25. CLASS MEETING

31 6 23
                                    

Perempuan dengan tanda pengenal yang menggantung di lehernya itu sesekali mengangkat tangannya untuk mengelap bulir keringat di kening. Hari kedua class meeting cukup melelahkan, mungkin bukan cukup tapi sangat.

"Qi!" Suara yang familiar itu menyapa indra pendengarannya. Dan benar saja ketika ia berbalik orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah Carra, serta Rea yang hanya diam berdiri di sebelahnya.

"Hai? Gimana kelas kita tanding apa aja hari ini? Futsal sama?" tanya Qia menghampiri kedua sahabatnya.

"Futsal, nyanyi sama gambar," jawab Rea yang mendapat anggukan dari Qia.

"Qia! Qia! Tadi kita habis dari lapangan indoor kelasnya Argo lagi tanding tahu!" cerita Carra dengan antusias. Qia mengerutkan keningnya, jika kelas Argo berarti ada Hega juga bukan?

"Hega ikut main?" tanyanya kemudian.

Carra mengangguk. "Ikut! Kan tadi Hega yang masukkin bola ke ring! Makanya ayo liat lagi ke dalem, tapi kayaknya udah selesai deh!" balas perempuan itu sudah menggenggam pergelangan tangan Qia, hendak ditarik.

"Eh. Bentar deh, gue lagi suruh mantau perlombaan futsal. Gue izin dulu ke Reyhan ya!" Qia melepaskan pegangan Carra di tangannya, lantas berjalan menjauhi keduanya.

"Aku kadang suka lupa kalau Qia anak OSIS, dia kan jadi susah diajak keliling kalau ada acara kayak begini," keluh Carra lirih hampir tidak terdengar karena begitu ramainya sekitar mereka.

"Ya nggak papa selagi dia seneng ngejalaninnya," ujar Rea mengedikkan bahunya.

Tidak lama dari itu Qia kembali. Perempuan itu sepertinya berlari, terlihat dari nafasnya yang tersengal-sengal.

"Yuk!" ajaknya penuh semangat. Mengembalikan senyum di wajah Carra. Dan mereka pun berjalan bersisian menuju lapangan indoor. Sebelum itu mereka membeli minuman untuk masing-masing cowok mereka? Sebenarnya hanya Carra yang masih bisa bilang begitu. Kalau Rea apalagi Qia jangan ditanya. Susah dijelaskan.

Qia tidak berniat membelikan minuman untuk Hega. Dia hanya membeli, mengikuti sahabatnya.

"Lo udah baikkan sama Sofyan Re?" tanya Qia sebelum mereka benar-benar masuk lapangan indoor.

"Ih udah tau! Orang tadi pagi aja Sofyan ke kelas, terus dia minta maaf sama kasih itu apaya? Bubur ayam." Bukan Rea yang menjawab melainkan Carra. Qia melihat  ke arah Rea meminta jawaban, terlihat Rea mengangguk membenarkan perkataan Carra. 

"Terus?"

"Terus abis itu Rea maafin, kata Rea nggak papa mungkin Sofyan lupa nga- ARGO!" Dan kalimat itu terpotong begitu saja ketika Carra melihat sosok Argo yang sedang duduk di pinggir lapangan dengan yang lain. Tanpa menunggu persetujuan dari kedua sahabatnya Carra sudah berlari ke arah si ketua basket, mau tidak mau kedua sahabatnya itu mengikuti di belakang. 

"Nih minum buat Argo!" ujar Carra menyodorkan sebotol air mineral dengan senyum manis yang terus terpatri di wajahnya. 

"Nggak usah gu-" Tatapan datar penuh arti dari Rea membuat cowok itu menerima minumannya. "Makasih," katanya kemudian lantas membuka botolnya, menenggak airnya hingga setengah botol. Carra yang tidak tahu apa-apa hanya diam sambil terus tersenyum memandang Argo. 

"Nih." Rea menyodorkan air mineral tepat di depan wajah Sofyan yang sedari tadi sudah melihat ke arahnya. Setelah meraihnya senyuman lebar pun terbit di wajah cowok yang rambutnya dikuncir satu itu. Dan Rea hanya memutar bola matanya malas.  

Keduanya tidak sadar ada sosok lain yang memperhatikan interaksi mereka dengan kesal, lalu melengos ketika Rea mengambil duduk di samping Sofyan. Tangannya meremas kuat air mineral gelas bekas ia minum, lantas melemparnya pada kardus yang tepat di depan kaki Sofyan. 

IK HOU VAN JOU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang