Haruto terlihat lebih bahagia dari dugaan Yuki. Sebenernya Yuki hanya tak tahu saja bagaimana Haruto berusaha agar tak terlihat murung di malam pertama mereka. Lagi pula, Haruto tak peduli dengan semua ini, sebab pemuda itu sejatinya juga merasa terpaksa. Namun ia tak bisa untuk menolak, karena kehormatan sebuah keluarga tengah menjadi taruhannya.
Saat ini, hanya ada degupan jantung Yuki yang entah kenapa malah semakin bertambah cepat tiap detiknya. Gadis berambut hitam itu gugup dan merasa sangat kikuk bukan main.
Apa-apaan ini? Pikiran Yuki jadi traveling kemana-mana
Please Yuki, tenang! Semuanya cuman bayangan kamu, huuff ... .
Untungnya Yuki teringat bahwa sejak pagi itu dirinya kedatangan tamu bulanan, gadis itu jadi lebih lega. Meskipun begitu, jantung Yuki terus saja berdetak kencang, padahal Yuki sudah berusaha meminimalisir hal tersebut. Apalagi ketika mengingat Haruto yang tadi pagi sukses mengucap janji suci di depan pendeta dan juga para jemaat lainnya.
Sklera Yuki membulat setelah berotasi hampir seratus delapan puluh derajat dari sebuah bingkai foto di atas nakas. Haruto berdiri di sana, tepatnya tak jauh dari pintu kamar mandi dengan celana training berwarna hitam yang dipadukan dengan atasan kaus berwarna putih polos, ditambah lagi dengan rambut basahnya yang menjuntai sampai meneteskan buliran air. Jujur, Yuki terpanah sejemang karenanya.
Deg deg deg.
Gilak nih orang, beneran manusia atau anime sih?
Pemuda bermata seindah laut Jeju juga menatapnya singkat sambil mengibaskan rambutnya badai, berjalan santai tanpa mempedulikan Yuki yang mematung tanpa sadar.
Bukaan mulut Yuki semakin lebar secara singkat setelah terpergok oleh Haruto tengah menatapnya. Tahu kalau istrinya tengah terkagum-kagum dengan wajahnya, Haruto pun bertanya asal, "Kenapa?"
Saat itu juga Yuki mengalihkan pandangan ke segala arah karena salah tingkah ditatap seperti itu oleh suami-- Haruto maksudnya. Pandangan mata monolid itu bergerak asal guna menghindari tatapan tajam yang diberikan Haruto. Sebenarnya tidak tajam, hanya saja Yuki yang takut menatapnya.
"Enggak, gak papa. Kayanya ada nyamuk deh," ucapnya beralibi.
"Padahal kamar ini nggak ada nyamuk sama sekali."
Menyadari perkataan Haruto yang memang benar adanya Yuki pun kicep sembari tersenyum malu.
Bener juga, kamar sebagus ini gak mungkin ada nyamuknya. Duh, Yuki ... Yuki. Gimana sih!
Jika pemuda yang berdiri di samping nakas itu 'mau' maka dia akan tertawa terbahak detik ini juga, pasalnya wajah Yuki itu jadi memerah karena merasa malu hal itu tampak lucu, sayangnya Haruto tidak semudah itu bisa tertawa di depan orang asing yang baru saja menyandang status sebagai istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Wife || Haruto
Teen Fiction[2nd story] Genre : Fanfiction, Teenfiction, Romance. Watanabe Haruto berusaha mati-matian menyembunyikan istrinya dari sorotan publik. Satu rahasia besar ini tak akan pernah ia ungkapkan sampai kapan pun, atau mungkin selamanya. Sstt! Ini rahasia...