Twenty

1.3K 191 22
                                    

Budayakan Vote & Comment

Sorry for typo

©Park_213

[130221]

Present...
.
.
.
.
.

🐥🐰
.
.
.
.
.

"Otak manusia hanya bisa menyimpan memori mengenai benda yang dikenalinya. Dengan kata lain otak kita hanya bisa melihat benda yang kita anggap ada. Sebagai contoh ketika Colombus menemukan daratan baru Amerika, orang Indian yang merupakan penduduk asli daratan itu sama sekali tidak melihat kapal Colombus. Itu karena mereka tidak pernah melihat kapal jadi di otaknya tidak ada ingatan mengenai 'kapal'. Bila otak tidak bisa menelaah maka walau benda itu ada di hadapan kita, di depan mata kita tapi kita tetap tidak akan bisa melihatnya. Bagaimana? Terdengar sangat hebat bukan? Ini kenyataan yang tidak bisa dibantah!"

Saat profesor sedang menjelaskan dengan panjang lebar di depan kelas, Jimin menggerucutkan bibir tebalnya sambil memegang pena. Ia mengetuk dahi dengan pena itu, tak mengerti apa yang dikatakan oleh profesor itu.

Jungkook diam-diam melirik ke arah Jimin, menikmati sikapnya yang lucu dan menggemaskan. Setelah itu Jungkook pun berbalik kembali memperhatikan profesor sambil tersenyum dengan manis dan hati yang puas.

Jungkook yang bertemu dengan Jimin di kampus tanpa sadar mengikuti pemuda mungil itu masuk ke kelas. Jungkook membohongi Jimin berkata kalau ia juga mengikuti kelas tersebut. Ia menatap mata indah Jimin yang tak henti berkedip lucu. Wajah pemuda mungil itu penuh tanda tanya dan penasaran melihat gelagat Jungkook. Pria tampan itu pun diam-diam berdoa dalam hati agar Tuhan memaafkan dirinya yang sudah berbohong itu.

Jungkook ingin selalu berada di samping Jimin......

"Kalau masih tidak mengerti saat pulang nanti pikirkanlah hal ini. Ketika kalian jatuh cinta pada seseorang apakah wajah orang itu akan selalu muncul dalam pandangan mata kalian?"

Kata-kata profesor itu seakan-akan menghipnotis Jimin. Ia memejamkan matanya dan mendadak muncullah wajah Jungkook di depannya. Jimin sangat terkejut. Ia segera membuka mata dan melirik Jungkook dengan hati gelisah. Melihat Jungkook juga tengah menatapnya wajah pemuda mungil itu pun langsung memerah. Jimin segera memalingkan wajahnya ke arah lain, takut orang lain akan tahu bahwa jantungnya berdetak begitu kencang seperti mau rusak.

"Kau selalu bisa merasakan kehadiran orang yang kau cintai. Kau akan mengetahui kalau orang itu ada dalam ruangan yang sama denganmu walaupun orang itu tidak memberitahumu. Apalagi jika kita dengan sengaja melakukan tindakan tertentu untuk menguatkan kesan yang mendalam agar bisa dikenali oleh otak. Jadi cinta itu adalah 'penemuan'. Proses menemukan pasangan yang sebenarnya memang sudah ada. Kalian mengerti?"

Jungkook sangat setuju dengan seluruh penjelasan profesor tapi ia tidak tahu apakah Jimin yang duduk tak jauh darinya itu juga merasakan hal yang sama dengan yang dirasakannya.

Sepulang dari kampus Jimin mendapat telfon dari ayahnya. Hari ini Jimin tidak membawa mobil jadi awalnya ia ingin pulang naik bus saja. Jungkook meliriknya. Setelah memupuk keberanian ia berkata pada Jimin, "Aku saja yang mengantarmu pulang"

"Baiklah" Jimin tersenyum manis hingga menampilkan dua buah garis yang melengkung indah di kedua mata sipitnya. Ia menggandeng tangan Jungkook dengan gembira. Gerakan kecil itu hampir saja membuat tangan pria tampan itu lemas dan tidak mampu mengemudikan motornya.

Jungkook memacu motornya dengan kencang. Jimin yang duduk di belakang Jungkook merasa begitu gembira bagai bocah kecil dengan mainan barunya. Jimin tidak pernah menaiki motor seumur hidupnya jadi suasana yang menegangkan seperti itu membuatnya merasa begitu senang.

Endless Love [KM] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang