34. Misunderstand

937 78 15
                                    

"Masuk nggak ya?"

"Yaa! Ruto-ssi?" Yang dipanggil terperanjat.

"Hyeong ...." Mengusap tengkuknya malu-malu, Haruto akhirnya memberanikan diri untuk masuk sepenuhnya ke dalam kamar Hyunsuk yang mana di dalamnya juga ada Park Jihoon sedang sibuk melipati baju.

"Loh, nih bocah tiba-tiba udah di sini aja." Bocah yang mau punya bocah itu menyengir menanggapi perkataan Jihoon. "Dari mana aja lo? Gue kirain kemaren lo nginep di studio, taunya ternyata minggat gatau kemana. Nggak bilang-bilang lagi, tau gitu kalo perginya jauh gue mau nitip oleh-oleh --"

"Ji," panggil Hyunsuk memotong ucapan Jihoon yang membuat cowok Pisces itu menoleh.

"Ha?" sahutnya.

"Gue ... mau bicara empat mata sama Haruto."

Tahu dengan sinyal yang diberikan Hyunsuk padanya, Jihoon kemudian mengemasi barang-barangnya dan langsung bergegas meninggalkan ruangan tersebut.

Jihoon tahu, sepertinya ada sesuatu hal serius yang berusaha Hyunsuk dan Haruto tutupi darinya. Meskipun begitu ia tetap tak keberatan untuk meninggalkan 'double H' itu.

Tangannya menarik kursi kerja Hyunsuk yang berada tak jauh di samping meja, Haruto mendudukkan dirinya dengan perasaan yang sedikit was-was.

Ini seharusnya bukan perkara besar, karena Haruto sudah menceritakan niatnya kepada Hyunsuk sebelum ia mengambil keputusan. Akan tetapi, entah mengapa Haruto merasa aura Choi Hyunsuk sekarang jadi menakutkan. Apa hanya perasaan Haruto saja?

"Gimana?"

Hah? Apanya yang gimana?

"Hmm ... udah, lagunya udah gue aransemen ulang, tinggal ngasih tambahan--"

"Istri lo."

Kicep.

Oke, Hyunsuk menanyakan tentang Yuki, istri Haruto. Jadi di sini yang Hyunsuk maksud keadaan istrinya? Atau bagaimana? Seingat Haruto, ia belum pernah memperkenalkan Hyunsuk ke Yuki. Kelihatannya Hyunsuk care sekali ya.

"Ooh ... baik, i-istri gue baik."

"Kata Jongu, Hyeong mau ngomong sesuatu sama gue?"

"Lo dulu, gue tau lo banyak yang mau diobrolin sama gue. Kasian batin lo, nggak ada istirahatnya."

Terlihat dari sorot matanya yang tidak bisa diam pada satu tempat, Haruto tampak gusar.

"Kemaren, sebelum gue mutusin buat bawa Yuki ke Korea, gue sempet emm apa ya ... berantem? enggak, enggak, lebih tepatnya adu mulut sama Mama. Bukan ... bukan soal gue durhaka sama orang tua, tapi Mama nentang keputusan gue buat bawa Yuki ke sini."

"Mama nggak ngijinin gue buat bawa Yuki. Secara nggak langsung gue ngerasa kayak ... diremehkan." Haruto mengangguk tipis.

"Tapi pada ujungnya Mama lo ngijinin kan buat bawa Yuki ke Korea? Lo nggak balik sendiri kan kemaren?"

"Iya. Gue sama Yuki sekarang, dia di Korea. Itu karena gue yang sempet bentrok pendapat sama Mama. Jujur, baru kali ini gue ngerasa jadi anak yang nggak baik karena gue nggak dengerin perkataan Mama."

"Itu tandanya lo sayang sama istri lo."

"Sayang?" Haruto tertawa. "Haha! Jangan becanda deh Hyeong."

"Pertanyaannya, sekarang istri lo dimana? Nggak mungkin kan lo bawa ke dorm?"

"Nah itu! Itu yang mau gue bahas sama lo, Hyeong." Haruto merapatkan duduknya mendekat ke arah Hyunsuk. "Kemaren gue minta kunci apartemennya ke Manager-nim——"

Hidden Wife || Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang