Budayakan Vote & Comment
Sorry for typo
©Park_213
[080221]
Present...
.
.
.
.
.🐥🐰
.
.
.
.
.Esoknya bibi perawat memasuki rumah Jungkook dan menyadari kalau pria itu tidak keluar untuk mengantar susu dan koran seperti biasanya. Jungkook keluar dari kamar dengan bertelanjang dada sambil menggaruk perut ber abs miliknya.
"Jungkook kenapa hari ini kau tidak mengantar susu dan koran?" bibi perawat bertanya sembari mempersiapkan sarapan pagi.
"Mmm.....hari ini aku merasa sedikit kurang sehat"
Sebenarnya setelah Jungkook meninggalkan rumah Jimin ia pergi minum seorang diri. Maka dari itu sampai saat ini kepalanya masih sedikit pusing. Ia sama sekali tak bisa bangun pagi hari tadi untuk mengantar susu dan koran jadi dengan terpaksa ia pun meminta izin cuti sehari.
"Hei anak muda! Memang benar selagi masih muda kita harus berusaha sekuat tenaga. Tapi tetap harus ingat untuk menjaga kesehatan!" bibi perawat berkata sambil melirik ke arah Jungkook.
"Iya.....aku tahu" Jungkook berkata sambil membuka lemari es. Ia kembali menemukan berbagai jenis makanan dan buah-buahan yang mahal memenuhi lemari esnya. Pria tampan itu sudah ingin bicara mengenai hal ini pada bibi perawat beberapa hari yang lalu tapi belum mendapatkan waktu yang tepat.
"Mmm.....ahjumma sebenarnya kau tidak perlu membelikan kami makanan mahal seperti ini. Beberapa hari ini temanmu sudah membantu memperbaiki rumahku secara gratis. Untuk itu saja aku sudah tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih. Jadi jangan belikan kami makanan mahal seperti ini lagi ya" sembari menutup pintu lemari es Jungkook berkata dengan begitu tulus dan penuh rasa terima kasih kepada bibi perawat.
Mendengar perkataan pria itu dengan suara sedikit serak bibi perawat menjawab, "Ya, baiklah kalau begitu....."
Tiba-tiba ayah Jungkook berlari keluar dari dalam kamar. Sebelah tangannya memegang kertas sebelahnya lagi menarik lengan baju bibi perawat sambil tak henti berteriak.
"Jaejoong! Aku ingin pergi menemui Jaejoong! Antar aku mencari Jaejoong...."
Baru saja Jungkook ingin mengucapkan selamat pagi mata bulatnya yang tajam memergoki bibi perawat berusaha menyembunyikan kertas yang dipegang ayahnya.
Jungkook merebut kertas itu dari tangan bibi perawat. Di kertas itu tertulis dengan sangat jelas, "Pameran lukisan Jimin"
"Ahjumma, sebenarnya ada apa? Apa maksud semua ini?" mata Jungkook berkilat, tangannya gemetar tanpa sadar sedikit meremas kertas itu. Emosi tersirat dari nada bicaranya.
"Semua ini tidak ada hubungannya denganku. Ini semua karena pemuda manis itu meminta tolong kepadaku......dia benar-benar memohon kepadaku. Aku mengira dia adalah kekasihmu......lagipula kau pun sebenarnya memerlukan ini semua.....jadi...."
Pemuda manis yang kaya raya itu beberapa hari yang lalu datang dan meminta tolong kepada bibi perawat. Ia mengatakan bahwa dirinya merasa sangat bersalah karena telah melakukan sesuatu yang buruk pada Jungkook. Jadi ia ingin membayar semua kesalahannya. Bibi perawat menebak bahwa pasangan itu pasti sedang bertengkar. Kalau bukan mengeluarkan sejumlah uang untuk memperbaiki rumah Jungkook serta mau menemani ayah Jungkook bermain.
Jadi.....
"Teman yang ahjumma katakan itu maksudnya pemuda ini?" Jungkook mengangkat tinggi-tinggi sebuah brosur dan menunjuk wajah seorang pemuda yang tersenyum manis disana. Nama yang tertulis di brosur itu terasa begitu menyilaukan bagi Jungkook dan bibi perawat.
Ayah Jungkook yang tidak mengetahui apa yang sedang terjadi berjalan riang ke arah Jungkook mengira pria itu sedang bermain dengannya. Ia ingin merebut kertas yang sedang dipegang oleh Jungkook.
"Aku ingin mencari Jaejoong...."
"Ahjumma, kenapa kau membohongiku?" tapi telinga Jungkook tidak bisa lagi mendengar semua penjelasan bibi perawat karena dalam benaknya hanya terdengar ucapan pedas yang dikatakan Jimin padanya semalam.
"Aku hanya merasa kasihan padamu karena aku belum pernah bertemu orang semiskin dirimu. Aku hanya sedikit penasaran saja!"
Mendadak Jungkook mengerti apa yang dimaksud oleh Jimin. Jungkook sangat marah sampai sekujur tubuhnya gemetar. Ia mengepalkan kedua tangannya hingga urat-uratnya tercetak jelas kemudian memukul dinding rumah yang baru saja di cat itu.
Harga diri yang telah diinjak, bagaimanapun tidak akan bisa pulih seperti semula.
🐥
Jimin membuka pintu mobil dengan satu tangan sementara tangan satunya lagi memijat-mijat pelipisnya.
"Sial! Kalau tahu sesakit ini aku tidak akan minum bir sebanyak itu. Aku kan sama sekali tidak bisa minum....."
Jimin sudah lupa dengan apa yang terjadi semalam. Ia hanya tahu kalau dirinya berbicara panjang lebar pada Jungkook. Entah apakah ia mengatakan hal yang menyakitkan atau tidak. Haih!
Ponsel Jimin bergetar. Ia lalu memasang earphone dan menjawab, "Yeoboseyo" terdengar jawaban dari noona pameran lukisannya.
(Yeoboseyo artinya 'halo' yang digunakan saat menerima atau menjawab panggilan telfon)"Cepat datang! Ada yang ingin membeli lukisanmu!"
"Jinjja?" saking senangnya Jimin sampai ingin menjerit dengan kencang. Ia mengakhiri pembicaraan lalu mengemudikan mobil mewahnya dengan cepat ke tempat pameran lukisannya. Hari ini adalah hari terakhir pameran. Awalnya ia sudah tidak berharap lagi akan ada yang datang menikmati lukisannya. Tapi kejadian ini sungguh tidak disangkanya.
(Jinjja artinya 'benarkah?')Park Jimin memang orang yang sangat hebat bukan?
Jimin bergegas menuju tempat pameran lukisannya. Terengah-engah ia bertanya pada noona pemandu dimanakah orang yang ingin membeli lukisannya. Tapi ia malah terkejut karena pria yang ditunjuk oleh noona pemandu terlihat begitu familiar di matanya.
"Jeon......Jungkook?"
To Be Continue.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love [KM] ✓
RomanceMereka dipertemukan oleh seutas benang merah Genre: - Romance - Sad - Fanfiction - Soft story Main Cast: Jimin aka Sub! Jungkook aka Dom! Kim Taehyung aka Dom! Lee Jieun Start: 25-01-2021 Finish: 12-06-2021 Status: Completed ⚠️WARNING⚠️ - KookMin a...