Jika langit malam berubah menjadi terang, hilangnya bintang dan terbitnya sang fajar, bersamaan dengan itu Watanabe Haruto sepenuhnya sadar bahwa kini dirinya telah ditelan rutinitas baru sepadat jalanan Tokyo pada akhir pekan.
Terbilang sangat sukses dengan debutnya, Treasure kini kebanjiran tawaran dari perusahaan besar di mana-mana. Layaknya artis senior, Jeongwoo jadi kewalahan mengatur jadwal setor kotoran di pagi hari, yang biasanya jam tujuh sekarang ia percepat lagi di jam enam agar tak merusak schedule yang telah di buat agensi. Belum lagi jika ada siaran radio yang bertabrakan dengan jadwal latihan harian mereka. Tak mau munafik, rasanya begitu lelah ketimbang menunggu kepastian debut mereka yang digantung oleh agensi setahun lalu.
Ahh, tapi rasa lelah itu terbayarkan sudah setelah Hyunsuk dan Jihoon masuk dengan membawa banyak makanan sekaligus minuman dalam sebuah kantong plastik berukuran besar.
Pria bertopi dengan style hip-hop itu berjalan cepat bersama dengan satu pria sebaya di sampingnya, Park Jihoon! Pemuda itu juga membawa kantong plastik dan satu cup bubble tea di sebelah tangan lainnya.
"Woah, Hyung~ baik banget!"
"Woah, terimakasih!" seru mereka menyadari kalau Hyunsuk dan Jihoon datang tak hanya membawa badan saja layaknya hari biasa. Kim Junkyu dengan keringat yang meleleh di sepanjang pelipis berlari kecil menghampiri kresek yang di bawa Hyunsuk.
"Woah, Hyung! Isinya apa?" tanya Junkyu antusias.
"Hamburger."
Senang dengan jawaban yang diberikan pemimpin mereka, satu persatu pun mulai menghampiri makanan beraroma sedap itu.
"Junghwan-ie~"
"Ya, Hyung?" teriak Junghwan menyahuti panggilan Yoshi, lanjut berlari menghampiri pemuda yang duduk lesehan tak jauh darinya.
"Nih tomatnya, sehat-sehat ya uri Super King Cow Baby!"
Bagai unta menemukan air di tengah gersangnya padang pasir, namun sepertinya bukan lagi perumpamaan yang pas bagi dua belas piyak kelaparan ini, karena baru saja selang sepuluh menit semuanya sudah ludes tak tersisa.
"Kenyangnya~"
"Ruto-ya, jangan makan banyak-banyak, nanti perut kotak lo ilang baru tau rasa!"
"Ho enggak dong, Hyung! Kan gue makannya menikmati dan nggak buru-buru, jadi makanan yang dimakan bakalan dicerna sama lambung dengan baik," tutur Haruto menampik perkataan Hyunsuk.
"Itu mah Junghwan. Liat, perutnya aja kayak balon gitu," sambung Haruto mulai menggoda So Junghwan yang bahkan sebelumnya malah sibuk menyerang daerah lawan dalam game online bersama Asahi dan Yedam.
"Ya ya ya! Jangan body swimming dong, Hyung!"
"Body shamming, Wan!" sahut Jihoon.
"Ya itu pokoknya."
Hyunsuk mendengus. "Mentang-mentang punya perut bagus ya lo."
"Hyung iri kan? Iya kan? Kan, kan?"
"Iyalah, dia mana punya perut sebagus kita, yakan," cetus Jihoon menimpali, setuju dengan perkataan Haruto. Lalu keduanya high five di udara dan menertawakan wajah kesal Hyunsuk dengan keras.
"Haha! Muka lo itu nggak lucu sama sekali tauk, malah pengen nampol liatnya." Ucapan Jihoon barusan langsung disambut gelak tawa oleh teman-temannya, tak ketinggalan Jaehyuk dan juga Doyoung.
Lalu Asahi yang hendak menyahuti malah tersedak liurnya sendiri. "Uhuuk uhuuk! Diem dulu woi! Kasih gue minum!" Asahi langsung berdiri dan bergegas untuk menjangkau minuman di balik kantong plastik yang berada di pojokan, sisa mereka tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Wife || Haruto
Fiksi Remaja[2nd story] Genre : Fanfiction, Teenfiction, Romance. Watanabe Haruto berusaha mati-matian menyembunyikan istrinya dari sorotan publik. Satu rahasia besar ini tak akan pernah ia ungkapkan sampai kapan pun, atau mungkin selamanya. Sstt! Ini rahasia...