7. SUSULAN FISIKA

43 7 15
                                    

"Hega ganteng! Sofyan mau cium!" kata Sofyan ngelantur sambil terus mendekati ke arah Hega yang duduk di bangku pengemudi, sedangkan Sofyan di bangku penumpang depan.

"Najis! Jauh-jauh!" Hega mendorong tubuh Sofyan supaya kembali duduk dan segera memasangkan seatbelt supaya cowok itu diam.

"Gaga! Argo mau martabak manis!!!" racau satunya lagi. Satu saja sudah membuatnya pusing, ini kenapa malah dua sekaligus. Tolong hamba mu ini Tuhan!

"Gaa!" panggil Aryo manja.

Jika kalian berfikir cowok bemulut pedas dan bersikap dingin itu ketika mabuk diam, maka kalian salah besar. Contohnya saja Argo, dia ketika mabuk berubah 180°. Ia menjadi cowok manja, sangat manja.

"Apa?" jawab Hega berusaha tetap sabar menghadapi dua orang mabuk yang tak lain dan tak bukan sahabatnya sendiri.

"Aku mau martabak manis!" kata Argo yang sudah memeluk Hega dari belakang. Ya karena Argo yang duduk di kursi belakang. Kenapa Hega tidak menyatukan mereka di kursi belakang, jawabannya adalah Hega akan semakin kerepotan. Bisa-bisa dua orang mabuk itu akan jambak-jambakan atau paling parah ya ciuman.

Mereka itu kalau sudah mabuk tidak bisa ingat apapun. Makanya jangan heran kalau mereka sampai ciuman. Sejauh ini untungnya belum pernah, itu karena Hega dan Bagas selalu sigap memisahkan mereka berdua.

"Astaga!" kaget Hega ketika tiba-tiba Argo meletakan kepalanya di pundak Hega.

"Duduk yang benar!" perintahnya. Dengan pelan ia mendorong kepalanya Argo sehinggga cowok itu kembali duduk dengan benar di kursinya.

Harusnya tadi ia tidak membawa motor sehingga Bagas dapat membantunya di sini. Penyesalan memang selalu di akhir.

"Gaa! Mau martabak ishh!" pinta Argo dengan manja. Kalau Hega tipe orang yang jahil pasti dia sudah mengambil video Argo lalu ia sebar luaskan di sosmed sehingga cewek yang mengejar-ngejar cowok mulut boncabe itu kabur. Sayangnya Hega bukan tipe orang seperti itu.

"Iya besok beli," jawab Hega, seperti mengiming-imingi bocah. Untung saja Sofyan sudah tepar jadi dia dapat mengemudi dengan tenang.

"Maunya sekarang Gaga!"

"Kalau beli sekarang juga tidak akan kamu makan!" jawab Hega tetap fokus ke depan. Jika tidak fokus bisa-bisa mereka kecelakan.

"Gaga jahat! Kan aku lagi ngidam, lagian ini anak kamu yang minta! Ayah nggak becus!"

Kalimat yang keluar dari mulut Argo hampir saja membuat mobil ini menabrak pembatas jalan karena hilangnya fokus Hega. Bagaimana dia dapat fokus kalau kalimat itu tiba-tiba masuk ke telinganya. Hega tahu itu hanya racauan tidak jelas Argo tapi, tetap saja itu membuat Hega terkejut.

"Gaga! Kamu mah mau enaknya aja! Giliran aku ngida-"

"Argo mulutnya!" sergah Hega. Jika diteruskan bisa-bisanya telinganya terkontaminasi hal-hal buruk.

"Huweeee! Mama Gaga bentak aku!"

Hega hanya dapat mengusap wajahnya kasar. Ia hanya dapat berharap segera sampai di apartemen Argo, supaya ia dapat bebas.

Besok-besok jika mereka mabuk Hega tidak akan mau menjemputnya. Biarkan saja mereka tidur di emperan.

.
.

IK HOU VAN JOU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang