28. Let's be friend

1.1K 78 8
                                    

Alarm yang berdering di pagi hari berhasil menarik kesadaran Haruto dari tidurnya. Pemuda itu mematikan benda sialan di atas nakas dengan sebelah tangan, matanya kemudian melirik ke samping setelah rasa kebas terasa di bagian lengannya yang Yuki jadikan bantal sejak semalam.

 Pemuda itu mematikan benda sialan di atas nakas dengan sebelah tangan, matanya kemudian melirik ke samping setelah rasa kebas terasa di bagian lengannya yang Yuki jadikan bantal sejak semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Please imagine)

Senyumnya mengembang ketika ujung hidung lancipnya hampir menyentuh pucuk hidung Yuki yang terlelap dalam pelukan hangat Haruto saat ia berbalik.

Napas teratur gadis itu membuat Haruto terkekeh tanpa sebab. "Lucu!" serunya gemas.

Menatap Yuki dari dekat seperti ini terkadang menjadi sebuah momen yang istimewa bagi Haruto. Jarang-jarang kan ia dan Yuki tidur seintim ini, apalagi sebentar lagi mereka akan berpisah. Jangankan tidur seperti ini, memindahkan guling yang biasanya menjadi pembatas daerah tidur dua orang saling beradu punggung saja tak pernah. Eh tidak! Maksudnya jarang.

Sepertinya Haruto benar-benar akan merindukan Yuki.

Seberantakan apapun cara tidur Yuki, mau melongo atau bahkan sampai ngiler, Haruto tak peduli. Karena yang kini Haruto sadari, Kiyomizu Yuki itu tetap cantik mau dilihat dari sudut manapun. Yuki cantik dengan caranya sendiri.

"Sayang, Makasih hadiahnya semalem. I love you." Haruto berkata lirih yang kemudian ia akhiri dengan kecupan manis pada bibir Yuki.

Khawatir jika tidur pulas Yuki terganggu, pelan-pelan Haruto menarik tangannya hingga terbebas. Yuki mengeliat kecil, mencari posisi yang sekiranya terasa nyaman untuk melanjutkan tidurnya yang sempat sedikit terusik.

Sedangkan Haruto malah mengkurap dengan kedua tangan yang menyangga pada rahang, mengamati wajah Yuki yang semalam sempat ia buat menangis lagi.

Sedangkan Haruto malah mengkurap dengan kedua tangan yang menyangga pada rahang, mengamati wajah Yuki yang semalam sempat ia buat menangis lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dibangunin nggak ya?" dilema Haruto. Tak tega sebenarnya melihat wajah Yuki yang begitu damai dan pulas.

Entah Yuki akan masuk sekolah atau tidak hari ini yang jelas Haruto ingin Yuki turun dan sarapan bersama di meja makan agar maagnya tidak kambuh seperti kemarin. Sebab Haruto yakin wangi masakan yang tercium diciptakan oleh bumbu dapur yang menguar karena panasnya api cemburu--kompor.

Hidden Wife || Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang