Eighteen

1.2K 163 0
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[110221]

Present...
.
.
.
.
.

🐥🐰
.
.
.
.
.

Jungkook berbaring di atas kursi panjang yang ada di sudut ruang olahraga, tengah memejamkan mata sambil mengompres kepalanya. Murid-murid yang lalu lalang selalu saja ada yang melirik ke arahnya tapi ia sudah terbiasa dengan semua itu.

"Hyeong, kenapa wajahmu memar-memar begitu? Apa tidak takut murid-muridmu terkejut?" telinganya dipenuhi dengan suara si manis, malaikat berhati iblis yang selalu ada dalam pikirannya beberapa hari ini. Jungkook tetap tidak bergerak tapi membuka kedua matanya secara perlahan.
(Hyeong artinya kakak laki-laki, digunakan oleh adik laki-laki yang memanggil kakak laki-lakinya atau panggilan seorang laki-laki yang lebih tua oleh laki-laki yang lebih muda)

"Kenapa kau datang kesini?" Jungkook memindahkan kompres yang ada di kepalanya. Di bawah sinar matahari wajah Jimin terlihat lebih bersinar dan semakin mempesona.

"Ini!" Jimin tertawa ringan sembari menyodorkan tas serut berbentuk persegi yang tingginya hampir setengah tubuh mungilnya. Jungkook segera berdiri dan membukanya. Ternyata isinya adalah sebuah lukisan yang dilihatnya saat pameran. Sebuah lukisan yang berisi gambar seorang pemuda mungil dan benang merah itu adalah lukisan yang dijelaskan dengan begitu antusias oleh Jimin kepadanya.

"Aku juga ingin lukisanku bisa terjual dengan harga 10,000,000.00 ₩......bahkan 100,000,000.00 ₩. Sayangnya pemandu pameran mengatakan kalau lukisanku paling mahal hanya bisa 2,000,000.00 ₩ saja, jadi....." Jimin menyodorkan sebuah tas hitam sedang pada Jungkook.
(100,000,000.00 ₩ jika dirupiahkan menjadi Rp. 1,273,547,509.00)

"Kalau kau tidak suka aku bisa mengembalikan uangnya padamu. Aku hanya takut kau akan menyangka aku mengasihanimu lagi....."

Jimin mengamati wajah tampan Jungkook dengan hati-hati, takut kalau Jungkook merasa tidak senang lagi padanya.

"Tidak. Aku sangat menyukainya. Aku ingin membelinya seharga 10,000,000.00 ₩" jawab Jungkook sambil memeluk lukisan itu. Hatinya terasa begitu bahagia. Jungkook mengembalikan tas yang berisi uang itu pada Jimin. Apapun yang terjadi Jungkook tetap tidak ingin mengambilnya.

"Awas ya. Kalau kau tidak menerimanya aku akan marah. Lalu aku akan membuang semua uang ini" Jimin mengangkat tangan yang memegang tas berisi uang itu tinggi-tinggi, berpura-pura meniru gaya Jungkook yang membuang uang di tempat pameran kemarin.

"Hmm.......kalau kau merasa tidak enak denganku kau traktir aku makan saja" kata Jungkook yang berdiri sambil menenteng lukisan itu lalu hendak melangkah pergi.

"Makan? Delapan puluh ribu won?! Ingin makan sampai kapan baru bisa habis uangnya? Jeon Jungkook!" Jimin berteriak pada Jungkook sembari bergegas mengikutinya dari belakang.

🐥

Sampai dirumah Jungkook berpikir sangat lama sebelum akhirnya memutuskan untuk menggantungkan lukisan Jimin diatas tempat tidurnya. Dengan begitu ia bisa melihat lukisan Jimin setiap saat.

"Indah sekali" entah sejak kapan Yunho berdiri di sampingnya. Pria paruh baya itu memandangi lukisan Jimin layaknya seorang anak kecil lalu memujinya dengan kata-kata sederhana.

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang