalami begitu banyak penderitaan demi cinta?

"Appa, kau tahu pasti kan kalau dia pantas kuperjuangkan. Kalau tidak mana mungkin dulu kau izinkan kami sekolah di Inggris dan juga menikah. Kalau bukan karena appa Jungkook yang mendadak pergi. Jungkook tak akan menghilang seperti ini.......ini semua pasti karena Jungkook tak bisa menerima kenyataan bahwa appa nya sudah tiada. Jadi aku tak akan pernah menyerah! Aku akan membuktikan dengan seluruh cintaku bahwa aku bisa menjadi keluarganya! Bisa menjadi sandarannya......" Jimin berkata begitu semangat sampai terbatuk batuk lagi.

Chanyeol memalingkan wajahnya. Ia tak sanggup melihat wajah putra manisnya yang seperti mayat hidup karena sakit tapi masih saja memikirkan Jungkook. Hati Chanyeol begitu menderita karena merasa sangat bersalah. Ia sudah membuat putranya menderita selama lima tahun. Demi kebahagiaan putranya apa ia harus.....

Chanyeol tak melanjutkan pemikirannya barusan. Ia hanya menyuruh Jimin banyak istirahat dan mengurangi beban pikirannya. Setelah itu Chanyeol keluar bersama Taehyung.

Dengan suara pelan Chanyeol memberikan pesan pada Taehyung kemudian pulang dengan wajah yang penuh pikiran.

Taehyung kembali membuka pintu dengan pelan takut membangunkan Jimin yang dikiranya sudah tidur. Tapi begitu ia menutup pintu, Jimin langsung memanggilnya.

"Tae, apa appa sudah pulang?"

"Sudah. Ajeossi menyuruhku menghubungi Jungkook. Ada yang ingin dibicarakan" Taehyung mengerutkan keningnya masih tak dapat memahami pemikiran Chanyeol.

"Membicarakan sesuatu?" Jimin bertanya dengan terkejut. Emosi yang tiba-tiba melandanya membuat Jimin hampir pingsan lagi.

"Ajeossi bilang ada beberapa masalah yang harus diselesaikan dengan Jungkook"

Taehyung juga tak mengerti. Ia sudah membantu ayah Jimin untuk membuat janji bertemu dengan Jungkook tapi ia tak yakin kalau Jungkook akan muncul.













To be continue.....

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang