Endless Love [KM] ✓

Twenty One

Annyeong...

Park comeback lagi. Setelah sekian lama menghilang untuk bermeditasi lalu memutuskan untuk melanjutkan cerita abal² ini karna gimanapun aku harus tamatin ini cerita jadi ya begitu...

Bagi yang lupa sama ini cerita baca part sebelumnya ya

Okelah..langsung aja dinikmati cerita ini ◡ ω ◡

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[120421]

Present...
.
.
.
.
.

🐯🐥🐰
.
.
.
.
.

Jungkook tidak memiliki banyak waktu untuk mengurusi masalahnya dengan Jimin. Ia memiliki banyak masalah untuk dipusingkan dan kebanyakan adalah tentang ayahnya.

Ayahnya lagi-lagi pingsan setelah diam-diam meminum alkohol. Itu menyebabkan ia hampir terlambat datang ke sekolah tempatnya mengajar paruh waktu. Akhirnya Jungkook menitipkan ayahnya di panti jompo setelah mendengarkan saran dari para dokter.

Ada perawat profesional yang akan menjaga ayahnya. Hal itu lebih baik bagi ayahnya. Walaupun ia tahu keputusan yang dibuatnya itu benar tapi saat melihat ayahnya menangis dan berteriak ribut ingin pulang ke rumah ia merasa seperti anak yang kejam yang tega membuang orangtuanya sendiri.

Mendadak ia merasa jarak antara dirinya dengan Jimin begitu jauh. Ia memikul begitu banyak beban. Ia merasa tidak boleh menarik Jimin ikut menjadi susah bersamanya. Jimin adalah orang yang begitu polos dan sangat baik. Walaupun Tuhan juga ingin memberikan Jimin kepadanya tapi ia merasa tidak boleh membuat Jimin ikut susah bersamanya.

Entah berapa puluh kali Jimin menghubunginya tapi Jungkook tetap bersikeras tidak mengangkat panggilannya. Karena untuk sementara waktu Jungkook mengajar paruh waktu di sekolah menengah maka ia tidak perlu datang ke kampus. Jimin pun tidak bisa menemukan Jungkook dengan cara apapun. Ia yang mendengar ayah Jungkook masuk ke rumah sakit khawatir sampai tidak bisa tidur dengan lelap. Semakin dipikirkan semakin gelisah hati Jimin. Ia memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah tempat Jungkook mengajar.

"Untuk apa kau datang kesini?"

Jungkook sengaja mengacuhkan Jimin yang sedang mendelik ke arahnya. Pria tampan itu malah sengaja memberi salam pada beberapa guru wanita yang mengajar di sekolah itu.

"Coba kulihat" Jimin langsung menarik tangan Jungkook, memeriksa seluruh tubuh pria itu.

"Hmm......tangan tidak ada masalah, wajah juga baik-baik saja...." ucap Jimin.

"Apa yang kau lakukan?" Jungkook menggerutu sambil menarik kembali tangannya.

"Lalu kenapa kau tidak mau mengangkat telfonku? Aku sangat mengkhawatirkan dirimu!" Jimin merasa sangat sedih. Suaranya yang awalnya keras seketika mengecil.

"Kau lihat? Aku mengkhawatirkanmu sampai hampir mirip dengan panda. Kalau karena ini aku ditangkap dan dibawa ke kebun binatang bagaimana? Bagaimana caramu mengembalikan seorang pria yang sangat tampan dan mempesona seperti aku ini pada ayahku?"